Baikan Bukan Balikan

576 84 18
                                    

Membiarkan Bulan berlalu dan kehilangan gadis itu masih menjadi hal yang ditakuti Samudra. Dirinya belum rela melepas Bulan dengan segala kesalahpahaman dari gadis itu. Samudra tidak ingin melepas Bulan dengan luka di hati gadis itu yang telah ia torehkan.

Meski semua orang memintanya untuk memberi Bulan waktu, Samudra tidak pernah mengindahkannya. Ia hanya takut Bulan direbut orang lain jika dirinya berdiam diri terlalu lama. Melihat gadis itu bersama Kenzo tempo hari sudah cukup membuatnya ketakutan. Hari itu Samudra nekat pergi ke rumah Bulan karena panggilan telepon yang selalu diabaikan oleh gadis itu. Ia tidak perduli andai seisi rumah mengusirnya.

Ayah Bulan yang pertama kali menemuinya. Respon pria itu sesuai dengan prediksinya. Abimayu menolak mentah-menyah kehadiran Samudra dan memintanya berhenti mengaggu Bulan. Namun Samudra tetap memohon agar diberi kesempatan untuk menemui gadis itu.

"Bulan gak boleh pacaran!" seru Abimayu tegas sembari menatap Samudra tajam. "Kalau pun boleh, bukan kamu orangnya!" sambungnya.

"Saya hanya ingin minta maaf, Om," ucap Samudra dengan wajah sendunya.

"Saya sudah mendengar semua tentang kamu dan kenapa kamu mendekati anak saya. Kamu pikir saya akan membiarkan kamu menemuinya dan melukai perasaan Bulan lagi? Pergi!"

Samudra melangkah lunglai. Apakah ini semua hasil dari keegoisannya selama ini?

"Sam!" Naoh memanggilnya dari dalam rumah ketika Samudra hendak menyalakan motornya. "Ngobrol di kamar gue aja. Ayah emang gitu, orangnya keras."

Keduanya melangkah memasuki lift. Mengantar mereka ke lantai tiga tempat dimana kamar Noah dan Bulan berada.

"Adik gue gak ada di rumah. Lagi keluar sama Bunda. Lo serius sama adik gue? Atau ada maksud lain lagi?" tanya Noah sembari melangkah menuju kamarnya dan menunjuk kamar Bulan.

"Gue serius, Bang. Gue sayang sama Bulan. Gak ada maksud lain selain minta maaf dan baikan."

Noah membuka pintu kamarnya mempersilahkan Samudra untuk masuk. Lelaki itu mendudukkan dirinya di tepi ranjang setelah menarik kursi untuk Samudra.

"Lo tahu gimana kerasnya Ayah selama ini ke Bulan? Kenapa lo berani datang ke rumah? Menurut lo apa Ayah gak akan marahin Bulan?"

Samudra menggeleng.

"Alvin nemuin bokap gue beberapa waktu lalu. Gue gak tahu apa aja yang dia bilang. Tapi ayah marah ke Bulan dan kelihatan kesel banget sama lo."

"Alvin lagi?" gumam Samudra.

Samudra kini paham mengapa Alvin menemui Mawar bahkan orang tua Bulan. Lelaki itu ingin menjauhkan Bulan darinya karena dia tahu Noah dan Bulan bersaudara. Alvin tidak mau Samudra terlalu dekat dengan Noah dan kelakuannya terungkap. Itu artinya, karena Alvin juga hubungannya dengan Bulan menjadi renggang.

Samudra mengeluarkan ponsel Laura dari saku jaketnya dan memberikannya pada Noah. Kepalanya tertunduk. "Ini handphone Laura. Gue udah tahu semuanya. Ternyata Alvin pelakunya. Gue bodoh banget selama ini mikir kalau dia baik."

Noah mengembuskan napas berat. "Bagus lah kalau lo udah tahu. Gue berharap dia gak bisa hidup tenang setelah ini."

"Bang, ada notes yang Laura tulis buat lo di sana."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Pertama RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang