Manusia Keras Kepala

574 65 20
                                    

Samudra memijat pelipisnya sembari memandang foto Laura ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Samudra memijat pelipisnya sembari memandang foto Laura ditangannya. Ia benar-benar seperti kehilangan arah dan kebingungan harus memulai menata hidupnya dari mana. Hubungannya dengan Bulan makin memburuk. Kenzo memilih meninggalkannya, dan kehadiran Noah yang membuatnya sedikit mempertanyakan hubungan Alvin dengan kematian kakaknya membuatnya pusing.

Daffa menghampirinya. Duduk di sebelah Samudra sembari menepuk pundak lelaki itu. Samudra menoleh dan menatap Daffa serius. Kali ini ia memang harus mengikuti saran lelaki itu untuk merubah dirinya. Setidaknya untuk lebih perduli pada orang-orang sekitarnya.

Di single sofa, ada Mawar yang sedari tadi sibuk membaca buku. Gadis itu memang suka sekali membaca. Dulu kerika Mawar marah, Samudra tinggal memberinya beberapa buku baru maka gadis itu akan kembali luluh.

"Gue harus ngapain sekarang, Daff?"

"Lupain masalah orang tua lo dan cari tahu Alvin itu siapa," sahut Mawar

Samudra menoleh pada Daffa untuk mencari validasi apakah ucapan Mawar itu benar. Daffa menaikkan alisnya tanda setuju.

"Selain Alvin, kamu juga harus nyari tahu tentang Noah. Aku tahu dia kakak dari perempuan yang kamu sayang. Tapi kalau kamu beneran mau nyari tahu soal kematian Laura, Noah juga harus diselidikin."

"Bener kata Mawar, Sam. Lo gak pernah tahu, kan kalau Laura punya sahabat cowok? Noah juga gak ada di sini ketika kakak lo meninggal, tapi dari cerita lo seolah dia tahu banyak hal tentang kematian Laura. Aneh gak sih?" imbuh Daffa.

"Terus Bulan?"

"Al, kasi dia waktu dulu. Kamu gak akan bisa bicara baik-baik sama orang yang masih marah. Biarin amarahnya reda dulu. Nanti jelasin pelan-pelan."

"Aku butuh dia, Le. Gimana kalau aku beneran kehilangan dia?"

Daffa menepuk pundak Samudra. "Jangan egois kalau lo emang beneran mau dia kembali."

"Kita bakal bantu kamu kok, Al. Ya kan Daff?" Mawar menutup bukunya dan menatap Samudra serius. "Kita cari tahu soal Alvin dan Noah dulu. Urusan Bulan kita pikirin nanti."

"Gue setuju sama Mawar, Sam. Lo beneran harus cari tahu soal kematian kakak lo."

"Kita mulai dari mana?" tanya Samudra menatap dua orang di sebelahnya bergantian.

"Temuin Noah dan cari informasi sebanyak-banyaknya. Kalau mereka memang bersahabat, harusnya dia tahu banyak soal Laura."

"Bener kata Daffa, Al. Tapi kamu jangan langsung percaya gitu aja. Kita jauh lebih mengenal Alvin dari dia."

Samudra paham. Namun sebelum bertemu dengan Noah, ia ingin pergi ke rumah orang tuanya untuk mencari beberapa barang milik Laura yang mungkin bisa ia tanyakan pada Noah saat mereka bertemu nanti. Atau mungkin bisa ia jadikan petunjuk.

"Le, temenin aku dulu yuk!"

"Kemana?"

"Ke rumah orang tuaku." Mawar dan Daffa mengernyitkan dahi kemudian keduanya langsung paham tujuan Samudra kesana.

Cinta Pertama RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang