Bulan dikagetkan dengan kehadiran lelaki yang tiba-tiba membantunya memasukkan belanjaan ke dalam bagasi mobilnya. Lelaki itu memamerkan senyum tipis andalannya tanpa bersuara meski Bulan sudah menukikkan alisnya.
"Kok tiba-tiba ada di sini?"
"Gak sengaja lihat kamu."
Bulan mengangguk kemudian kembali sibuk memasukkan belanjaannya yang tentu lelaki itu juga masih membantunya.
"Kamu mau ikut aku gak Kak?" tanya Bulan ketika dan berharap penuh kalau Samudra bersedia ikut dengannya. Keduanya kini berada di depa sebuah supermarket saat Bulan sedang kerepotan memindahkan belanjaannya.
"Kemana?" tanya Samudra namun Bulan tidak menjawab. Ia sibuk memasukkan belanjaanya ke dalam mobil.
Samudra mengernyitkan dahinya ketika Bulan memintanya berhenti di depan sebuah bangunan bertuliskan Yayasan Rumah Sehat Indonesia. Samudra pernah mendengarnya. Tempat itu adalah sebuah yayasan yang menampung beberapa anak penderita kanker. Bulan memberi isyarat agar Samudra ikut turun bersamanya dan membantu mambawa beberapa belanjaan yang tadi Bulan beli di supermarket.
Seorang wanita paruh baya berambut abu-abu menyambut kehadiran Bulan dengan ramah. Samudra dapat menilai kalau keduanya cukup akrab. Sepertinya Bulan sering datang ke tempat itu.
"Oh iya, Bu. Kenalin ini Samudra teman Bulan. Kak, ini Bu Prapti pemilik sekaligus pengurus yayasan ini."
Keduanya berjabat tangan untuk berkenalan kemudian Bu Prapti mengajak keduanya masuk. Ada beberapa pengunjung ketika Bulan tiba di sana siang itu sedang bercakap dengan pengurus panti lainnya. Bu Prapti menawari Bulan dan Samudra minum air dalam gelas kemasan yang berada di atas meja kemudian Bulan mengambil dua untuknya dan Samudra.
"Nak Bulan, Ibu agak kaget sama transferan kamu kemarin. Makasi banyak ya, Nak," ucap Bu Prapti sambil mengelus punggung tangan Bulan lembut. Samudra diam sembari menyedot minumannya perlahan sembari mendengarkan percakapan dua perempuan itu.
"Sama-sama, Bu. Semoga bisa bermanfaat. Itu Bunda yang ngelebihin."
"Sampaikan terima kasih Ibu untuk orang tua kamu juga ya, Nak. Semoga rezekinya makin lancar."
"Amin. Bulan boleh ketemu adik-adik, Bu? Sekalian mau kenalin Kak Sam ke mereka. Kamu mau kan Kak?"
Samudra mengangguk.
"Kak Bulan!" beberapa anak menyambut Bulan dengan hangat setelah Bu Prapti menemani mereka naik ke lantai atas. Bulan menghampiri dan memeluk mereka satu persatu sambil mengelus kepala anak-anak itu. Wajah pucat mereka berbinar ketika melihat kehadiran Bulan ke tempat itu.
"Kalian apa kabar?" tanya Bulan. "Kak Bulan bawa mainan dan baju baru buat kalian. Suka nggak?" anak-anak itu bersorak bahagia menyambut pemberian Bulan. Mereka tersenyum riang mengelilingi gadis itu ketika Bulan membagikan satu persatu pakaian dan mainan baru untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama Rembulan
General FictionBeraksi dari panggung ke panggung berasama The Orion, band yang dibentuknya beberapa tahun lalu dan kini sedang naik daun ternyata tidak bisa membuat seorang Samudra Alterio berhenti kesepian. Hidupnya masih terasa kosong meski ada ribuan penggemar...