Beraksi dari panggung ke panggung berasama The Orion, band yang dibentuknya beberapa tahun lalu dan kini sedang naik daun ternyata tidak bisa membuat seorang Samudra Alterio berhenti kesepian. Hidupnya masih terasa kosong meski ada ribuan penggemar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bulan duduk di kantin kampusnya bersama Nadia yang sedang merengut. Siang itu alih-alih memasuki kelas, Nadia memilih menemui Bulan yang sedang menunggu kedatangan Samudra yang telah berjanji untuk menemuinya. Bulan tidak tahu cara apa yang akan lelaki itu lakukan agar tidak menciptakan kehebohan seperti yang disebutkannya.
Bulan menatap Nadia yang sedang sibuk menggerutu sembari menatap layar ponselnya. "Berantem sama Daffa atau kenapa? Dari tadi muka lo asem banget."
"Daffa nyebelin," sahut Nadia dengan tangan yang sepertinya sedang mengetik panjang lebar di ponselnya karena dari tadi Bulan perhatikan gadis itu tidak berhenti mengetik.
"Kenapa dia?"
"Gue kan semalem ketiduran ya, dan lupa ngabarin dia kalau udah di rumah. Lo tahu sendiri kegiatan dan tugas gue mulai menggila. Wajar dong, capek. Tapi dia malah kesel sendiri perkara gue ketiduran dan lupa ngabarin dia."
"Kangen mungkin dia. Tapi Nad, bukannya dalam hubungan, berantem itu juga perlu buat nguatin hubungan itu? Lo yang sabar, ya. Gue yakin berantemnya kalian hari ini itu buat bikin kalian sadar kalau kalian itu saling sayang," tutur Bulan sembari mengelus lengan Nadia yang duduk di sebelahnya. Wajahnya terlihat serius dan meyakinkan.
"Sok tahu kaya udah berpengalaman aja," sahut Nadia tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel.
Begitulah Nadia, selalu berhasil menggagalkan suasana dramatis yang sedang berusaha Bulan bangun. Bulan mendengus sambil memutar bola matanya.
"Mending gue diem deh kalau gitu. Buang-buang energi memang ngomong sama lo."
"Emang. Mending lo diem dan pikirin kehebohan apa yang akan pacar lo bawa ke sini!"
Sebenarnya Bulan ingin bercerita mengenai hubungan Noah dan Laura dan rasa penasarannya mengenai kematian perempuan itu. Pasti begitu menyakitkan sehingga Alvin melarangnya membahas itu pada Samudra, dan Noah bahkan terlihat begitu terluka. Dari sekilas yang Bulan dengar saja sudah membuatnya ngeri dan paham semenakutkan apa kejadian itu untuk Samudra. Mungkin karena itu juga Noah selalu berusaha menjaga pergaulannya. Ia mengurungkan niatnya untuk bercerita karena Nadia terlihat tidak baik-baik saja hari itu.
"Gue bisa bantu apa, Nad?"
Belum sempat Nadia menjawab, seorang lelaki menghampirinya membawa dua kantong berisi makanan ringan dan minuman kemasan. Dia menyerahkannya pada Nadia yang membuat gadis itu mengernyit.
"Pacar lo di sebelah gue," ucapnya kemudian kembali menatap layar ponselnya.
"Dari Daffa," sahut Samudra singkat.
Nadia menghela napas. Bisa-bisanya sahabatnya jatuh hati pada canebo kering berwajah menawan macam Samudra. Ia meraih bungkusan yang dibawa Samudra. Di dalamnya ada banyak makanan kesukaannya.
"Daffa di parkiran." Singkat, padat dan menyebalkan. Lelaki seperti Samudra tidak akan pernah masuk ke dalam daftar lelaki idaman versi Nadia. Dan herannya, kenpa Bulan betah?