Ketukan di pintu kamar Bulan membuat gadis itu makin gusar. Setelah seharian menghadapi manusia-manusia aneh di kampus, dan beberapa kali memutar ulang video yang disebar oleh salah satu akun gosip, Bulan sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya di rumah.Disidang.
Ayah duduk di ruang keluarga, menyesap secangkir teh hangat dengan kaki yang disilangkan. Tatapan tajam menikam diberikan pada Bulan yang baru saja melangkah dengan ragu mendekatinya. Tidak ada sapaan, tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulut Ayah. Hanya tatapan tajam namun mampu membuat Bulan mengigil.
"Do you wanna tell something?"
Bulan mematung. Ketika Ayah sudah berbicara dengan bahasa Inggris, itu artinya ia dalam masalah serius.
"Sit down, and tell me!"
Gadis itu melangkah ragu dan takut-takut duduk di sebelah ayahnya. Bunda menyusul dan mendudukkan diri di sebelah Bulan.
"Is he your boyfriend?"
Bulan masih terdiam dengan kepala yang tertunduk.
"Bulan, jawab Ayah!"
Gadis itu menggelengkan kepalanya. Tatapan ayah bener-benar membuatnya merasa terintimidasi.
"Give me a honest answer. I don't like liar!"
"Iya .... Yah," sahut Bulan ragu.
"Sejak kapan kamu boleh pacaran?"
"Yah, Bulan udah besar. Apa salahnya dia punya teman dekat?"
"Bun, just let me talk to her. I don't need your opinion for now. Sorry."
Bulan meremas ujung kaosnya. Mendengar pembelaan dari Bunda, satu keberanian menghampirinya. Ia harus berani berbicara demi sedikit kebebasan yang selama ini selalu diharapkannya.
"Bulan udah 19 tahun, Yah. Sudah bisa jaga diri dan Bulan udah bisa bedain mana yang benar dan mana yang salah."
"Nggak, Bulan. Kamu masih terlalu muda. Kamu sebaiknya fokus sama kuliah kamu. Don't waste yout time for doing all the stupid things, Bulan!"
Bulan menghela napas.
"Pantas saja kamu suka nonton konser belakangan ini. Ternyata kamu pacaran sama personel band yang kamu tonton. From now on, kamu gak Ayah izinin nonton konser lagi!"
"Yah...." Bulan ingin protes namun tertahan. Ia tahu semakin dirinya membantah, semakin kuat larangan Ayah untuknya. Ia hanya bisa memajukan bibirnya sambil mengumpat dalam hati dan mengacak rambutnya.
"Just stay home and be a good girl. Lagi pula setiap minggu kamu juga bisa jalan sama Bunda."
Bulan kembali menundukkan kepalanya. Tidak ada bantahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama Rembulan
Fiksi UmumBeraksi dari panggung ke panggung berasama The Orion, band yang dibentuknya beberapa tahun lalu dan kini sedang naik daun ternyata tidak bisa membuat seorang Samudra Alterio berhenti kesepian. Hidupnya masih terasa kosong meski ada ribuan penggemar...