Beraksi dari panggung ke panggung berasama The Orion, band yang dibentuknya beberapa tahun lalu dan kini sedang naik daun ternyata tidak bisa membuat seorang Samudra Alterio berhenti kesepian. Hidupnya masih terasa kosong meski ada ribuan penggemar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bulan memicingkan matanya ketika melihat siapa yang datang besama Nadia. Sore itu mereka berencana menonton film untuk membunuh rasa bosannya. Nadia berkata ada orang yang ingin bergabung dengan mereka juga dan Bulan langsung setuju. Bulan sering mendapat teman baru lewat pergaulan Nadia yang luas jadi dia senang-senang saja kalau ada teman Nadia yang ingin ikut bergabung dengannya. Namun sore itu berbeda. Lelaki yang datang bersama Nadia itu menutup seluruh wajahnya. Masker dan kaca mata, juga topi yang menutupi kepalanya.
"Nad, temen lo ompong ya makanya mukanya ditutupin gitu? Atau matanya juling?" bisik Bulan yang berjalan di sebelah Nadia memasuki bioskop yang terletak di dalam mall itu.
Nadia terkekeh mendengarnya. "Takut lo pingsan kalau dia nunjukin mukanya," sahut Nadia dengan suara yang juga rendah.
"Kalau Samudra yang lo ajak ke sini kemungkinan sih gue bakal pingsan."
"Mau nonton film apa, yang? Tanya lelaki yang tidak mau menunjukkan wajahnya itu pada Nadia membuat Bulan menukikkan alisnya.
Yang?
Sepanjang film yang mereka tonton diputar, Bulan dibuat terbengong-bengong dengan kalakuan sahabatnya itu. Nadia menatap lurus ke depan dengan kepala yang menyender di bahu lelaki itu dan sesekali kepalanya dielus.
"Sialan gue beneran jadi obat nyamuk."
Bulan sama sekali tidak fokus pada tontonannya padahal ia ingin berusaha fokus agar kegiatan Nadia itu tidak membuatnya kesal. Namun, rasa penasaran menari di kepalanya. Nadia benar-benar punya pacar? Sejak kapan? Mengapa dirinya tidak pernah tahu hal itu sementara Bulan selalu membagi apapun soal dirinya. Tidak ada rahasia diantara keduanya selama belasan tahun bersahabat.
"Bulan, dari tadi kita jalan bareng tapi belum kenalan. Gak enak rasanya jalan bertiga tapi yang dua gak saling kenal," ucap lelaki yang masih enggan membuka penutup wajahnya saat film berakhir itu.
"Minimal buka dulu, Bang itu penutup mukanya. Berasa jalan sama ninja kita," sahut Bulan ketus.
"Dibilang takut lo pingsan," ujar Nadia yang kini berjalan bergandengan dengan lelaki itu.
Baiklah sekarang Bulan benar-benar jadi obat nyamuk.
"Temen aku mau gabung, gak apa-apa, kan?" tanya lelaki itu.
Nadia mengangguk penuh semangat sementara Bulan mendengus. Dari mana sahabatnya itu menemukan lelaki aneh ini dan dijadikan pacar?
"Astaga masih ada lagi yang modelan begini. Buronan ya kalian?" gumam Bulan ketika seorang lelaki menghampiri mereka yang sedang duduk di lantai dasar mall tersebut menanti kedatangan pria itu. Lelaki yang datang sama saja. Berpenampilan seperti ninja dengan seluruh wajah yang tertutup. Bedanya lelaki itu tidak memakai topi melainkan kupluk hoodie yang digunakan untuk menutupi kepalanya.
"Nadia nemu dimana yang beginian?" gumam Bulan lagi membuat Nadia yang mendengarnya tertawa geli.
"Nah, kalo gini kan lo gak jadi obat nyamuk lagi, Lan," ujar Nadia dengan senyum miring yang tersungging di wajahnya. "By the way, habis ini gue mau nagih janji. Jajanin gue selama sebulan dan turutin semua kemauan gue," bisik Nadia di sebelah kepala Bulan.