"Maaf soal pipimu" ucap Ariel merasa bersalah karena telah memberikan bercak lima jari yang lumayan awet di pipi Adionel. Salahkan lelaki ini yang tiba-tiba berucap ingin menghamilinya, tentu saja Ariel takut dan refleks menampar keras wajah Adionel. Dan tentu saja malam itu keduanya tidak jadi melakukan ritual suami istri mereka.
"Tak apa, aku suka" jawab Adionel tersenyum kecil tanpa menatap sang istri.
Berbeda dengan Adionel yang nampak bahagia, Ariel menatap suaminya itu horor. Perlahan ia melangkah ke samping, menjauhi Adionel. Sembari komat Kamit di dalam hati berharap semoga pria ini tidak memintanya melakukan hal-hal ekstrim.
Ceklek
Pintu besar itu terbuka, menampilkan karpet merah yang mengarah langsung ke kursi takhta. Di sisi kanan dan kiri telah hadir ratusan tamu undangan yang akan menyaksikan prosesi penobatan sakral dari raja Hasgan dan ratunya.
Ariel dan Adionel berjalan berdampingan, jubah dengan warna indigo itu terseret seraya keduanya berjalan mendekati pendeta yang sudah bersiap untuk menobatkan mereka.
Iringan lagu rohani menghiasi langkah mereka menuju penobatan ke tingkat tertinggi, seolah menjadi makna simbolis bahwa setiap langkah yang mereka ambil adalah perintah dan berkah dari Tuhan itu sendiri.
Sesampainya mereka di hadapan pendeta, keduanya pun berlutut seraya pendeta merapalkan doa-doa.
Satu orang yang bertugas memegang bantal yang di atasnya terletak sepasang mahkota pun maju dan menyerahkan mahkota itu pada pendeta. Pendeta yang masih merapalkan doa mengambil mahkota yang lebih besar, dan memasangkannya ke kepala Adionel. Kemudian berbalik dan mengambil kembali mahkota yang lebih kecil, dan memasangkannya di kepala Ariel.
Satu orang kembali maju dan membawakan bantal yang di atasnya terletak sebuah Sceptre dan Orb, yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan. Adionel mengambil kedua benda itu dan berbalik menghadap ke seluruh tamu undangan, diikuti oleh Ariel yang berdiri satu langkah di belakangnya.
"Atas berkat Tuhan, saya persembahkan Raja Adionel el Hasgan III, dan Ratu Arielle el Hasgan" ucap pendeta setelah selesai merapalkan doa.
"Raja Adionel el Hasgan III dan Ratu Arielle el Hasgan" ucap seluruh tamu yang hadir bersamaan.
Prok prok prok
Tepuk tangan meriah pun terdengar, upacara penobatan selesai.
Arielle mendongak menatap Adionel yang menarik nafas panjang, rasa gugup dan lega bisa terlihat darinya meski begitu tipis. Ariel pun merasa senang, akhirnya pria ini mendapatkan haknya sebagai penerus kerajaan Hasgan.
'Kau pasti akan menjadi raja yang hebat'
Ucapan Ariel seolah menjadi mantra, tak terasa tujuh bulan sudah berlalu sejak kenaikan takhta Adionel. Dan dalam tujuh bulan pertama, Adionel berhasil memantapkan posisinya sebagai raja.
Memegang kekuasaan penuh, tanpa pengaruh dari bangsawan manapun. Perintahnya mutlak, kepeminpinannya adil, para rakyat sejahtera, para pelaku kriminal dihukum seadil-adilnya.
Memang, yang terjadi tidak seenteng apa yang dikatakan. Ada kalanya ia menghadapi masa-masa sulit. Namun berbagai rintangan terlewati begitu saja, entah bagaimana tak terasa beratnya.
Mungkin terima kasih kepada Ariel yang selalu mendampinginya. Meski Ariel tak selalu memiliki solusi untuknya, setidaknya sang istri senantiasa menemani di saat-saat kritis. Dan bagi Adionel, itu saja sudah lebih dari cukup.
Di tahun pertama pemerintahannya ini, Adionel tentu disibukkan dengan membangun kerajaannya agar lebih maju dan makmur. Dan akibatnya, ia dan Ariel kini sangat sedikit menghabiskan waktu bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/353413560-288-k517724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wrote This Story
Fantasy[Spin off of I Was The Evil Witch] [HIATUS] Tidak mungkin! Aku bergegas keluar dari kamar mewah itu, kaki kecilku berlari tanpa arah dan tujuan, mencari jawaban dari spekulasi gilaku. Tidak mungkin, kau pasti berbohong. "Ah, Ariel? Putri kecilku sud...