[Spin off of I Was The Evil Witch]
[HIATUS]
Tidak mungkin!
Aku bergegas keluar dari kamar mewah itu, kaki kecilku berlari tanpa arah dan tujuan, mencari jawaban dari spekulasi gilaku.
Tidak mungkin, kau pasti berbohong.
"Ah, Ariel? Putri kecilku sud...
Saat ia berhenti di hadapanku, singa itu menggigit batang pohon besar yang sudah dipotong dan diletakkan di hadapanku. Hingga salah satu taringnya terlepas. Salah satu tamu sampai histeris karena terkejut.
Raphael pun merubah wujudnya. Baju yang ia kenakan pun sangat berbeda dengan orang-orang disini. Apakah itu baju tradisional Ghandhafar?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Hanya ilustrasi)
Raphael meraih taringnya yang lepas itu, dan mencuci darahnya dengan air di dalam sebuah bejana yang terbuat dari emas. Ia kemudian mengambil sebuah kalung rantai emas yang juga sudah disiapkan kemudian membuat simpul pada taring itu sehingga menjadi sebuah kalung. Aku bingung bagaimana cara Raphael mengikatnya, harusnya sulit mengikat gigi dengan rantai logam.
Setelah selesai, Raphael pun berjalan ke arahku. Aku berlutut begitu rendah hingga salah satu dengkulku menggapai lantai, dengan tangan kanan di dada kiriku. Kemudian kembali berdiri menatap Raphael penuh keyakinan dan keberanian di mataku.
Raphael pun memasangkan kalung itu ke leherku, dan sekian detik kemudian-
SRING
Cahaya terang pun keluar dari taring itu, taring singa yang ukurannya tidak biasa itu pun berubah seketika menjadi sebuah obsidian yang warnanya begitu pekat.
"Dengan ini, kau sudah menjadi Ghandhafar sejati. Tak peduli kau bisa berubah menjadi singa atau tidak, obsidian ini adalah bukti bahwa darah Ghandhafar mengalir di dalam tubuhmu"
Aku terdiam dalam kagumku, seketika rasa haru pun menyelimutiku.
Grep
Aku memeluk Raphael dengan eratnya, "Terima kasih ayah" ucapku, terima kasih sudah menerimaku dan memberiku identitas. Ia pun membalas pelukanku, "Apapun untukmu putriku" tukasnya.
Prokrpokrpok
Para tamu pun bertepuk tangan dengan air mata haru mereka.
"Hadiahmu belum sampai disitu nona muda"
Para tamu kini memfokuskan diri pada Althea yang juga maju ke depan.
"Arielle Ghandhafar, hanya itu nama yang kami berikan padamu. Karena kami sudah sepakat, untuk memberikan nama tengahmu pada hari debutantemu, hari ini" ucap Althea berjalan maju ke arahku.
Akupun berdebar gugup, kenapa? Mungkin kalian berpikir, ah itu hanya nama, apa istimewanya? Namun tidak, nama tengah adalah identitas, merupakan bukti paling sederhana bahwa kau adalah seorang bangsawan, merupakan sebuah pujian untukmu, dan juga selayaknya sebuah nama, merupakan sebuah doa.
"Dengan ini, aku, Eolanne Althea de Aquillio, gran duke Aquillio, meresmikan engkau sebagai, Ariel Sigrid Ghandhafar"
Aku pun kembali berlutut dengan sebelah kakiku begitu rendah hingga dengkulku menyentuh lantai. Sebelum akhirnya aku bangkit kembali, dan menatap Althea penuh haru.