[🔞This chapter contains mature contents, please be wise in choosing your reading🔞]
(Karena Dion dan Adionel sudah 90% 'menyatu', mulai sekarang kita panggil Dion saja ya)
~~//~~
"Ah...ah...ah Dion, aku mau-"
"Hm? Keluar lagi?" ucap Dion tertawa kecil, pinggulnya masih bergerak maju dan mundur berirama. Membuat Ariel semakin menggeliat karena gejolak yang seolah ingin meledak dari dalam dirinya.
Tak lupa tangan Dion yang juga aktif memainkan G-spot klitoris milik Ariel. Sedang tangan yang lain menahan kedua kaki Ariel di pundaknya.
"DION! HHNNGG Aaaaahhh~" cairan bening muncrat keluar, perut roti sobek Dion pun kini sudah kuyup karena tersiram cairan cinta dari Ariel.
Dion berhenti sejenak, membiarkan wanitanya mengatur nafas terlebih dahulu. Melihat keadaan Ariel yang sudah sangat kacau membuatnya semakin semakin ingin 'menghancurkan' istrinya itu, namun tentu Dion mampu menahan diri. Ia tidak ingin menyakiti Ariel.
"Hihi" Ariel tertawa kecil, membuat Dion menaikkan sebelah alisnya bingung. "Lagi~" ucap Ariel tersenyum cerah, seperti anak kecil yang baru selesai menaiki wahana hiburan dan ingin naik lagi.
"Tidak lelah, hm?" tanya Dion seraya menyingkirkan rambut Ariel dari wajah cantiknya. Menampilkan wajah yang sudah berkeringat kemerahan itu. "Kita sudah dua hari melakukan ini" tukasnya mengambil segelas air di atas nakas.
"Aku mau lagi! Lagi! Lagi!" ucap Ariel mulai merengek menghentak-hentakkan kakinya.
Dion pun menenggak setengah air di gelas itu, "Minum dulu sayang" ucapnya. Ya, perjuangannya masih jauh. Setidaknya butuh tiga hari lagi untuk 'memuaskan' Ariel. Terima kasih kepada kekuatannya, ia pun tidak merasakan lelah apalagi lemas.
Jadi bisa dikatakan bahwa ialah pasangan yang tepat untuk Ariel.
Ariel menghabiskan air di gelas itu hingga tandas, meletakkan gelas itu sembarangan kemudian bangkit duduk sempoyongan. Menarik tubuh Dion mendekat, "Hihi, Dion~" ucapnya memeluk sang suami.
"Ya Rielku?" balas Dion mengecup lembut bibir istrinya.
"Ayo lagi~" ajak Ariel memelas.
Ah Dion bisa gila, namun ia tidak ingin memperlihatkan sisi gilanya saat ini. "Hmmm bagaimana ya? Aku tidak mau" ucap Dion pura-pura cemberut dan berpaling.
Ariel pun semakin memelas nampak ingin menangis, "Eh kenapaaa?" ucapnya bergeser mencoba menatap mata Dion.
"Lihat punggungku" ucap Dion berbalik menampilkan punggung lebarnya yang kini sudah dihiasi bekas cakaran. Tentu Dion tidak memelihara hewan yang memiliki cakar, semua ini adalah cakaran cinta dari Ariel.
Dengan kekuatannya ia bisa saja menyembuhkan semua luka cakaran ini sekejap mata, namun Dion sangat senang menggoda istrinya. Sayang jika kesempatan ini dilewatkan bukan?
"Oh ya ampun, sakit ya? Pasti sakit. Maafkan aku Dion~" ucap Ariel sudah menitihkan air mata.
Senyum bak mawar pun terbit di wajah Dion, indah namun berduri, begitu manis namun licik. "Hmmm bagaimana ya? Rasanya sakit sekali" ucap Dion berpura-pura sedih.
Grep
Ariel memeluk Dion tiba-tiba, "Hngggg maaf, maafkan aku~" ucapnya mulai menangis.
Dion meraih wajah Ariel, mengangkat wajah itu untuk menatapnya. "Kau mau aku memaafkanmu?" tanya Dion.
Ariel mengangguk dengan wajah memelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wrote This Story
Fantezie[Spin off of I Was The Evil Witch] [HIATUS] [Lanjut kalau mencapai 100k reads] Tidak mungkin! Aku bergegas keluar dari kamar mewah itu, kaki kecilku berlari tanpa arah dan tujuan, mencari jawaban dari spekulasi gilaku. Tidak mungkin, kau pasti berbo...