Debutante

1.8K 153 1
                                    

"Angkat barangnya!"

"Hati-hati!"

"Taplak mejanya sudah datang!"

"Permisi! Pecah belah! Pecah belah!"

"Bunganya disitu!"

"Oh astaga, kenapa bisa jatuh?!"

"Pelan-pelan saja!"

Lagi-lagi, aku dan Leon duduk berdua menikmati camilan kami seraya menonton para pekerja kastil yang hari ini super sibuk.

"Aku sudah bilang pada ibu untuk tidak membuat pesta yang terlalu besar" ucapku seraya mencelupkan biskuitku ke dalam teh dan memakannya. Kebiasaan dari kehidupan sebelumnya.

Kini Leon pun ikut mencelupkan biskuitnya, "Ya kau kan putri satu-satunya, tentu akan besar. Apalagi ini debutantemu" ucapnya seraya melahap biskuit yang sudah melembut itu.

Aku terdiam sejenak, iya juga ya? Tahun ini aku berusia enam belas tahun, dan itu artinya aku sudah resmi menjadi bangsawan di kalangan sosial dan bisa berkontribusi secara langsung atas namaku sendiri. Jika aku mau.

"Oh ya, Leon, apa kau memiliki kekasih?" tanyaku sangat random.

"UKHUK! Uhuk...uhuk... Apa-uhuk... maksudmu bertanya seperti itu?" tanya Leon yang tersedak hebat.

Aku hanya mengendikkan bahuku, sebagai tanda bahwa itu murni hanyalah rasa penasaranku saja.

Setelah melegakan tersedaknya, Leon pun berdehem, "Ekhem... Tidak ada, lagipula tidak ada yang menarik perhatianku" jawab Leon.

Aku pun hanya mengangguk mengerti. Berbicara soal hubungan antar manusia, aku baru sadar bahwa aku tidak memiliki teman. Maksudku, pertemanan tulus yang memang aku jalin sendiri. Bukan karena hubungan orang tua kami atau semacamnya.

Haah dari kehidupan sebelumnya pun aku kesulitan untuk berbaur dan berteman dengan orang lain. Temanku pun tak pernah lebih dari satu. Jika satu hilang, maka aku hanya akan memiliki satu lagi. Ya, hanya satu.

Ctak

"Aw!" aku mengaduh saat Leon menjentikkan jarinya di keningku, "Sakit tau!" seruku kesal seraya mengelus keningku yang memerah.

"Kau ini, orang sedang bertanya malah melamun!" ucapnya kesal.

"Aku melamun karena memikirkan nasib gran duchy yang terancam tidak memiliki penerus karena kau tidak suka wanita!"

Ctak

"Agh!" aku sontak berteriak saat Leon kini beralih menjentik bibirku. "KAU INGIN BERKELAHI?!" sintakku marah langsung berdiri dari dudukku.

"Salahmu! Kalau bicara itu lihat situasi dulu bodoh! Sekarang apa yang mereka semua pikirkan tentangku?!" serunya menunjuk semua pekerja mansion yang barusan kami tonton, kini beralih menonton kami.

Aku menoleh, menatap para pekerja kastil yang langsung melanjutkan pekerjaan mereka dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Aku pun kembali menoleh ke arah Leon seraya berkacak pinggang. Leon yang masih duduk pun membalas menatapku kesal.

Bugh

"Rasakan itu!" seruku berlari meninggalkan Leon yang barusan kubogem mentah tepat di wajahnya.

"ARIEEEELLLLL!!!!"

Ah indahnya hari ini.

~~//~~

"Nona, pekerja butik sudah datang" ucap Hannah dari pintu kamarku. Aku yang sedang mengurus surat undangan pun langsung berdiri dan membereskan pekerjaanku.

I Wrote This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang