Brak
Mereka semua yang sedang menikmati makan siang bersama lantas menoleh saat pintu ruang makan dibuka secara kasar.
Tak tak tak tak
Suara sepatu boots yang melangkah dengan anggun menuju meja makan. Mereka yang berada disana sontak menoleh untuk melihat siapa pemilik langkah kaki itu.
"Rosa, sudah sam-"
"Diam"
Rosaline, awalnya Ariel tidak terlalu memperhatikan gadis itu. Surai merah muda bergelombang, iris zamrud berkilau bagai permata berharga. Rosaline bak sekuntum bunga mawar di tengah taman bersalju.
Tak
Kedua kaki jenjang itu berhenti tepat di depan Leon, Ariel menyadari situasi dan segera membawa Alice keluar dari ruang makan, dan juga Dion tentunya.
Ceklek
Pintu besar itu pun tertutup, meninggalkan Leon dan Rosaline di dalamnya. Leon pun memberi isyarat untuk para pekerja meninggalkan ruangan itu pula.
Setelah para pelayan itu pergi, Leon berdiri menghadap Rosaline yang menatap Leon dengan wajah datarnya. "Kau pasti lelah, duduklah dulu" ucap Leon.
Namun Rosaline tidak menanggapi sedikitpun, ia masih menatap Leon lamat seolah mencari sesuatu di mata emas itu. "Kapan kita menikah?"
Leon seketika membelalak dengan mulut ternganga, "Hah?" ia membeo dengan tidak elitnya.
"Kau sudah mengadopsi anak, dan masih ingin menunda pernikahan? Otak tampanmu itu harus dipoles sesekali Napoleon" ucap Rosaline menarik-narik pipi Leon gemas.
"Awww hakit hoha" (Awww sakit Rosa) ucap Leon tak jelas.
Rosaline pun melepas cubitannya dan berkacak pinggang seraya mendengus, "Jadi?"
Leon mengelus pipi malangnya itu seraya menatap Rosaline bingung, "Jadi? Apa?"
Pletak
Jatu jitakan manis berhasil mendarat di kepala Leon, "AH! Rosa ampunilah akuuu" Leon mengaduh kesakitan sedang Rosaline berjalan keluar dari ruang makan itu.
"Rosa tunggu!"
Ariel yang mengintip dari luar ruang makan pun langsung menegapkan kembali punggungnya saat melihat Rosaline hendak berjalan keluar dari ruang makan.
Ariel mendongak menatap Dion yang sedari tadi berdiri diam dengan kedua tangannya menutup telinga Alice.
"Kau mendengarnya?" tanya Ariel.
Sedang Dion menatap Ariel heran seraya menggeleng, sungguh ia tidak akan pernah terbiasa dengan sikap Ariel yang seperti ini. Meski itu terlihat lucu di matanya, tapi tetap saja Dion heran kenapa Ariel selalu saja ingin tahu urusan orang lain.
Ah tidak, sepertinya ini hanya berlaku pada kakaknya saja.
"Sedang apa kalian?"
Ariel terperanjat saat Rosaline tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Ah t-tidak ada, apa kalian sudah selesai?" tanya Ariel berbasa-basi.
Rosaline mengangguk, "Maaf mengganggu makan siang kalian" ucapnya tersenyum kecil.
Ariel melambaikan kedua tangannya pelan nan rendah, "Tidak, tidak sama sekali. Justru aku khawatir padamu, perjalanan kemari cukup berbahaya dan cuaca disini juga ekstrim, apa kau tidak apa-apa?" tanya Ariel.
Rosaline hanya tersenyum, "Aku tidak apa-apa, terima kasih sudah khawatir-ah" ucap Rosaline terhenti kala ia menunduk mendapati Alice yang menatapnya seraya berkedip polos.
![](https://img.wattpad.com/cover/353413560-288-k517724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wrote This Story
Fantasy[Spin off of I Was The Evil Witch] [HIATUS] Tidak mungkin! Aku bergegas keluar dari kamar mewah itu, kaki kecilku berlari tanpa arah dan tujuan, mencari jawaban dari spekulasi gilaku. Tidak mungkin, kau pasti berbohong. "Ah, Ariel? Putri kecilku sud...