Coronation Day

2.2K 185 3
                                    

Sepuluh tahun kemudian,

Tok tok tok

"Nona? Anda sudah bangun atau belum? Kita harus bersiap hari ini" 

Aku membuka mataku yang terasa perih karena belum siap memulai hari, "Hmmm ya?" jawabku bangkit duduk dari tidurku, "Hoaaammm aku sudah bangun" ucapku menguap.

Ceklek

Pintu kamarku terbuka, Hannah masuk dengan baskom berisi air hangat untukku membasuh wajah. "Selamat pagi nona" sapa Hannah padaku, tersenyum manis seperti biasa.

Aku pun membalas senyumnya, "Pagi, terima kasih Hannah" ucapku seraya membasuh wajahku dengan air hangat yang sudah Hannah siapkan.

"Gaun anda sudah tiba pagi-pagi sekali, begitupun perhiasan serta aksesoris yang sudah anda pilih kemarin. Aroma sabun untuk hari ini adalah bunga lavender kesukaan anda, dan untuk parfumnya blablablabla" Hannah menjelaskan setiap detail dari semua perawatan yang akan kujalani hari ini.

Ya, bagaimanapun hari ini adalah hari penting nan bersejarah untuk kekaisaran Eleino. Karena hari ini, kaisar baru akan mendudukki takhtanya. 

Benar, Caesar akan naik takhta hari ini, menggantikan sang ayah, Artemis, untuk memimpin Eleino. Kalau dipikir-pikir, sejak masa kekaisaran Galen (kakek Althea), semua kaisar langsung turun takhta di masa tua, tidak sampai mereka menutup usia. 

Kalian tahu kan biasanya orang-orang yang gila kekuasaan itu ingin berkuasa selama mungkin, tetapi di Eleino ini kurasa mereka lebih suka hidup biasa saja dan malah menganggap posisi sebagai kaisar itu merepotkan. Walau bukan berarti mereka menjalankan amanah dengan sembarangan.

"Mari saya sisir rambut anda nona" ucap Hannah yang sudah berdiri memegang sisir di sebelah meja riasku. Aku pun turun dari kasur dan berjalan menuju meja rias agar Hannah dapat menyisir rambutku. 

Aku duduk menatap wajah asing yang kini sudah terasa familiar dalam benakku, seolah jiwaku sudah menyatu dengannya. Tentu, sepuluh tahun sudah terlewati sejak aku masuk ke dunia ini. Dan kini usiaku sudah menginjak 15 tahun.

Tidak banyak hal yang terjadi selama 10 tahun terakhir, aku menjalani hari-hari membosankan dengan menghabiskan waktuku di kelas penerus takhta bersama Leon. Kemudian dilanjutkan dengan hobi baruku yaitu memanah, Althea sendiri yang mengajarkanku. Kemudian Raphael sesekali akan bercerita beberapa hal tentang kaum Ghandhafar, dan menyiapkanku untuk semua kemungkinan yang akan terjadi.

Ah dan satu hal lagi, penyelidikan tentang kelompok orang yang menggunakan manusia sebagai bahan percobaan untuk menciptakan sihir suci kini masih berlanjut. Aku tidak menyalahkan mereka jika penyelidikannya memakan waktu yang lama, hingga satu dekade terlewati. Pasalnya petunjuk yang dimiliki juga tidaklah banyak, ingatan yang dimiliki Dion juga tidak terlalu membantu.

Tapi tentu kami tidak akan menyerah, bagaimanapun juga sihir suci adalah aset berharga di Eleino. Jika disalahgunakan maka akan berakibat fatal.

Efek dari sihirnya sendiri tentu tidak berbahaya, yang kami pikirkan adalah takutnya oknum-oknum itu akan menggunakan sihir suci sebagai sarana yang menguntungkan mereka. Tanpa melupakan sudah berapa banyak korban berjatuhan akibat kegagalan 'eksperimen' mereka selama ini. Walau anehnya, setelah Dion, tidak ada lagi korban yang ditemukan di tanah Ghandhafar.

"Mari mandi nona" ucap Hannah setelah selesai menyisir rambutku. Hah hari ini akan melelahkan sekali.

~~//~~

Setelah huru-hara perawatan sejak pagi, akhirnya semua 'ritual' pun selesai. Rasanya seperti dipoles habis-habisan, apa para pelayan ini tidak lelah? Aku yang sedari tadi hanya berbaring dan berpindah-pindah tempat saja merasa lelah sekali. Hm wajar gaji mereka lumayan tinggi di sini.

I Wrote This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang