Ghandafar

2.7K 209 1
                                    

"Ariel? Sudah siap?"

Aku menoleh saat suara rendah nan lembut itu menyebut namaku, Raphael mengintip dari pintu kamarku dengan senyum manisnya.

"Sudah!" seruku berlari kecil ke arahnya. Ia pun mengulurkan tangan besarnya itu padaku, dan aku pun meraih tangannya untuk berpegangan.

Haha sial, kadang aku masih lupa kalau tubuh ini masih berusia 5tahun. Lihat, tanganku pun hanya mampu menggenggam dua jati Raphael.

"Kau nampak cantik hari ini" puji Raphael menunduk menatapku seraya kami berjalan menelusuri koridor.

Aku tersenyum padanya, "Terima kasih!" ucapku lanjut memujinya,  "Ayah setiap hari terlihat mempesona".

Sesaat kulihat raut terkejut dari Raphael, namun ia pun tersenyum begitu manis. Oh astaga, aku tidak percaya kalau aku yang menulis karakter ini. 

"Ah ayah jadi malu" ucapnya menggaruk tengkuk yang tidak gatal itu.

"Raphael? Apa Ariel sudah- oh astaga putriku!" lagi-lagi suara familiar masuk ke gendang telingaku. Kami berbalik, melihat Althea yang berlari ke arahku dengan raut cerahnya.

Greb

Althea memelukku gemas, "Putriku cantik sekalii, seperti boneka. Tidak, lebih cantik dari boneka. Oh ya ampun, kalau tau begini akan kubeli semua baju ukuranmu di Eleino ini" ucapnya.

Aku terdiam, bukan karena ucapan Althea melainkan-

"Althea, kau memeluknya terlalu erat" ucap Raphael panik menegur Althea.

"Oh astaga, maaf maaf, ya ampun aku lupa diri" ucap Althea sontak melepas pelukannya.

"Fuaah huff huff huff" aku terengah-engah karena tercekik pelukan ibuku sendiri. Karena kau ibuku yang cantik jelita kuat perkasa, aku maafkan.

"Selamat pagi"

Kami bertiga menoleh saat suara seorang anak laki-laki terdengar dari ujung koridor. Nampak Leon yang berjalan santai dengan sebelah tangannya di dalam saku celana.

"Semuanya sudah siap? Kalau begitu ayo berangkat!" ucap Althea semangat.

Tentu saja, karena hari ini Althea mengambil cuti dari segala tugas Gran duchy. Dan juga hari ini, kami berempat akan pergi ke Ghandhafar dan tinggal disana selama kurang lebih 1 bulan.

Dari cerita Hannah, sudah menjadi kebiasaan bagi keluarga Aquillio untuk sesekali mengunjungi Ghandafar. Jika biasanya hanya Raphael yang pergi untuk urusan pemerintahan, maka kali ini seluruh anggota keluarga Aquillio akan pergi dan berlibur disana.

Oh jangan kira mereka akan berlibur ala-ala keluarga kerajaan yang mewah dan mahal. Justru saat berlibur ini mereka benar-benar melepas titel bangsawan dan hidup selayaknya orang biasa.

Berkebun, memancing, bermain dengan warga sekitar, bahkan bergosip. Ah Althea, membayangkannya memasak pun aku tidak pernah, apalagi bergosip dengan ibu-ibu tetangga.

Ya, Raphael memang menjalankan pemerintahannya dengan rendah hati. Tidak seperti para bangsawan disini yang jika kau merendah sedikit saja maka akan timbul kemungkinan untuk semakin direndahkan, Raphael beruntung para warga Ghandafar tidak mungkin melakukan itu.

Namun bukan berarti bahwa wilayah Ghandafar itu aman sentosa. Tentu dimana ada masyarakat, disitu ada hukum/peraturan. Apa gunanya? Jelas untuk mengatur. Kenapa harus diatur? Karena disangkal bagaimanapun, dimana ada masyarakat disitu pasti juga ada kejahatan.

Terutama wilayah Ghandafar yang berada di pinggiran, membuatnya menjadi daerah rawan pemberontakan dan terorisme. Namun sejauh ini, Raphael sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjaga wilayah yang diamanahkan oleh mendiang kaisar terdahulu kepadanya. Dan sampai sekarang masih belum ada penyerangan-penyerangan semacam itu.

I Wrote This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang