"Pangeran, tunggu!"
Seorang pelayan nampak berlari mengejar anak kecil berusia kurang lebih satu tahun yang baru saja belajar berjalan.
Luz, tumbuh menjadi anak yang lucu dan suka sekali membuat pengasuhnya jantungan. Bagaimana tidak? Bahkan saat masih merangkak saja ia sudah sering menghilang, meski faktanya ia hanya bersembunyi dengan sangat baik.
Entah darimana anak itu mempelajarinya.
Bruk
"Eh?" seorang wanita yang tengah fokus melihat-lihat bunga di taman pun terdistraksi saat seorang manusia kecil menabrak gaunnya. "Luz?" ucap Ariel bingung melihat keponakannya yang kini terduduk mengusap hidungnya.
Ariel menunduk untuk menggendong Luz seraya menatapnya bingung, "Bagaimana bisa kau disini? Mana pengasuhmu?" tanya Ariel. Anak berusia satu tahun itu tidak mungkin berkeliaran sendiri.
"Yang mulia!"
Ariel menoleh saat menengar suara seorang wanita dari arah ujung jalan setapak itu. Sepertinya itu adalah pengasuh Luz.
"Maaf yang mulia, pangeran sangat aktif belakangan ini" ucap pengasuh itu meminta maaf.
Ariel hanya tersenyum, "Tidak apa-apa" ucapnya kemudian kembali menatap Luz, "Apa Luz mau camilan?" tanya Ariel.
Mendengar kata 'camilan' membuat mata Luz berbinar, Ariel pun langsung tahu bahwa anak ini menginginkannya. "Kalau begitu ayo" ucapnya berbalik berjalan menuju gazebo dimana terdapat kursi dan meja yang dipenuhi makanan manis.
Jane dan pengasuh Luz yang tadinya ikut berjalan membuntuti Ariel, kini berinisiatif menuangkan teh untuk sang ratu, "Terima kasih" ucap Ariel menikmati tehnya. Ia mengambil sepotong cheesecake dan menyuapi Luz di pangkuannya.
Melihat hal tersebut, pengasuh Luz pun langsung panik, "Y-yang mulia, biar s-saya saja yang-"
"Tidak apa-apa" ucap Ariel memotong ucapannya, "Siapa namamu?" tanya Ariel berbasa-basi, kini mendongak menatap pengasuh Luz.
"N-nancy yang mulia" jawabnya.
Ariel kembali fokus menyuapi Luz dengan kuenya, "Nancy, ya? Aku ada pertanyaan, bukankah di usia sekarang ini, Luz seharusnya sudah bisa berbicara sedikit-sedikit? Atau setidaknya berceloteh meski tidak jelas" tanya Ariel masih dengan nada yang tenang. "Sedangkan Luz sedari tadi tidak mengeluarkan suara barang sedikitpun" ucapnya kembali menatap Nancy.
Sang pengasuh pun berkeringat dingin, "S-saya juga tidak mengerti yang mulia" jawabnya gugup.
"Apa sudah ditanya ke dokter?" lanjut Ariel bertanya.
Nancy masih menunduk saat ia menjawab, "Sudah yang mulia, beliau bilang pangeran hanya lambat berkembangnya" jawabnya.
Ariel mengangguk, "Baiklah, aku hanya khawatir. Bagaimanapun juga Luz masihlah pangeran Hasgan" ucapnya.
Ariel pun menghabiskan waktu istirahatnya dengan bermain di taman bersama Luz, ia bersenang-senang karena Luz adalah anak yang periang dan tidak cengeng. Bahkan ia terjatuh dan menggores lututnya sendiri namun Luz hanya menyengir kepadanya. Ariel berdoa semoga anak ini tumbuh menjadi sosok yang hebat, dan mungkin kelak Luz bisa menjadi teman sekaligus panutan untuk anak yang berada di kandungannya saat ini.
"Luz?"
Ariel menoleh saat suara familiar itu menyebut nama anak kecil yang berada di gandengannya saat ini, "Ah Ivana, kebetulan sekali aku baru saja mau mengantar Luz kembali ke istana pangeran" ucap Ariel. Nancy bercerita bahwa ia dipanggil oleh kepala pelayan di istana utama, dan tidak ada pengasuh lain yang bisa menjaga Luz jadi ia membawanya ke istana utama. Dan akhirnya, tidak sengaja bertemu Ariel.
![](https://img.wattpad.com/cover/353413560-288-k517724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wrote This Story
Fantasy[Spin off of I Was The Evil Witch] [HIATUS] Tidak mungkin! Aku bergegas keluar dari kamar mewah itu, kaki kecilku berlari tanpa arah dan tujuan, mencari jawaban dari spekulasi gilaku. Tidak mungkin, kau pasti berbohong. "Ah, Ariel? Putri kecilku sud...