22 tahun yang lalu,
"Tuan, apa yang membawa anda ke tempat terpencil seperti ini?"
Seorang gadis manis dengan surai hitam dan mata emasnya, membuka percakapan dengan pemuda yang duduk di meja makan sebuah restoran kecil.
Gadis itu adalah pelayan yang bekerja disana, pemuda ini barusan menyuruhnya untuk duduk menemaninya. 'Niatku hanya untuk berbaur, tapi gadis aneh ini malah mengajakku bicara' batin pemuda itu tidak menghela nafas pelan.
"Aku sedang dalam perjalanan, dan mampir kemari untuk istirahat" ucap pemuda itu.
Gadis manis yang surai bergelombangnya terurai sampai kenoinggang, pun melebarkan senyumnya. "Oh ya? Darimana anda berasal? Bolehkah anda ceritakan tempat seperti apa itu?" tanyanya antusias.
Sedang sang pemuda, diserbu pertanyaan seperti itu pun langsung terdiam menatap gadis itu canggung, membuat sang gadis pun langsung menutup mulutnya.
"Ah maaf, saya selalu bersemangat jika ada orang baru disini. Pasalnya saya tidak pernah keluar dari desa ini tuan" ucap gadis itu canggung.
Pemuda itu pun berdehem pelan dan memperbaiki posisi duduknya, "Ekhem, tidak apa-apa" ucapnya melanjutkan makan malamnya.
"Boleh saya tau nama anda tuan? Agar kita lebih nyaman mengobrolnya" ucap gadis itu.
Sang pemuda pun berpikir sejenak, "Neva" ucapnya berbohong. Ia adalah Nevario Vorxon, duke Vorxon yang saat ini tengah tersesat entah di wilayah mana karena sedang dalam kejaran musuh.
Ia terpisah dari rombongannya dan terpaksa melanjutkan perjalanan sendirian, dan berhenti di tempat makan sederhana yang tidak sengaja ia lewati.
"Ah begitu, salam kenal, saya Fiona" ucap gadis itu memperkenalkan diri dengan senyum manisnya.
Nevario sempat terpana sejenak, melihat senyum manis gadis yang baru pertama kali ia temui. 'Ada lesung pipi di pipi kanannya' batin Nevario tanpa sadar menatap sampai ke detail.
"Apa ada sesuatu di wajah saya tuan?" tanya Fiona bingung berkedip polos.
Nevario, tersadar dari lamunannya, pun kembali fokus ke makanan yang ada di depannya. "Ah tidak ada" ucap Nevario melanjutkan makan malamnya. "Bisa kau rekomendasikan penginapan terdekat?" tanya Nevario seraya menyeka bibirnya dengan serbet.
"Ah kalau penginapan sepertinya akan sulit tuan, yang paling dekat mungkin jaraknya 1 hari perjalanan" ucap Fiona. "Bagaimana jika tuan menginap di rumah saya? Tidak jauh dari sini. Saya juga bisa mengobati luka anda jika anda mau" lanjutnya melirik ke arah perut Nevario yang dari luar tidak terlihat ada apa-apa.
Tentu hal itu membuat Nevario terkejut, bagaimana bisa gadis yang terlihat lemah ini mengetahui lukanya?
Nevario pun sedikit menunduk, mendekatkan wajahnya dengan wajah Fiona seolah hendak menciumnya. "Kau, bukan manusia kan?" ucap Nevario berbisik seram. Terlepas dari bau wangi memabukkan yang menusuk penciumannya.
Fiona, kesan awal sebagai gadis manis nan lugu pun langsung hilang saat senyum miring dan tatapan sayup itu terbit di wajahnya. "Dan manusia biasa tidak akan bisa menebak jika saya bukanlah manusia tuan. Lagipula, bukankah kita sama? Aura anda tidak seperti manusia biasa" ucapnya tersenyum licik.
Nevario mendorong tubuh Fiona menjauh, "Apa maumu?" tanyanya.
Fiona dengan santai sembari membersihkan kukunya, "Saya hanya minta satu malam anda tuan" ucapnya melirik Nevario dengan tatapan menggoda.
Srek
Nevario langsung berdiri menatap Fiona nyalang, "Enyah kau" ucapnya langsung berjalan keluar dari rumah makan itu dengan perasaan kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/353413560-288-k517724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wrote This Story
Fantasy[Spin off of I Was The Evil Witch] [HIATUS] Tidak mungkin! Aku bergegas keluar dari kamar mewah itu, kaki kecilku berlari tanpa arah dan tujuan, mencari jawaban dari spekulasi gilaku. Tidak mungkin, kau pasti berbohong. "Ah, Ariel? Putri kecilku sud...