Jevi tak sabar untuk balik ke rumah, setelah hampir setengah hari ini jadi budak Dahlia. Sebenarnya dia tak mempermasalahkan uangnya yang sengaja digelontorkan untuk belanja oleh calon istrinya itu, asalkan satu, wanita itu tak mengganggu gugat keberadaan Gita yang berada di rumah mewah itu.
Jevi sengaja percepat kecepatan mobilnya membelah jalanan ibukota yang sudah mulai lengang di pukul sebelas malam. Setelah mengantarkan Dahlia, dia berniat harus bertemu sesegera mungkindengan Gita. Dia harapkan gadis itu belum tertidur demi bisa memberikan kejutan padanya.
Remaja itu sebentar lagi beranjak dewasa muda. Ya, umurnya besok 19 tahun, jadi sebelum mencapai rumah, Jevi sudah menyiapkan satu kue tar berbentuk hati dan tentunya sebuah benda lagi yang sengaja disimpan di dalam saku jaket panjangnya.
Dia sampai pukul setengah 12 malam di rumah. Lengang pasti dan sepertinya Gita juga sudah terlelap di kamar pembantu karena hari sudah tengah malam. Tapi Jevi tak sabar menunggu sampai jam berdentang 12 kali agar kejutan ulang tahun itu bisa diberikan. Sebelumnya, dia harus membersihkan diri dan rapi-rapi. Agar nanti, jika tiba waktunya eksekusi, Gita tak hanya terharu tapi juga bisa jatuh hati.
***
"Git, boleh gue masuk?"
Jevi mendorong knop pintu, untunglah pintu kamar itu tak terkunci. Di sana Gita tertidur tengkurap, dengan kepala yang menghadap sebelah kanan. Rambutnya yang sebahu itu terurai ke wajahnya sehingga menutupi pandangan Jevi ke arah sana.
Huft, semoga saja wanita ini bisa dibangunkan dengan segera. Kalau tidak, mungkin Jevi bukanlah orang yang berhasil mengucapkan selamat ulang tahun pada pembantunya itu tepat pada waktunya.
"Git, bangun yuk. Hei!"
Jevi menggoyang-goyangkan tubuh Gita tapi wanita itu tetap diam dan hanya bergerak sedikit saja.
"Git bangun yuk."
Jevi akhirnya membisikkan kalimat itu ke telinga Gita, lalu meniupnya agar Gita lebih cepat terjaga.
Ya berhasil, sekarang Gita membuka matanya meski setelah melihat Jevi di hadapannya dia langsung bergeser ke sudut ranjang.
"Selamat ulang tahun Gita sayang! Jadi malam ini kita tidur bareng?"
Idih, amit-amit jabang bayi. Gita langsung menyilangkan tangannya ke dada sehingga Jevi tertawa dibuatnya.
"Nih tiup dulu lilinnya, takut amat lu sama gue!"
Gita masih ragu, dia tetap mempertahankan posisinya di sudut ranjang. Takut terkena jebakan batman dari Om-om bejat ini.
"Gita, lu udah sembilan belas tahunkan? Please jangan kayak anak kecil lagi. Gue nggak tahan kalau lu berpikir macam-macam sama gue. Buruan ucapkan permintaan dan tiup lilinnya!"
Gita lalu mendekati Jevi, mengucapkan permintaannya dalam hati dan meniup lilin yang tertancap di kue tar tersebut sampai apinya padam.
"Makasih Om, udah ingat ulang tahun Gita!"
"Iya, lu musti lebih baik ya sayang, nih potong dulu kuenya!"
Gita akhirnya turun dari ranjang, memotong kue tersebut dan memberikan kue pertamanya pada Jevi.
"Ammm, ayo Om buka mulutnya! Gita udah doain Om loh tadi, biar manjur doanya Om harus makan kuenya!"
Jevi menerima suapan dari tangan Gita, dia melahap kue ulang tahun tersebut dengan nikmat.
"Enak nggak Om?" tanya Gita penasaran.
"Enak lah, gue kan beli apapun selalu dengan kualitas terbaik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)
Romance"OM-OM BEJAT TAPI NIKMAT" itu adalah kalimat paling tepat dalam menggambarkan sosok Jevi bagi seorang Basagita Dewani. Alih-alih membantu kehidupan seorang gadis yatim piatu yang berprofesi sebagai pembantunya itu, Jevi malah menjadi laki-laki yang...