2 minggu kemudian
Polisi membawa laki-laki itu untuk diintrogasi. Setelah lebih dari sebulan kasus pembunuhan Dahlia berjalan, maka polisi akhirnya mencokok orang yang diduga kuat adalah pelaku pembunuhan janda beranak satu tersebut.
Orang itu akhirnya ditemukan juga, meski jarak antara TKP dan terduga pelaku saat ini harus berpindah kota dan provinsi tapi polisi yakin inilah yang mereka cari. Pelaku masih bekerja seperti biasa, beraktivitas seperti biasa, bahkan tak ada tanda-tanda jika terduga pelaku adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Namun dengan keterangan saksi kunci yakni berupa kurir ekspedisi dan ada sedikit jejak sidik jari, maka didapatkanlah ini, terduga pelaku pembunuhan yang sudah lama polisi cari-cari.
"Kami sudah mempunyai salah satu bukti untuk menahan Anda, ini adalah waktunya Anda menceritakan kisah anda. Jadi sudah berapa lama anda mengenal Dahlia?" kata penyidik ke terduga pelaku.
Laki-laki yang dicurigai tersangka tersebut tidak berbicara. Dia hanya diam dengan memikirkan banyak hal.
"Apakah handphone Dahlia pada diri anda? Kami menemukan Lokasi IP handphone anda sama persis dengan handphone yang sedang kami cari sebagai barang bukti kasus penyebaran video yang sedang rame dibicarakan beberapa bulan yang lalu."
Laki-laki yang disoroti lampu gantung tersebut melipat tangannya, lalu menggeleng, "saya tidak tahu! Saya tidak mengenal wanita itu dan bentuk telepon selular itu."
Penyidik menuliskan sesuatu di lembaran kertasnya. Lalu mereka menanyakan hubungan antara pelaku dan salah satu pemeran dalam video asusila tersebut yang kini sudah ditetapkan menjadi korban.
"Apa anda mengenal salah satu pemeran dari video yang anda sebarkan?"
Laki-laki itu masih menggeleng dan tak mau mengungkapkan.
"Baik, di mana anda bertemu dengan Jevi, apakah anda punya hubungan dengan laki-laki tersebut?"
"Saya tak mengenal siapa itu Jevi. Mohon maaf!"
Penyidik mengangguk-angguk, lalu meletakkan secarik foto di depan terduga pelaku.
"Kamu juga tak mengenal pria ini? Bukankah ini anda sendiri yang datang ke nikahan dia?"
Terduga pelaku langsung terdiam seribu bahasa, tak bisa mengelak setelah bukti yang sudah dikumpulkan polisi dan itu dapat menjeratnya dengan banyak pasal berlapis.
"Oh, iya ini teman saya!" terduga pelaku akhirnya jujur.
Kebohongan Demian satu demi satu dapat dikuliti penyidik. Dan tak lagi sulit untuk menjebak pria ini dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengkonfirmasi kesalahannya itu. Sepuluh jam dia periksa, sepuluh jam lah kesaksian beserta kejahatannya dapat dikuliti polisi sampai ke akar-akarnya. Namun ada satu rahasia yang tak akan pernah disebutkannya, yakni mengenai keterlibatan Andira. Dia menerima setiap tuduhan, tapi rahasia wanita itu tetap disimpannya rapat-rapat.
***
Jevi baru terjaga dari tidurnya, matahari pagi terlambat membangunkannya dalam musim dingin ini. Jevi langkahkan kaki ke kamar mandi agar cepat bersiap dan segera ke lantai satu. Dia bersihkan dirinya dan di bawah sepertinya para pekerja sudah bersiap-siap untuk membuka restauran lebih cepat dibanding biasanya. Pagi ini mereka ada promo sarapan pagi, yakni sup daging dan jeruk panas atau Teh manis sebagai minuman gratis yang dapat dipilih sesuka hati.
Jevi tergesa-gesa mencapai lantai satu setelah dia pasang kemeja beserta celemeknya rapi. Dia sapa pelanggannya ramah beserta pekerjanya. Dia tanyakan kemana Maminya pagi ini pada Roni, seorang pramusaji paruh waktu di restaurannya ini.
"Lu liat Mami gue nggak Ron, gue nggak nemuin dia di kamarnya tadi!"
"Ke stasiun bos, nganterin Mbak Andira yang mau pulang ke Indonesia!"
Jevi mengangguk sekaligus bersuka karena sudah berminggu-minggu parasit itu tak sadar-sadar merepotkan orang lain. Lalu tak lama sebuah pesan masuk ke nomor whatsapp Jevi mengatakan jika Jevi harus ke Indonesia harus ke Indonesia dalam waktu dekat.
Yudi: Bro, lu musti ke Indonesia, kasus lu pelakunya udah ketemu sekalian pelaku yang membunuh Dahlia, dan pelakunya sama, Demian, teman lu yang udah bareng lu sejak lu kuliah.
Jevi membaca tulisan itu berkali-kali, memastikan jika nama Demian memang di situ. Kakinya menggigil, penghianatan macam apa yang sebenarnya baru terjadi di hidupnya.
Jevi: Siapa? Demian?"
Yudi: lu pelototin deh itu berita di youtube kalau lu nggak bisa ngeliat Tv sekarang.
Jevi langsung naik kembali ke lantai tiga. Napas Jevi sesak, tangannya mengepal dan kakinya menendang-nendang apa saja yang ada di dalam kamarnya. Bagaimana ini bisa terjadi di dalam hidupnya ini, sebenarnya apa dosa yang dilakukannya sampai Demian demikian kejamnya menghancurkan hidupnya dengan menyebarkan video asusila itu dari HP Dahlia, dan apa juga motifnya membunuh Dahlia. Apa hanya karena ingin mengambil video itu, Demian sampai membunuh Dahlia dengan sekejam itu. Lagian pria itu seharusnya bisa melakukan yang lain, memhack misalnya berhubung dia jago dalam bidang IT.
Jevi semakin sakit kepala, ketika dia berusaha mengamati satu demi satu berita yang dapat menjadi sumber informasi. Benar, dia harus pergi, minimal itu sedikit membersihkan namanya, sekaligus bertanya ke Demian kenapa dia tega melakukan itu terhadapnya, sehingga persahabatan mereka kini hancur berkeping-keping.
***
"Yah. Kamu jadi pergi Jev, Mami benar-benar sendiri dong. Tega ya kamu. Udah calon menantu Mami tadi pergi, sekarang kamu juga mau ninggalin Mami. Sedih banget ya Allah, jadi Mami!"
"Mami jangan lebay deh, Jevi juga pergi bentaran doang, 4 hari aja di Indonesia. Kerjaan Jevi juga banyak di sini. Target Jevi masih jauh, tapi Jevi harus pergi untuk mengonfirmasi semuanya. Mami baik-baik ya di sini. Kalau ada pekerja restauran yang kerjanya nggak benar, hubungi Jevi aja. Biar Jevi kasih surat peringatan!"
Jevi menggasak beberapa barangnya ke koper kecil, lalu menutup resletingnya dengan rapat dan menguncinya dengan kode-kode tertentu. Tresna benar-benar terpukul karena anaknya akan pergi meninggalkannya begitu saja. Dia ingin ikut, tapi siapa yang mengelola restauran, hanya janji Jevi yang bisa dia tagih nanti.
"Yang benar ya Jev? jangan boongin mami ya?" ucap Tresna tidak yakin.
"Iya Mi, kalau Jevi terlambat balik, itu artinya Jevi lagi menjemput calon mantu mami dan ngurus visa keluarga mereka. Paham Mi?"
Kening Tresna jadi berkerut-kerut. Gitakah yang Jevi maksud?
"Gita?"
"Iyalah, nggak ada yang lebih pantas menjadi menantu Mami kecuali dia. Lah ini mami malah kepincut sama Andira, belum tentu yang di rahim dia itu adalah anak Jevi. Perempuan yang seperti itu yang Mami percaya, bakal nambah ntar satu rukun iman!"
"Padahal Mami udah nyaman sama Andira, sayang dia balik ke Indonesia lagi. Kamu sih semenjak dia di sini kamunya marah-marah terus, jadinya dia tak nyaman kan?"
"Mami itu makan ajian apa sih dari dia, ntar nyesal loh Mi, bahaya loh orang seperti itu!"
Jevi akhirnya menderek kopernya lalu bersiap-siap menuju lantai di bawahnya.
"Mami anterin nggak nih ke stasiun?"
"Nggak usah Mi, Bye me, Jevi sayang Mami!"
Jevi melambaikan tangan, lalu berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)
Romansa"OM-OM BEJAT TAPI NIKMAT" itu adalah kalimat paling tepat dalam menggambarkan sosok Jevi bagi seorang Basagita Dewani. Alih-alih membantu kehidupan seorang gadis yatim piatu yang berprofesi sebagai pembantunya itu, Jevi malah menjadi laki-laki yang...