SELAMAT MALAM CANTIK!

3.1K 19 0
                                    

Jevi akhirnya mendapatkan ponselnya kembali sore ini. Untung saja pekerja villa adalah orang yang jujur adanya sehingga ponsel itu tak hilang begitu saja. Jangan salah-salah, walaupun Jevi bisa membeli ponsel yang sama sampai beribu jumlahnya, tetap saja keberadaan kontak-kontak yang tak tercadangkan di HP lama bisa saja mengganggu hidupnya. Bukan saja mengenai relasi bisnis, tapi juga menyangkut wanita-wanita simpanannya yang manis dan masih sayang jika hubungan saling 'mengenakkan' mereka diakhirkan begitu saja.

Dan satu lagi, Jevi ingin tau kabar pembantunya itu, apakah Gita sudah sampai di kampung halaman atau belum. Segera sesaat dia terima handphone dari kurir, laki-laki itu segera menghubungi gadis itu. Beberapa kali tak diangkat, mungkin Gita ada kesibukan yang lain, tapi saat panggilan suara keempat, akhirnya Jevi dapat mendengar sapaan pembantunya tersebut.

"Halo Om Jev!" sapa Gita dengan pelan dan tenang.

Jevi rindu dengan suara khas Gita walaupun terkadang rada-rada kurang enak di telinga.

"Git, udah sampe lu?"

"Ini Gita masih di angkot, untung dapat yang terakhir. Kenapa emangnya Om Jev? Gita nggak diizinin pulang ya? Tapi maaf, Nenek sakit, Om Jev bisa potong gaji Gita."

"Nggak, suuzon mulu lu, jangan lupa ntar tolong cepat balik ke sini. Gue doain Nenek lu cepat sembuh."

"Iya Om Jev, bentar ya, Gita turun angkot dulu. Biar nanti Gita hubungin Om Jev lagi kalau udah di rumah. "

Panggilan telepon terputus. Jevi hembuskan napasnya kasar. Baru saja dia ingin mengobrol panjang sama pembantunya itu untuk minta saran, malah diakhirkan karena adanya desakan aktivitas yang lain. Semoga saja Gita ingat untuk menghubunginya lagi setelah sampai di rumah nanti.

---

Jevi buka-buka kontak yang hape-nya itu untuk menghilangkan kebosanan di malam-malamnya yang sendirian. Dia tebar umpan berupa rayuan, beberapa wanita ada yang langsung merespon tapi ada pula yang hanya read doang tanpa membalaskan pesan. Biasanya cewek-cewek yang read doang ini hanya ada tiga kemungkinan alasan, yang pertama punya gebetan, yang kedua terbawa perasaan, atau yang ketkka pasti sedang datang bulan. Kalau yang sedang datang bulan ini adalah cewek yang maha peka, karena dia lebih cepat menyadari selama ini hubungannya dengan Jevi tak lebih dari hubungan badan ke badan. Makanya saat noda merah di celana dan itu artinya liang kewanitaannya lagi tak bisa ditembus kejantanan, dia sudah sadar diri duluan, kalau dia tak bisa berbagi ranjang.

Dahlia merespon duluan, lalu diikuti Cherry dan Maja. Tapi dengan mengutamakan prinsip siapa cepat dia dapat, maka yang diolah Jevi malam ini adalah Dahlia saja.

"Hai Sayang, lagi dimana?"

Jevi mencoba menyapa wanita yang berbaju merah muda itu saat panggilan video yang sedang berlangsung. Wanita itu seketika senyum-senyum dibuatnya.

"Hai, aku lagi di rumah aja nih, kamu di mana Yang? Kok baru hubungin aku lagi?"

"Biasa Yang, aku sibuk ngurus ini itu, aku sekarang di rumah. Kamu mau ke sini nggak?"

Dahlia lalu mengibaskan rambutnya yang panjang. Ini tak lagi mantap-mantap virtual namanya, tapi langsung bisa diaktualisasikan di dunia nyata.

Tak sabar rasanya, untuk merasakan keperkasaan Jevi satu kali lagi, sebulan lalu hubungan badannya yang perdana dengan bujang lapuk itu telah menjadi pengalaman tak terlupakan bagi wanita bersuami beranak satu tersebut.

"Ya udah, aku ke sana ya. Suamiku lagi nggak di rumah kok, anak juga bisa aku suruh pembantuku jaga dulu."

Wanita itu langsung bangkit dari duduknya di sofa kamarnya. Jevi bahagia karena tak sabaran mencicipi bini orang itu di ranjangnya.

"Kamu aku pesanin taksi online ya, alamatnya masih sama kan sama kemaren?"

"Tapi taksi onlinenya jangan nunggu di sini ya, aku kirim dulu alamat yang lain. Bahaya kalau ntar orang lain di rumahku curiga. Soalnya sopir masih di dalam jam kerja. Ntar aku pura-pura ke luar buat ke minimarket. Tunggu di situ aja taxinya."

Beginilah rasanya menjalin hubungan gelap dengan wanita yang masih menjadi hak orang lain. Harus bisa atur segalanya agar tak ketahuan, harus pandai-pandai bikin alasan jika nanti timbul kecurigaan, dan walaupun ada ketakutan ditangkap basah tapi tetap saja sistem kerja membereskan semuanya harus lebih licin dari pada belut dan lebih jago dibanding tupai melompat.

"Ok, kirim alamatnya aja ya, aku akan atur semuanya."

Akhirnya panggilan video terputus setelah mereka memberikan kecupan nakal satu sama lainnya. Alay emang, namanya juga orang tak sabaran melepaskan nafsu beserta keinginan bersenggama, jadi apapun dilakukan. Meski kecemasan mendera, yang pasti diterobos aja asalkan dapat menikmati kepuasan yang berbeda.

---

Jevi kalau sudah begini minimal akan menghabiskan satu setengah jam di kamar mandi untuk membersihkan diri. Segala sesuatu harus rapi, bersih, dan wangi, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia semprotkan parfumnya yang beraroma maskulin ke tubuhnya, dia rapikan brewok yang tumbuh di sudut pipinya dan tentunya setelah semuanya siap, dia akan bergerak ke wardrobenya untuk mencari pakaian yang pantas dikenakannya untuk menarik perhatian Dahlia agar wanita itu untuk satu malam ini akan merasakan jika dia adalah pusat semesta dan Jevi bertekuk lutut padanya. Itu adalah konsep yang selalu pria buaya itu junjung, harus bisa menempatkan wanita yang bermalam dengannya sebagai orang yang paling berharga, yakni dengan beberapa cara salah satunya Jevi harus tampil lebih mempesona beda dengan biasanya.

Sip, berdiri di depan cermin lemari pakaian, sekarang Jevi sudah merasa paling tampan seplanet bumi. Rambut klimis berpotongan medium length hairstyle scissor cut, kemeja biru lengan panjang slimfit yang lengannya digulung sampai siku, celana chino yang berwarna coklat susu, dan jam Rolex Daytona di pergelangan tangannya, semuanya terlihat sempurna dan menggoda. Wanita yang standar laki-laki idamannya terlalu mainstream, pasti akan segera bertekuk lutut padanya. Ini juga kadang alasan yang membuat Jevi tak mudah dalam mencintai, wanita-wanita biasa itu terlalu mudah dia dapatkan, hanya bermodalkan tampan dan sangat mapan.

Ting tong

Bel sudah dipencet satu kali. Ah, sudah datang rupanya wanita pemuas nafsu bejatnya malam ini. Jevi turun dari lantai dua tergesa-gesa, seakan tak sabaran dengan Mama muda yang sedang menantinya di depan gerbang.

"Selamat malam cantik!"

Jevi mengerahkan senyum terbaiknya untuk menyambut wanita bergaun floral sedikit di atas lutut, berambut panjang sepunggung, dan bersepatu hak tinggi 9 cm itu.

Wanita itu tersenyum dengan lesung pipinya yang segera terlihat sangat dalam, lalu membalas sapaan Jevi itu dengan teramat manis.

"Selamat malam juga Jev, aku boleh masuk kan?"

Jevi mempersilahkan lalu kembali mengunci gerbang. Mereka selanjutnya berjalan beriringan sampai ke dalam rumah dan sepertinya sudah tau apa yang akan mereka lakukan saat memperhatikan keadaan.

"Pembantu kamu di mana Jev?"

"Rumah ini kosong Sayang, aman!"

Dahlia tersenyum mengembang, lalu melirik Jevi nakal. Sudah siap diserang rupanya.

Tak menunggu waktu lama, tak usah banyak kata maupun bujuk rayu tak berguna, wanita ini sudah dibuat Jevi terjengkang di sofa. Sesekali ganti tempat suasana bercinta, lagian Gita juga tak ada di rumah sehingga tak perlu kuatir dengan aktivitas yang seharusnya hanya disaksikan Jevi dan Dahlia. Laki-laki itu eksplorasi sejauh mungkin tubuh wanita ini, mengacak-ngacak liangnya, sampai mereka berdua kelelahan di dua jam yang penuh dosa.

Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang