Enak kali ya punya pacar, bisa diperhatiin, bisa curhat masalah pribadi tanpa merasa sungkan, dan ah, itu, Gita ingin sekali merasakan bagaimana bibir laki-laki menempel di bibirnya untuk pertama kali. Mungkin rasanya akan menakjubkan dan akan diingat olehnya untuk selamanya.
Ah, lupakan. Ada pepatah lama mengatakan kejarlah dulu cita-cita, karena jodoh akan menurut seiring kesuksesan seorang manusia. Sepertinya memilih mencari jodoh terlebih dahulu dan menyingkirkan cita-cita yang telah tertanam dari lama bukanlah ide yang cemerlang. Lebih baik Gita singkirkan keinginannya yang demikian, lalu fokus pada impiannya untuk kuliah saja. Mana tau ntar bisa sesukses majikannya, kuliah sampai S2 sampai luar negeri pula title nya, ah, keren sekali rasanya jika dia bisa bicara bahasa asing tanpa terbata-bata.
Gita cek kembali web universitas yang ditujunya itu, hari ini dia berencana mengirim soft filenya terlebih dahulu dengan menscan beberapa dokumen di RT sebelah, lalu siang ini juga akan dia kirimkan beberapa persyaratan online sehingga besok pagi harusnya dia bisa menyerahkan berbagai persyaratan ke universitas yang dimaksud.
Gita menjadi tambah semangat di rumah, berbeda dengan Jevi yang sedang pusing bukan kepalang duduk di meja kantor. Aluna yang baru saja datang berkunjung, melabrak pacarnya itu habis-habisan. Wanita yang sering ditipu Jevi itu, kini mengetahui salah satu aib Jevi yang akibatnya sepertinya fatal sekali saat ini. Bisa menghancurkan semua fondasi hubungan yang terjalin di antara mereka berdua selama satu setengah tahun.
"Jev, apa ini! Kamu video call mesum sama sahabat aku sendiri ya Jev? Keterlaluan kamu!"
Aluna menghempaskan bukti-bukti print-an percakapan Arum dan jevi. Termasuk screenshoot-an bukti saat mereka melakukan VCS berdua. Aluna kini menyerangnya lengkap dengan kronologis semuanya, bahkan dia sudah seperti jaksa penuntut perkara dalam persidangan, karena apapun bukti disusun rapi, sampai saat Jevi membolakbalikpun terdapat bagian yang diwarnai Aluna dengan stabilo, yang memperkuat bukti penghianatan sejati. Saat merayu Arum, Jevi sering me-mention nama Aluna dan berharap bisa meninggalkan pacarnya itu lalu menjalani hubungan serius dengan Arum. Namanya juga laki-laki, kalau kepengen dan kepepet aja otak sama hati suka tidak singkron jalannya. Yang penting dapat dulu, urusan lain mah belakangan.
"Alah, rekayasa itu. Lagian screenshoot-an apa sih? Nggak ada apa-apa, editan ini!" Jevi berusaha santai dengan melemparkan kembali kertas-kertas tadi, tapi mata Aluna sudah benar-benar seperti orang ingin menelanjangi kesalahannya bulat-bulat.
"Kamu chat-an sama dia kan malam tadi, aku tau karena kami kemaren ada piyama party buat ngerayain pra-pernikahan Via yang mau diadakan minggu ini, dan kebetulan aku liat Arum sibuk sendiri bolak balik kamar mandi, akhirnya dia tidur baru dini hari setelah kita semua tidur. Untung aku bangun lebih pagi buat shalat subuh, saat semua cewek lain tertidur, aku liat HP arumi bunyi-bunyi karena Ibunya nelfon lalu juga ada pemberitahuan dari kamu ngucapin 'selamat pagi sayang' ke dia. Dari sana aku tau semuanya, bagaimana bisa pacar aku yang fotonya sama, nomornya sama, bahkan namanya sama ngirim chat ke sahabat aku sendiri? Setelah ditelusuri aneh-aneh lagi chatnya sampai ngejelek-jelekin aku. Bisa-bisanya ya kamu ngerusak persahabatan aku sama Arum. Kelewatan kamu, Jev!"
Aluna sudah siap dengan tamparannya yang mengarah ke muka Jevi. Tetapi laki-laki itu segera menangkis tangan Aluna dengan secepat kilat.
"Kita sudah pacaran 1.5 tahun Lun, tapi kamu selalu beralasan nggak siap dengan menikah. Kamu lebih mentingin pendidikan kamu dan nyingkirin rencana aku buat nikahin kamu segera. Aku ini laki-laki Lun, butuh kehangatan seorang wanita!"
Aluna tak dapat menerima alasan Jevi yang demikian. Baginya, sebuah hubungan harus dibangun dengan komitmen dan kesetiaan tanpa harus mengutamakan nafsu belaka.
"OK kalau itu alasan kamu. Tapi bukan teman aku juga Jev, kamu bikin hubungan persahabatan aku rusak sama dia. Kamu gila ya Jev!"
Aluna mulai terisak menangis. Wanita yang menangis menurut Jevi selalu tampak membingungkan. Apalagi kalau kondisinya seperti ini; di pihak yang paling disalahkan, minta maafpun pasti harus merendahkan diri serendah-rendahnya dan itupun belum tentu juga dimaafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)
Romansa"OM-OM BEJAT TAPI NIKMAT" itu adalah kalimat paling tepat dalam menggambarkan sosok Jevi bagi seorang Basagita Dewani. Alih-alih membantu kehidupan seorang gadis yatim piatu yang berprofesi sebagai pembantunya itu, Jevi malah menjadi laki-laki yang...