COBA GAYA YANG LAIN AH!

1.7K 8 0
                                    

Laki-laki itu berkali-kali menghubungi satu nomor yang tertera di layar ponselnya. Di sana tertulis nama "sayangku" dengan emot lope yang banyak. Ya, namanya orang lagi kasmaran dan baru jadian, wajar jika Jevi lebaynya nggak ketulungan. Tapi tetap saja agak janggal, Jevi yang cukup galk dengan karyawannya, kini berakhir menjadi budak. Ya, walaupun hanya budak cinta, tapi tetap saja membuat pria matang itu kelihatan aneh jadinya.

Jevi tau setelah mereka telponan tadi, kalau Gita marah padanya. Perencanaan untuk menjadikan wanita itu menjadi istri kedua mungkin sudah menyinggung tunangannya itu. Gita sebenarnya berhak keberatan, bagaimana bisa untuk sebuah sesuatu yang perdana dia berikan ke seorang pria harus dihargai menjadi istri kedua.

Jevi berjalan menuju brangkasnya terletak di antara almari bagian dalam. Dia masukkan passwordnya, dicarinya vcd videonya itu, dia putar di laptopnya, lalu kembali dia timbang-timbang berapa tingkat rasa malu yang akan dia tanggung jika video itu tersebar ke masyarakat luas. Ah, dia kesenangannya akan segera dilumat, sepertinya Papinya juga akan kembali kumat, orang kepercayaannya akan minggat dan mungkin saja citra cuku baiknya selama ini akan menjadi skakmat.

Huft, Jevi remas rambutnya sendiri, dia gigit bibirnya kuat-kuat, lalu dia hela napasnya, dan dia kembali paranoid atas semuanya.

Bagaimana bisa hubungannya berjalan ke tingkat yang lebih serius dengan Gita, jika hal lain masih ada yang menghambat. Dasar Dahlia psikopat!

Hp Jevi berbunyi, Jevi segera bangkit dari kursi untuk mengecek pesan masuk di telepon selular yang terkulai di ranjang. Hatinya yang awalnya dipenuhi ketakutan segera menghangat. Pesan dari Gita rupanya.

Sayangku: Om kalau mau jadiin Gita istri kedua, Gita tetap akan mau nikah sama Om saat Gita udah jadi janda. Biar kita sama-sama jadi yang kedua!

Jevi menganggap pesan Gita ini sebagai becandaan, bahkan laki-laki itupun sempat tertawa dibuatnya.

Jevi: Emang ada yang mau sama lu gitu, kan lu udah nggak perawan lagi karena gue udah ambil kehormatan lu?

Tak lama Gita membalas pesan tersebut.

Sayangku: Ada dong, tinggal nikahi duda aja kali. Banyak kok duda yang tampangnya macam Lee dong wook yang mau sama Gita.

Jevi terbakar api cemburu. Ini sepertinya bukan bercanda. Gita sudah bawa-bawa duda. Dada Jevi bergejolak. Memang keahlian Jevi selain merayu adalah seorang pencemburu yang hebat.

Jevi: Coba aja ada yang berani nyentuh lu selain gue, gue gulung tuh orang. Liat aja! Lu hanya milik gue seorang.

Sayangku: Nyoba gaya lain ah, sama Om Jevi gayanya itu-itu aja. Ngebosanin!

Ngebosanin? Aih, nantangin nih cewek hyper satu ini. Kurang asin juga rupanya.

Jevi: Oh gitu? Liat aja ya waktu kita ketemu lagi. Gue bikin lu sesak napas dan nggak bisa jalan dan sampai lu ampun-ampunan.

Gita yang sedang berada di ranjang rapuhnya sekarang merasakan inti tubuhnya berdenyut-denyut. Bayangan bercinta dengan laki-laki dewasa itu muncul bertubi-tubi di benaknya. Gita gigit bibir bawahnya melawan gejolak yang datang membabi buta. Dia harus tetap bersikap biasa saja dan melawan hasratnya untuk bermain sendiri untuk mencapai kepuasannya.

Sayangku: Gita latihan dulu ah sama cowok lain, biar nggak sesak napas sama bisa jalan kalau dihajar Om Jevi nanti

Sejak kapan pembicaraan wanita ini jadi binal padahal Jevi tau jika dulu polosnya nggak tanggung-tanggung. Sekarang Jevi jadi ingin banting HP setiap membaca kata-kata 'cowok lain' yang dikirimkan Gita padanya.

Jevi: Bisa nggak sih jangan bawa-bawa cowok lain waktu lu ngehubungin gue lewat telepon selular? Sakit hati gue tau nggak sih?

Gita: Nggak bisa Om, Om kan juga punya calon istri. Ntar Gita kenalin juga calon suami Gita.

Gita sebenarnya juga tipe pencemburu, tapi caranya mengatasi hal itu lebih kejam dibanding Jevi. Laki-laki itu memang bisa marah, tapi Gita bisa mengancam. Sekarang Jevi melemparkan bantal tidurnya setelah membaca kata-kata "calon suami Gita" karena amarahnya sudah tak bisa lagi dia tahankan.

Jevi: Jangan sialan ya lu Git. Gue punya calon istri karena gue diancam loh ya, bukan karena gue cinta. Kalau cinta gue cuman sama lu! Jangan coba-coba lu menduakan cinta gue.

Gita berbunga-bunga membaca pesan tersebut. Ingin rasanya dia melompat ke tubuh tunangannya itu jika mereka dekat.

Sayangku: Ah masa? Kan Om buaya darat.

Gita hanya bercanda, tapi Jevi yang sedari tadi sudah terbawa marah, mulai naik pitam.

Jevi: Terserah lu. Gue udah ngasih semuanya buat lu ya. Sekarang malah diragukan juga perasaab gue, lu udah nggak punya hati kayaknya!

Mudah sekali perasaan Gita dijungkirbalikkan oleh tuan muda tersebut. Tadi dia bisa berbunga-bunga, tapi sekarang malah panik sepanik paniknya.

Sayangku: Gita becanda, maaf Om!

Jevi: Udah ah, males sama lu!

Gita menghentikan pencetannya pada keypad setelah membaca pesan terakhir dari mantan majikannya itu. Dia hempaskan telepon selularnya di samping tempat tidurnya, lalu kembaki menarik selimutnya agar menutupi tubuhnya yang terbuka.

Laki-laki itu tetap saja menyebalkan, tak mau kalah, dan egois tingkat dewa. Sudahlah, bagi Gita, Jevi hanya dewasa soal hasrat dan usia , tapi bukan soal tingkah laku dan lainnya.

***

Busa-busa ini tak selembut busa yang menggenang di bathup, dan tentunya juga tak sewangi busa sabun mandi yang biasanya Gita usapkan di badannya di pagi dan sore hari. Busa ini baunya bercampur dengan minyak makanan, bumbu-bumbu, maupun saus ini itu yang kadang-kadang kalau tercium dalam waktu yang lama akan memualkan. Tapi apa daya, selama Gita butuh uang untuk keluarganya, dia rela berjibaku dengan busa-busa memuakkan itu di hampir separuh hidupnya dalam sehari penuh.

"Git, mau jadi baby sitter nggak? Om aku butuh baby sitter, anaknya umurnya 4 tahun, laki-laki, istrinya baru meninggal karena sakit keras," ucap Ria yang baru datang sambil menyibak gorden dapur ini.

Gita yang sedang meratapi nasibnya di kedai nasi ini, lalu melebarkan telinganya agar dapat mendengar kesempatan itu dengan sejelas-jelasnya. Tak bisa dipercaya, jika kabar lowongan kerja dari Ria itu benar-benar membuatnya begitu antusias.

"Beneran ini Ria?" tanya Gita untuk memastikan berita tersebut.

"Iya Git, kalau kamu mau, bisa aku bilangin besok. Sini, biar aku yang cuci bagian itu. Kamu makan siang aja dulu ya Git! Aku hari ini ada kuliah sore jadi cuman bisa sampai jam 2 siang!"

Gita menyingkir dari posisinya semula. Dia tanggalkan celemeknya, lalu melangkahkan kaki untuk mengambil jatah makan siangnya. Senyumnya terbit, kesempatan ini tak boleh terlewat, dan nanti setelah makan siang akan dia tanyakan ke Ria dengan sejelas-jelasnya.


Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang