"Gita, bagaimana dengan tawaran saya?"
Gita baru keluar kamar mandi langsung dicegat oleh majikannya yang berdiri di depan pintu. Muka Gita yang masih basah oleh air dingin langsung menunjukkan raut yang kurang tenang.
"Maksud Bapak?" tanya Gita pura-pura tak mengerti.
"Tawaran saya buat nikahin kamu, gimana?"
Gita tiba-tiba panik, dia berharap bisa ke kamar mandi lagi. Dia pegangi perutnya agar sandiwaranya dapat lebih meyakinkan.
"Saya sakit perut Pak, ntar dulu ya?"
Gita belok kanan lalu kembali menutup pintu kamar kecil tersebut. Keenan menghembuskan napasnya frustasi. Apa itu artinya wanita itu tak tertarik dengannya sama sekali? Apa Gita takut penyakitan karena Keenan terkena hepatitis B yang bisa menular dengan berhubungan badan?
Gita di dalam kamar mandi berusaha menyalakan air. Seolah-olah benar-benar sedang buang hajat, padahal aslinya sangat bingung dengan keputusan yang harus dia ambil.
"Gita, kamu nggak apa-apa kan? Kamu nggak pendarahan kan?"
Dari luar terdengar suara Keenan yang sedang memastikan Gita baik-baik saja. Wanita itu semakin gugup dibuatnya.
"Baik-baik saja kok Pak!" teriak Gita.
"Kamu diare Gita, mau saya ambilkan obat diare?" tanya Keenan sekali lagi.
"Nggak Pak, saya baik-baik saja!"
"Saya tunggu di kamar saya ya! Nanti kita bicara di sana!"
Ah, kamar? Gita sampai trauma dengan yang namanya kamar. Anak ini bisa tercipta di rahimnya karena sering bermain dengan Jevi di dalam kamar.
"Gita? Kamu kok nggak jawab. Kamu baik-baik aja kan?" ulang Keenan sekali lagi.
"Iya Pak, nanti saya ke situ!"
Keenan tersenyum lebar, dia langkahkan kakinya ke dalam kamar pribadinya. Gita mematikan kran air dan memastikan langkah Keenan sudah jauh dari tempatnya berada saat ini.
***
Sudah seperti maling yang mengendap-ngendap saja tingkah laku Gita kini. Lampu-lampu utama rumah ini sudah dimatikan sedari tadi. Sudah pukul 11 malam, di mana biasanya semua penghuninya sudah tidur jam segini. Sudah setengah jam Gita di kamar mandi, ketakutannya menjadi-jadi, setiap mau keluar dari sana dia jadi sangat takut jika nanti hal-hal buruk terjadi.
Mungkin saja Keenan sebenarnya ingin memperkosanya di kamarnya itu. Ya bisa jadi.
Gita buka pintu kamar mandi, pelan sekali, di malam yang sunyi. Dia ingin segera mungkin ke kamar Alvaro, lalu mengunci pintu dan tidur bersama anak itu. Semoga saja Keenan sudah terlelap di kamarnya, kalau tidak, Gita benar-benar tak punya alasan menghindari tawarannya.
Langkah pertama keluar kamar mandi, masih aman sekali dan Gita masih terbata-bata melangkahkan kakinya untuk langkah kedua. Iya, langkah kedua, juga aman, langkah ketiga dan seterusnya aman sampai Gita membuka perlahan pintu kamar Alvaro agar bisa menyelamatkan diri.
"Gita, kamar saya di sana, bukan di kamar Alvaro!"
Deg deg deg
Rasanya seperti ketangkap basah sedang melakukan perbuatan kriminal oleh warga. Gita putar tubuhnya ke arah Keenan yang kini mendekatinya. Gita semakin ketakutan dibuatnya.
"Pak jangan jahati saya. Saya bukan orang yang bisa Bapak pakai walaupun saya hamil di luar nikah!"
Dalam cahaya yang redup, Keenan berusaha mencari sorot mata Gita. Wanita itu semakin menekurkan wajahnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)
Romance"OM-OM BEJAT TAPI NIKMAT" itu adalah kalimat paling tepat dalam menggambarkan sosok Jevi bagi seorang Basagita Dewani. Alih-alih membantu kehidupan seorang gadis yatim piatu yang berprofesi sebagai pembantunya itu, Jevi malah menjadi laki-laki yang...