Official Mrs. Anugrah

2.3K 109 22
                                    

Setelah selesai sholat shubuh berjamaah, Mondy dan Marsya langsung bertukar kabar dengan Farhan dan Sabina yang ada di Melbourne. Di negara bagian sana sekarang sudah jam 9pagi.

Mondy dan Farhan sudah berjanji saling bertukar kabar bahagia setelah Marsya ketahuan hamil dan Farhan mengindahkan itu. Kalau Mondy chat, berarti kabar yang akan Mondy sampaikan adalah negatif, tapi kalau Mondy langsung menelfon berarti kabar itu positif, itulah isi kesepakatan Mondy dan Farhan.

Di Melbourne, Farhan baru selesai sarapan dengan Sabina, lebih tepatnya Farhan yang menyiapkan Sarapan untuk mereka berdua di kamar asramanya.

Fyi, Farhan dapat fasilitas tempat tinggal di asrama kampus Sabina. Mereka beda lantai, dan ruangan Farhan lebih besar karena memiliki kamar berpintu.

Tak lama ponsel pintar Farhan berdering dan tertera nama Bapak Rajendra di layar berukuran tak sampai 6 inchi itu.

"Sayang, ponsel kamu berdering" Ucap Sabina yang sedang nyemil sambil menunggu Farhan mencuci piring makan mereka.

Hari ini Farhan sangat protective pada Sabina  bahkan untuk urusan cuci piring ia yang mengerjakan, hal itu ia lakukan karena Sabina sedang redday hari kedua. tentu saja setelah melalui perdebatan.

Dulu sama Marsya alot dengan nego, sekarang sama Sabina alot dengan debat, ah makananku. Meskipun akhirnya ia yang menang tapi tetap aja, kenapa harus debat gitu ya.

"Tolong kamu angkat aja sayang. ngga papa, aku mau selesaiin satu piring lagi"

Mendengar perintah itu Sabina langsung meraih ponsel Farhan. Meski Sabina akan menjadi istrinya, tapi ia punya prinsip untuk tidak menyentuh ponsel milik suaminya tanpa izin, baginya itu tetaplah privasi.

Sabina sangat menghargai sebuah kejujuran dan kepercayaan. Menururtnya, dua sifat itu harus berjalan beriringan, tanpa kejujuran sebuah kepercayaan akan terasa banyak tanda tanya dan tak bisa dinyatakan sempurna, begitupun sebaliknya.

"Sayang dari ka Mondy, aku tetap angkat?"

Mendengar nama Mondy Farhan langsung membalik badannya, ia ingat kalau punya kesepakatan dengan Mondy dan akan memberikan surprise pada Sabina dan Marsya, jadi Sabina ngga boleh tau duluan.

"Iya angkat aja sayang, bilang tunggu sebentar ya"

Sabina:
"Oke, halo bapak Rajendra, sorry telfonnya aku yang jawab, pak dosen lagi di toilet sebentar, nah ini orangnya udah keluar"

Mondy:
"Hai Non hehe thankyou ya non"

Sabina:
"Urwell bapak, silahkan di lanjut ya, aku mau bersiap ke kampus"

Mondy:
Hm non tunggu, aku mau kasih kabar sebentar untuk kamu juga ya, jadi aku harap kamu tetap di tempat bareng Farhan.

Sabina:
Eh tumben, baiklah ka

dan sesuai kesepakatan, Farhan dan Sabina yang memberikan kabar bahagia duluan baru mereka. Sabina dan Marsya saling menangis mendengar kabar yang mereka dengar.

Marsya:
Huaa akhrinya adik aku udah ngga jenuh lagi karena mau nikah Aaaaa happy hiks hiks, sorry air matanya langsung ngalir guys" Ucap Marsya diiringi isak tangis dan tawa membuat Mondy semakin bahagia.

Sabina:
Dan akhirnya sebentar lagi aku mau punya anak juga dari kamu dan ka Mondy, aaa happy juga  hiks hiks. Aku ngga mau dia panggil aku tante ya ka, karena aku ngga suka, please call me mamana oke baby. Nanti kalau ibu sama ayah mau pacaran lagi, kamu main aja kesini ya temenin mamana.

Soulmate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang