Extra Part 1

616 80 6
                                    

•••••

Nathan menutup layar ponselnya lalu turun dari mobil yang ia kendarai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan menutup layar ponselnya lalu turun dari mobil yang ia kendarai. Saat ini, jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, Nathan akan berkunjung ke kedai milik salah satu kerabat seperjuangannya selama di Aussie dulu. Katanya, ia baru saja membuka kedai eskrim tersebut di pusat kota Perth.

Ini bulan ke lima kedai itu buka dan jumlah pengunjungnya kian hari selalu bertambah, Nathan semakin dibuat penasaran dan memilih datang berkunjung untuk memberikan selamat sekaligus kejutan kepada temannya itu.

Ini juga kali pertama untuk Nathan kembali ke Perth setelah terakhir kali datang ke sini untuk menghadiri pernikahan Sabina dengan Farhan delapan tahun lalu.

"Satu espresso panas, minum disini, ya" Ucapnya saat sudah sampai di tempat untuk memesan.

Mendengar pesanan yang tidak familiar ditelinganya membuat laki-laki yang berusia awal tiga pulahan itu menghentikan aktivitasnya.

"Maaf tuan, kami tid--- tunggu.. " Ia menggantungkan kalimatnya setelah mereka berdua saling bertatapan.

"Nathan? Lo Nathan kan?" Ucapnya tak percaya

"Hahaha Hai bro" Sapa Nathan dengan tawa renyahnya.

"Gila! Makin ganteng aja lo, sampe gak ngenalin gue" Balas laki-laki tersebut lalu mereka bersalaman khas pertemanan antar laki-laki.

"Harus dong! Ganteng itu pilihan bro, hahaha." Ucap Nathan lalu mereka berbincang sedikit dengan Nathan yang terus membanggakan dirinya. Itu adalah hal biasa untuk mereka berdua, saling sombong dan saling hina.

"Bangke! Sombongnya gak pernah hilang. Gue pikir setelah pulang dari London lo akan bawa gandengan, eh taunya masih sendirian aja lo"

"Haha sialan lo Jo, hidup gak harus tentang pasangan bro" Balas Nathan yang memanggil kawannya itu dengan nama singkatnya, sedang nama aslinya adalah Jonathan.

"Iya, emang gak harus tentang pasangan ko, tapi tentang gimana caranya untuk move on dari kasih tak sampai, ya? Kayaknya dalam banget itu luka sampai lo harus tega tinggalin gue sendirian disini" Jawab Jonathan tanpa merasa bersalah, mereka berdua memang seperti itu cara bertemannya.

"Haha sialan lo! for your information, ini adalah kota dia dan gue harap kita tidak bertemu, karena gue belum mempersiapkan hati gue untuk melihat dia secara langsung"

"Shit man, jadi lo beneran belum move on Nath? Are you crazy, man?"

"Haha please stop it, i need hot espresso right now."

Soulmate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang