Kejujuran

946 70 8
                                    

Setelah menghabiskan bubur buatan Mondy, mereka semua langsung bersiap untuk balik ke kota Bandung. Formasinya masih sama yaitu Farhan-Marsya dan Mondy-Sabina. Kenapa ga Mondy aja yang bawa? Karena ini sebagai rasa terimakasih Farhan kepada Mondy, karena udah dateng tepat waktu untuk Marsya.

"Oiya kaaca, stroberinya udah aku pisahin ya untuk kaka di mika, tadi ka Farhan udah ambil banyak tapi 1 keranjang kita kayaknya lupa kehitung sama kasirnya jadinya cuma sedikit deh"

"Bukan cuma 1 keranjang yang ga kehitung Ca, sama Sabina juga di makanin terus jadinya ya cuma segitu yang kita bawa" Timpa Farhan

"Dasar dosen lemes banget, engga gitu ya, aku cuma makan sedikit doang ko, ka Farhan aja yang berlebihan"

"Caa kamu percaya sama aku kan?" Tanya Farhan, sambil terus mengamati jalanan.

"Engga, ka Caca pasti percaya aku kan?"

"Aduuuh ampuuun, Mon lo aja sini yang nyetir deh, biarin dua orang  ini berantem aja di belakang."

"Heran, berantem mulu, tadi juga pas gue tinggalin buat balik ke villa mereka berantem juga Sya, ini gimana ceritanya coba, dosen sama mahasiswanya berantem terus." Jelas mondy ikut-ikutan

"YA GA GIMANA-GIMANA" balas Sabina Farhan kompak lalu Farhan menepikan mobilnya sebentar.

"Cakepp, sekarang kompak. Jadi gimana nih, mau lanjut berantem ga? Biar Mondy aja yang nyetir, kalian yang lanjut berantem" Balas Marsya yang sudah menyilangkan kedua tangannya di dada

"Tapi kamu percaya cerita aku kan Ca?"

"Engga, ka caca pasti percaya sama cerita aku, please lah pak dosen yang nyebelin tolong jangan menghasud kakaku buat percaya kamu ya" Sabina ngga mau kalah, bahkan ia memajukan posisi duduknya agar Marsya bisa dengar omongan dia dan percaya.

"Ih siapa yang menghasud, orang jelas-jelas aku jujur orangnya, ya kan Ca?" Tanya Farhan lalu Sabina dan Farhan menghadap Marsya yang sedang menonton mereka berdua ribut, tentu saja Mondy ikutan menonton mereka berdua sambil bersandar di sandaran kursi Marsya.

"Ko berhenti? Lagi asik nih aku sama mondy nontonin kalian berdua" Jelas Marsya yang terus memperhatikan mereka.

"Sya nih cemilan buat nemenin nonton dramanya" Balas Mondy dan memberikan snack ke Marsya membuat Sabina dan Farhan bengong melihat tingkah mereka berdua.

"Thankyou mon" Balas marsya yang terus menyuapi mulutnya dengan snack pemberian Mondy.

"Ayo Bi lanjut, Han lanjut, kita nonton kalian aja, seru juga ya Sya nontonin orang ribut secara langsung hmm nyam nyam" Ucap mondy yang tengah mengunyah dan Marsya mengangguk tanda setuju.

"Ko kalian berdua lebih nyebelin ya dari pak dosen ini hadeehhhh, enak aja makan berdua doang, aku juga mau ka Mondy, jangan ka Caca aja yang di bagi, mentang-mentangggg... emm... gajadi, pokonya jangan makan berdua doang dong." Ucap sabina cepat meralat, ia hampir saja keceplosan.

'Sabinaa, jangan sampe kamu kelancaran ngomongnya.' batin Marsya dan Mondy

"Mentang-mentang apa Bi?" Tanya Farhan bingung

"Han.. Am sayang.. Nah gini kan enak" Balas Marsya dan Farhan nurut untuk membuka mulutnya.

"Kayaknya aku sama Mondy aja yang tukeran duduk, Mon lo duduk depan ya, gue mau tidur di belakang aja sama Sabina" Ucap Marsya lalu mereka berdua tukeran.

"Asiikk aku bisa tidur peluk ka Caca"

"Ga gini juga Sabinaa, ampun salah lagi gue pindah ke belakang" Balas Marsya dan semua tertawa.

Soulmate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang