Pov Marsya.
Hari ini adalah hari kedua Marsya di rawat di rumah sakit untuk pemulihannya. Setelah kemarin siang mendapati kabar dari Rani kalau sang istri sudah siuman, Mondy langsung melakukan sujud syukurnya.
Ia bahagia, terlebih saat mendengar pesan yang Rani sampaikan dari sang istri, tangisnya tumpah, ada sedikit perasaan lega yang membuat beban di kepalanya berkurang.
Meski sudah lega mendengar kabar tentang Marsya, tapi Mondy kembali di buat cemburu ketika semalam, Baskara yang mendapat panggilan dari sang istri bukan dirinya.
Tapi rasa itu meredam ketika kalimat terakhir di ujung panggilan yang sangat membuat hatinya senang, seolah sedang dipeluk oleh sang istri karena Marsya memintanya untuk pulang berdua, naik motor.
Dengan catatan bukan atas permintaan Marsya melainkan Baskara diminta untuk membujuk sang abang untuk inisiatif menawarkan hal itu kepada dirinya, haha gengsinya masih ada ternyata.
•••
"Haha ka sya, lo mah gitu sih. tapi ngga papa, demi lo dan abang, gue rela sakit. Lagian, emang kenapa si kalau abang dengar permintaan lo itu, dia kan suami lo! Lo minta apapun juga--"
"Eeh Bas, bas tunggu!! lo udah pindah posisi? Ini ko
abang malah mau masuk kamar gue, si? Heh bas, cegat ga!! Gue belum siap ketemu abangg!!
Baskaraaa tolonggg" Potong Marsya, ia panik
melihat wajah sang suami yang semakin mendekat
ke arahnya dan ingin membuka pintu kamarnya."Gue udah di ujung koridor ka--" Baskara berbohong, ia tepat berada di tempatnya, tidak berpindah sedikitpun.
"Aaah baaskaraa!! abang udah masuk, ah gue
harus apa ini?? ah sudahlah, terlambat. Bye!!"
Lagi, Marsya memotong kalimat Baskara setelah Mondy berhasil menutup pintu kamarnya untuk masuk.Panggilan di putus oleh Marsya.
Kini yang berada di dalam kamar itu bukan hanya dirinya seorang karena sekarang sang suami sudah ada di dalam. Gugup, panik, dan bingung, perasaannya campur aduk, tapi Marsya lebih memilih diam.
"Sayang, sudah jam tujuh, kamu harus minum obatnya" Ucap Mondy seolah tidak mengetahui apapun. Ia melangkah mengambil obat di laci nakas samping brankar sang istri.
Dengan telaten Mondy mengeluarkan obat dari bungkusnya, menaruh di piring kecil dan menyiapkan air minum untuk Marsya. Tanpa ada pembicaraan apapun diantara mereka, Marsya menenggak semua obat dan air minumnya sampai habis.
"Alhamdulillah, hebatnya istriku" Ucap Mondy lalu mengusap bibir sang istri dengan tangannya. Marsya hanya terdiam dan melirik sekilas wajah sang suami yang sangat ia rindukan itu. Ia malu, takut Mondy mendengar permintaannya tadi.
"Besok sepertinya aku ke kantor naik motor sayang, karena mobil sudah jadwalnya service. Ngga bisa bareng papa dan babas juga karena mereka ada meeting di luar seharian. Kalau besok aku yang jemput kamu boleh kan sayang? Nanti aku pulang dulu ambil mobil--"
"Aku mau naik motor" Potong Marsya dengan cepat membuat Mondy pura-pura terkejut dan mengulas senyum sedikit.
Marsya langsung memalingkan wajahnya karena takut mendengar jawaban dari sang suami yang tidak sesuai keinginannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (END)
RomancePernahkah kamu berfikir jika orang yang bersamamu sekarang ternyata bukanlah belahan jiwa yang kamu maksud. Ini tidak sesederhana dalam kondisi suka dan duka bersama. melainkan, bagaiamana kamu menemukan nyamanmu di orang lain yang baru kamu temui...