Setelah mendapat ajakan dari Marsya dan Mondy, Dika akhirnya menyetujui makan malam bersama itu. Dengan harapan, gapapa sekarang berempat dulu, asal nanti bisa makan berdua bareng Marsya.
Baskara cukup kaget ketika melihat Dika ada di rumah abang dan kakanya, tapi segera ia tepis pikiran kotornya terhadap Dika. Menurutnya, Dika sama aja seperti Radit di kantor yang sesekali suka bikin ulah dengan kaka dan abangnya.
Di tambah Dika adalah anak asuh almh. Mamahnya jadi ga mungkin menyukai Marsya yang statusnya jelas istri dari saudaranya.
Dika juga seniornya di kampus dan Dika adalah kapten futsal sebelum Farhan, jadi ngga mungkin banget kemarin Farhan undang orang aneh ke nikahannya, yang jelas tidak ada hal aneh yang perlu ia khawatirkan tentang Dika, pikir Baskara.
"Enak ngga bang masakannya?" Tanya baskara yang sudah mengisi penuh perutnya dengan dua piring nasi, bahkan sekarang ia masih sibuk menambah suapannya.
"Enak! Gue jadi inget almh. nyokap lo bas, dulu juga sering masakin ini kalau lagi nginap di rumah bibi Martha, kamu pesan dimana sya? Kapan-kapan aku mau beli ini untuk makan di tempatku" Balas Dika yang terus menyuap santapannya, ia juga sangat menyukainya.
Ucapan Dika tadi membuat senyum yang tadinya mengembang pada sudut bibir Marsya menghilang. lagi... di hari yang sama ia dikaitkan dengan Almh. Mertuanya, hatinya sedikit lelah mendengar penuturan tersebut. tapi senyum itu kembali terlukis karena ia memiliki ondy, suami yang selalu memahaminya.
Mondy mengelus tangan Marsya dengan lembut dan menatapnya dengan tatapan teduh, seakan berkata 'aku paham perasaan kamu, it's oke hanya kali ini ya sayang' Marsya membalas dengan helaan nafas nya yang pelan lalu tersenyum.
Meskipun di rumah banyak makanan, tapi hari ini Marsya menyiapkan ayam goreng mentega khusus untuk Mondy dan Baskara makan, karena menu itu adalah makanan Favorit mereka berdua, biar makanan yang banyak tadi khusus untuk di bagi ke tetangga aja.
Mondy ngga mau makanan favoritnya ini di masak oleh bi May atau siapapun, karena selain Bi Inah, hanya Marsya yang boleh masak menu itu.
Salah satu alasannya adalah karena yang Dika sebutkan tadi. Tapi Mondy tidak pernah menyampaikan alasan itu, ia hanya bilang karena itu Marsya yang masak, jadi double enaknya.
"Enak aja beli, ini ka Marsya yang masak bang dengan penuh cinta untuk suami dan adik ipar--- eeiitzzz bang ih makanan ko di lempar, kaget tau!"
"Enak aja lo kalau ngomong. Istri gue masak untuk gue lah. Lo tuh cuma beruntung aja tau ngga? bisa ikut rasain masakan istri gue terus" Potong Mondy dengan menimpuk sisa kerupuk yang ia makan ke baskara.
"Ka sya.. Abang buang makanan tuh, dosa tau makanan ngga salah! amm amm amm mmm enak banget masakan kaka iparku ini... nyam nyam" Ledek baskara semakin jadi.
Dika yang menyaksikan itu pun ikut terbawa suasana, suara tawa kecilnya ikut terdengar di sela ucapan baskara. Ia sangat menikmati suasana ini, di tambah ada Marsya di dekatnya membuat suasana semakin sempurna.
"Ah Sya, aku membayangkan kita bisa makan bersama dengan anak kita nanti" Ucap Dika dalam bayangannya
"Bapak cukup ya, adiknya lagi asik makan malah di timpukin, udah cepat abisin makanannya. Aku ngga mau lihat ada nasi yang tersisa ya sayang"
"Sayang ko jadi marahin aku? Babas yang mulai sayang"
"Aku ngga marahin kamu cintaku, tapi malu tau sama ka Dika. tuh dari tadi dia ngetawain tingkah kalian berdua. Di tambah nanti anak kita bisa denger kalau ayah sama unclenya ribut terus kalau soal makanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (END)
Roman d'amourPernahkah kamu berfikir jika orang yang bersamamu sekarang ternyata bukanlah belahan jiwa yang kamu maksud. Ini tidak sesederhana dalam kondisi suka dan duka bersama. melainkan, bagaiamana kamu menemukan nyamanmu di orang lain yang baru kamu temui...