Salah Paham

896 62 3
                                    

"Sekali lagi makasi ya sayang, papa harap setelah ini kebahagiaan selalu bersama kamu, papa pasti akan sangat rindu dengan putri kecil papa ini"

"Putri kecil papa ini sekarang sudah tumbuh dewasa pah, jadi udah bukan anak kecil lagi" Jelas sabina membuat papanya terkekeh

"Walaupun udah dewasa tetap aja di mata papa kamu masih putri kecil papa yang ngga bisa lepas dari stroberi dan coklat, Oh ya ngomong-ngomong tentang keduanya, kenapa milka yang ada di kulkas semakin bertambah? Emang kulkas kamu yang di sini udah ngga muat menampungnya sayang?"

"Ehehe harusnya muat pah, tapi di kulkas sedang ada bouquet stroberi jadi milkanya ngungsi ke bawah dulu ya heee" Sabina menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Pasti kamu kesulitan memilih antara stroberi atau coklat yang menetap kulkas kamu kan?"

"Yup betul pak rektor, pilihan itu sangat sulit untukku" Balas Sabina mantap

"Siapa orang yang sudah memberikan pilihan sulit kepada putri kecil papa ini?"

"Farhan dan Nathan pak rektor, ups"  sabina menjawab dengan sangat lancar sampai lupa ia harus mengerem

"Oooh.. Papa paham sekarang, papa emang curiga dari dulu, kalau nathan itu suka sama kamu sayang, soalnya papa sempat terima bouquet lily dan milka dan nama yang tertera di kartu ucapan itu adalah namanya nathan." Wajah sabina langsung memerah saat itu juga 

"romantis juga nathan dengan kata-kata indahnya" Lanjut papa sabina.

"Paaah ko di baca si?" Rengek sabina sedikit tertawa, ia malu.

"Ya kan biasanya kalau ada kiriman bouquet itu untuk mama dari pasiennya sayang, tapi ini kok tumben beda, ada tambahan coklatnya juga jadi papa khawatir itu dari penggemar rahasia mama kamu, ya papa baca deh suratnya. Eh ternyata malah dari pangagum engga rahasianya anak papa." Balas papa sabina meledek putrinya, beliau menekan di kata 'engga rahasia'

"Paah jangan ngeledek dong, nathan bukan pengagum rahasia aku ya, dia itu senior aku pah ngga lebih" Tukas Sabina kembali ke mode awal yang gengsi.

"Tapi sepertinya nathan sama farhan sama-sama jatuh cinta sama anak papah deh, hmm sulit juga jadi kamu ya sayang? Kamu ngga pusing sayang? Ko papah jadi pusing ya setelah memikirkannya" Lanjut papah sabina terus meledek putrinya

"Kenapa jadi papah yang pusing? Nana aja ngga pusing. Udah mending pak rektor beberes deh sekarang nanti bu dokter nyariin loh" Balas sabina sambil sedikit mendorong papanya ke tepi pintu

"Jadi malam ini papa dan mama temenin kamu ketemu senior atau pengagum rahasia nih sayang?"

"Paaah ko ngeledek terus ish, nana panggil mamah juga nih biar papah di omelin"

"Eeh jangan sayang, oke papah keluar tapi satu hal yang harus kamu tau ya sayang. Dengan siapapun nanti kamu berakhir di pelaminan, papa harap itu adalah pilihan kamu. Dan karena kamu sudah tegas dengan farhan, papa juga harap kamu harus tegas dengan siapapun pria yang datang sampai nanti kamu selesai s2. karena laki-laki yang baik, dia akan selalu menghormati putusan dari perempuan pilihannya sayang"

"Siap pak rektor, putri kecilmu ini mengerti dan akan melaksanakan perintah tersebut, siap tutup pintu untuk semua yang datang dan fokus selesaikan pendidikan. Udah keluar ya pak rektor, nana beneran panggil mamah nih" Ancam sabina ke papanya

"Eeeh berani-beranian ngancem papa ya, haha baiklah papa keluar. jangan lama-lama dandannya ya sayang, papa tunggu di luar."

" 2 jam paah" Teriak sabina ketika pintu hampir tertutup membuat papanya kembali ke kamarnya

"Sayang, yang bener aja masa 2 jam. Mau sampai lembang jam berapa na?"

"Hahaha panik ya pah? Iya iya jam 5 lewat dikit nana turun ya, byee paaah" Pintu tertutup.

Soulmate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang