Januari 2024
Universitas Nusantara Merdeka, Bandung.
Saat sedang menikmati tahu tanpa batagornya, farhan mendapat telfon dari pak Zidan, rektor UNM.
"Farhan, kamu bisa ke ruangan saya sekarang? Pak Zola rektor dari UNB ingin bertemu kamu"
"Bisa pak, baik saya kesana sekarang pak" Setelah mendengar bahwa ada pak Zola, farhan pun segera kesana tanpa melihat kanan kirinya, ia hanya meneguk beberapa kali es teh manis yang di pesan tadi.
Kemudian berlalu begitu saja. Sabina dan gista yang sedang asik makan batagor dan bakso pun melihat dosennya berlalu.
"Na" Panggil Gista setelah menyeruput esnya
"Hmm"
"Menurut kamu alasan pak farhan jadi dosen apa ya? Padahal postur badan dia tuh bagus banget buat jadi pemain sepak bola atau atlet ketimbang dosen."
"Kamu pusing amat gis mikirin alasan pak farhan jadi dosen. Gaada yang lain pertanyaannya?" Balas sabina yang sudah selesai makannya
"alhamdulillah, batagor emang terbaik. Yuk gis kita pindah" Lanjutnya dengan tersenyum."Kamu sadar ga na, yang kamu makan itu batagor punya pak farhan" Ucap gista dan membuat sabina menghilangkan senyumnya.
"Gis, please lah.. Aku inget ko, terus aku harus apa kalau emang itu batagornya dia? Lagi juga aku kan ga minta tukeran, dia yang nawarin duluan. Jadi gausah di bahas lagi ya."
"Oke aku ga bahas lagi, tapi aku cuma mau ingetin, jangan lupa chat pak farhan biar anak yang lain ga nungguin kabar kapan pertemuan selanjutnya."
"Astaghfirullah gis, aku lupa save nomornya. Terus gimana dong, kita ke kelas lagi?"
"Tinggal minta nomornya langsung na, ngapain ke kelas"
"Ih gamau ah, aku minta sama dosen lain aja"
"Dasar sabinaaa gengsinya masih juara aja ya astagfirullah. Ntar aku kirim ya. Aku udah save ko. Yuk kita cabs sekarang, kantin juga udah mulai sepi nih" Balas gista kemudian mereka beranjak meninggalkan meja kantin"Kamu emang yang terbaik Gista Dwi Rahmadi"
"Hahaha giliran gini aja terbaik" Balas gista kemudian mereka masih tertawa
"Na kita ke perpus yu, aku mau cari referensi nih" Ucap gista setelah mereka meninggalkan meja kantin, sabina berjalan disampinnya
"Boleh, aku juga mau sambil nunggu papa nih dia lagi di ruang rektor kita" Balas sabina
"Ngapain papa kamu disini?"
"Entah, katanya mau ketemu mahasiswa kesayangannya." Balas sabina.
Setelah mendapat telfon dari rektor yang sekarang (Pak Zidan) farhan pergi terburu-buru sampai ia lupa kalau ia bawa tas dan tasnya masih tergeletak di bangku kantin, ia pun tersadar di pertengahan jalan
"Oiya aku harus kembali ke ruangan dekan nanti, buat lampirin dokumen yang kurang." Ucap farhan lalu ia tersadar ranselnya gaada di pundaknya.
"Astaga, bisa-bisanya tempurungku lupa aku bawa" Lanjutnya dan ia segera membalikkan badan untuk kembali ke kantin dengan sedikit berlari.
Saat sampai di bibir pintu kantin ia ga sengaja menabrak seseorang. Yap tepat sekali, farhan ga sengaja menabrak sabina dan dengan sigap farhan menolong sabina dengan sisa keseimbangan yang ia punya agar sabina tidak terjatuh.
Sabina yang kaget karena ia sedang asik ngobrol pun hampir menjatuhkan dirinya, namun pertahanan farhan lebih kuat, dan lagi, seperti kejadian 4 tahun lalu, farhan menangkap sabina agar sabina tidak jatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (END)
RomansaPernahkah kamu berfikir jika orang yang bersamamu sekarang ternyata bukanlah belahan jiwa yang kamu maksud. Ini tidak sesederhana dalam kondisi suka dan duka bersama. melainkan, bagaiamana kamu menemukan nyamanmu di orang lain yang baru kamu temui...