Setelah berpisah dengan baskara di depan hotel, Marsya akhirnya kembali ke kamarnya di lantai atas tempat mereka menginap. Sejujurnya ia sangat khawatir akan kondisi suaminya, tapi ia juga sangat lelah di tambah malam ini Marsya harus minum vitamin dan susu hamilnya untuk kesehatan calon anak mereka.
"Semoga kamu baik-baik aja sayang, aku udah lelah banget buat lanjutin jalan lagi." Marsya mulai menyusuri lorong menuju kamarnya dengan langkah tergontai. Ia sudah melepas heelsnya ketika berpisah dengan Baskara.
Marsya memutuskan mencoba hubungi Mondy sekali lagi dengan harapan telfonnya di jawab. Namun nihil, Mondy tetap tidak menjawab.
"Sayang kamu dimana si?" Hatinya benar-benar risau.
Marsya terus menekan tombol hijau pada kontak yang ber tuliskan "My Bear🤎" Itu dengan harapan di dering keberapa pun Mondy akan mengangkatnya.
Setelah membuka pintu kamar mereka, marsya mendengar dering yang sangat ia hapal, itu adalah nada dering ponsel milik suaminya, Mondy.
"Sayang..?" Panggil Marsya memastikan kalau Mondy ada di kamarnya. Ia sampai lupa menutup kembali pintu kamarnya.
Marsya menemukan ponsel Mondy tergeletak di atas kasur dengan pintu balkon yang sudah terbuka. Ia berjalan cepat ke arah sana dan melihat sang suami sedang duduk menangis sambil memeluk tubuhnya di sudut balkon.
"Reyyy.. Yaa Allah sayang.. Hey.. Aku mencari kamu. Kamu kenapa ada disini sayang?" Tanya marsya setelah ikut berjongkok di hadapan suaminya, Mondy terus menerus mengucap kata maaf.
"Sayang... " Marsya meraih wajah suaminya. Ia lihat air mata Mondy sudah membasahi wajahnya, Marsya membantu menghapusnya.
Mondy menatap dalam Marsya dengan tatapan penuh takut dan bersalah, ia melihat ada sang mama di wajah istrinya.
"Mam maafin abang hiks hiks maafin abang karena ngga bisa tolongin mama" Mondy semakin terisak
"Sayang... Mamah udah maafin kamu, mamah udah tenang sayang, ini aku Syabil, istri kamu, kita masuk yuk" Bujuk marsya secara lembut.
Bukannya merasa tenang Mondy malah mencengkram bahu Marsya hingga ia merintih kesakitan, tapi Marsya tahan.
"Mah jangan mengaku sebagai istri abang dong mah, tolong maafin abang mah. Mamah ngga mau maafin abang? Mama marah sama abang?" Tanya mondy mengintimidasi sambil mengguncang tubuh Marsya.
"Rey, awsh sakit Rey" Rintih Marsya karena kini kuku mondy semakin menekan bahunya, kalimat penuh tekanan itu juga sangat membuatnya takut.
"Mamah udah maafin kamu sayang sssh please sadar Rey, ini aku istri kamu. Ayo kembali sayang awsh"
Mondy bisa melihat dari mata Marsya bahwa ia kesakitan tapi Mondy tidak bisa melepas tangannya dari bahu Marsya. Air matanya tak henti membasahi wajahnya.
"Rey please sadar sayang, mamah udah tenang disana, mamah udah maafin kamu, mamah udah bahagia melihat kamu bahagia awsh.. Reey.. aku mohon.. kembali sayang, bahu aku sakiit" Rintih Marsya semakin jadi
"Mamah udah maafin aku?"
Marsya mengangguk "Iya sayang mamah udah maafin kamu, ayo kembali ya, aku kangen kamu" Mata Marsya mulai berkaca, pelupuknya manahan air mata yang ingin tumpah, tubuhnya pun sudah lemas.
•••
Baskara telah menelusuri bibir pantai sekali lagi dan sudut sudut penginapan sejauh yang ia bisa tempuh, tapi abangnya tidak kunjung ketemu. Kaka iparnya pun belum menelfon juga, tanda Mondy tidak ada di hotel.
"Lo kemana si bang?" Keluh Baskara merasa frustasi.
Baskara mencari lagi di sekitar hotel, sekalian ia ingin memastikan bahwa kaka iparnya sudah mengunci pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (END)
RomancePernahkah kamu berfikir jika orang yang bersamamu sekarang ternyata bukanlah belahan jiwa yang kamu maksud. Ini tidak sesederhana dalam kondisi suka dan duka bersama. melainkan, bagaiamana kamu menemukan nyamanmu di orang lain yang baru kamu temui...