Kamu dan Edelweis

860 60 4
                                    

📍Malang

Setelah kejadian tadi pagi yang bikin wajah Mondy dan Marsya kemerahan, akhirnya mereka tetap memutuskan untuk pergi ke tempat yang Mondy maksud. dalam perjalanannya, Marsya masih bingung kenapa outfitnya seperti ini.

"Rey"

"Iya sayangku"

"Rey aku punya nama"

"Baiklah, iya syabilku, kenapa sayang?"

"Ini kita seriusan pakai outfit kaya gini? Kita mau naik gunung ya Rey?"

Sebelum mereka berangkat, Mondy telah memberikan outfit naik gunung dari head to toe untuk Marsya, dengan warna dominan hitam, Marsya hanya di minta bawa perlengkapan wajibnya aja, karena Mondy telah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka berdua buat di gunung nanti.

"Hmm, ketahuan deh hehe. Iya aku mau ajak kamu naik gunung syabil, kamu ga nyaman ya sayang sama outfitnya? Kalau kamu ga nyaman sama outfitnya dan kamu gamau naik gunung, kita bisa putar balik sekarang sayang." Ucap Mondy yang tengah fokus berkendara tentu saja sambil memegang tangan kekasihnya.

"Aku nyaman ko Rey. aku emang belum pernah naik gunung, tapi aku selalu penasaran ingin naik. Jadi aku mau naik karena bareng kamu" Jawab Marsya dengan senyum khasnya.

"Kenapa jawaban dan senyumnya manis sekali? Tapi lebih manis rasa semangka yang tadi pagi Syabil" Jelas Mondy menggoda Marsya

"Rey, cukup! ko masih bahas semangka si?"

" Gabisa cukup syabil, dia terus berputar di otak aku. Gimana dong sayang?"

Tapi memang benar, setelah keluar dari kamar Marsya lebih tepatnya setelah ciuman pertama mereka, Mondy tak hentinya membayangkan lagi, suasana tadi pagi sangat candu baginya, ia ingin terus merasakan itu tiap pagi.

"Rey ih nyebelin banget jawabannya" Marsya benar-benar di buat kesal, Mondy menggodanya terus, ia malu karena pasti wajahnya selama ciuman tadi berlangsung memerah seperti warna semangka.

"Syabil bentar, wajah kamu ko merah sayang, kamu ga demam kan?"

Ledek mondy membuat Marsya panik lalu ia memberhentikan mobilnya dan mengarahkan kedua tangannya ke pipi Marsya untuk menangkupnya, membuat Marsya terlihat lebih menggemaskan.

"Sayang ini beneran merah loh wajah kamu, tapi kenapa ga panas ya?" Lanjutnya pura-pura berfikir. Mondy benar-benar puas dan sangat suka melihat wajah Marsya seperti ini.

"Reeey iiiih apasik? lepas ga tangannya, kamu mau bikin wajah aku terlihat seperti kepiting rebus ha?" Ucap Marsya sedikit lebih susah karena tangan mondy masih menangkup wajahnya membuat bibirnya seperti ikan.

"aihhh gemes sekali, sayaaang ayo nikah" Mondy langsung menampilkan wajah memohonnya, ia sangat ingin bersama Marsya terus. Karena hatinya sedang bahagia sekarang.

"Reeey, nikah ga se gampang itu sayang" Jawab Marsya setelah mondy melepas tangannya.

"No, nikah gampang sayang. Pertama, kita udah saling tau perasaan kita, aku ingin miliki kamu dan kamu juga, kedua, finansial aku insyaAllah cukup buat nafkahin kamu, dan ketiga tempat tinggal, kita bisa tempatin rumah aku yang di Bandung, nanti biar babas yang pindah ke apartemen. Intinya aku udah siap hidup bersama kamu syabil." Jawab Mondy sangat mantap, seolah tidak ada lagi yang perlu disiapkan karena ia rasa dirinya dan Marsya sudah mencukupi.

"Kamu melupakan satu hal sayang"

"Aku melupakan apa syabil?"

"Kesiapan mental. aku yakin dalam pernikahan ga semudah hanya 'aku siap hidup sama kamu'. Tapi kita juga harus tau kurang dan lebihnya pasangan kita Rey. siap kah kita menerima, ketika pendapat pasangan kita tak sejalan dengan pendapat kita. "

Soulmate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang