Prolog

7 3 6
                                    

Halo teman-teman, terima kasih yang mau mampir. Sebelumnya maaf ya kalau ceritanya kurang bagus. Tapi aku harap kalian suka sama karakter nya..

enjoy your reading!

enjoy your reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis dengan kerudung segitiga hitam dan baju formal tengah berjalan menghentakkan kakinya di trotoar jalan. Suasana hatinya sedang buruk saat ini. Bagaimana tidak? ia begitu kesal selalu gagal interview, bahkan dalam satu hari ini sudah ada 3 perusahaan yang menolaknya. Kesialan apa yang terjadi pada nya, batinnya heran.

"Di tolak lagi di tolak lagi. Coba, udah berapa kali dalam sehari ini gua gagal interview terus, hahhh!!!" helaan napas terdengar begitu berat dan keras. Sembari kaki nya menendang-nendang angin yang tak bersalah.

Dia adalah gadis berumur 19 tahun yang bernama Rinayla Aghistia Respati, kerap di sapa Aghis. Saat ini ia tengah menganggur sebab tak kunjung di terima di tiap perusahaan. Mau lewat online ataupun offline, tetap saja tak ada yang memihaknya.

Kuliah? oh tidak! 'mau kuliah gimana, wong gak punya duit' katanya setelah lulus SMA. Ia sedikit menyesal mengapa memilih SMA di banding SMK. Ia dengan percaya diri memilih SMA sebab yakin akan kuliah pada saat itu, begitulah alasannya. Namun ekonomi keluarganya yang tiba-tiba menurun drastis memaksa ia harus melepaskan impiannya.

"Assalamualaikum Aghis pulang.." sambil membuka pintu yang langsung di sambut sang ibu.

"Gimana interview nya?" sang ibu terus mengikuti Aghis hingga ia mendudukkan bokong nya di sofa.

"Ga gimana gimana. Gagal" ibu nya tersenyum "Gapapa, perusahaan gak cuma itu doang" Aghis menatap sang ibu.

"Ya tapi masalahnya itu udah 3 perusahaan Aghis datengin, gak ada sama sekali yang nerima. Udah berkurang tuh list perusahaan yang Aghis mau" wajahnya tertekuk sambil menghela napas.

"Ya mau gimana lagi, nyari kerja di jaman sekarang mah susah. Kamu masih mending mau usaha, tuh bapakmu ga keliatan usahanya nyari kerja" bapak nya yang sedang merokok di sofa single itu sontak menoleh "Kamu nya aja yang ga pernah peduli sama usaha saya".

"Mau peduli gimana mas? wong kamu keliatannya ngeluh mulu tapi ga ada hasil" Aghis rasanya ingin pergi dari sana, ia lelah terus menjadi saksi perdebatan orang tuanya mengenai masalah keuangan keluarganya.

"Kamu aja yang ga pernah bersyukur, seenggaknya duit saya bisa mencukupi kebutuhan rumah"

"Kebutuhan rumah? kayak listrik dan air? cuma itu? kebutuhan pokok sehari-hari? ga ada mas, itu pake uang aku semua. Kamu kerja cuma fokus buat bayar utang" ibu nya terpaksa bekerja karena keadaan. Jika tidak, keluarganya tidak bisa makan sehari-hari.

Ini alasan kedua kenapa ia memilih bekerja daripada kuliah. Ya, bapak nya tidak pernah serius bekerja serta menjalani tanggung jawab nya sebagai ayah atau suami yang menafkahi keluarga. Uang yang di hasil kan hanya untuk membayar utang nya, itupun tidak pernah lunas karena selalu meminjam untuk membayar lalu meminjam lagi. Utang lah yang membuat ekonomi keluarganya menurun drastis.

Aghis pergi ke kamar untuk mengistirahatkan diri. Sudah lah lelah karena di tolak perusahaan, sekarang di tambah dengan keributan keluarga nya.

"Tidur adalah obat dari segala obat" setelah menunaikan solat Dzuhur, ia terlelap hingga sore tiba.
.
.

"Ghis, bude mu nawarin kerja di gudang sembako nih. Mau ga?" Pelan-pelan Aghis membuka mata nya. Lagi tidur pun ia tetap di jejeli loker oleh ibu nya.

"Aghis pikir-pikir dulu ya Bu" dengan suaranya yang khas seperti orang baru bangun tidur. Ibu nya keluar dari kamar nya.

Aghis menatap dinding kamarnya. Sembari mengumpulkan nyawa nya, Aghis melamun. Memikirkan nasib dirinya dan keluarga nya.

"Kenapa susah banget ya hidup tuh? rasanya pengen ngubah takdir, bisa ga sih?" Tiba-tiba Aghis terpikir untuk mengubah masa lalu ibu nya.

"Waktu itu ibu pernah cerita pengen jadi dokter. Pas cerita itu, ibu senyum nya adem banget. Dia kayak mau banget jadi dokter. Dia juga bilang 'kalau ibu jadi dokter, pasti hidup kita bakal enak kan ya?' waktu itu gua pikir itu cuma khayalan ibu karena capek sama hidup. Tapi setelah gua pikir-pikir lebih dalam, kayaknya itu emang keinginan dia deh waktu dulu. Bukan karena capek hidup, tapi emang cita-cita nya waktu itu"

Aghis terdiam sejenak "Kalau ubah masa lalu bisa gak ya? gua mau ubah takdir hidup ibu. Gua pengen wujudin cita-cita ibu" lalu setelahnya Aghis tertawa miris.

"Gak mungkin lahh!! aneh aja Aghis mah halu nya" Aghis kembali meratapi nasib nya.

Tapi dari lubuk hati paling terdalam, Aghis benar-benar berharap keinginannya terwujud untuk bisa menjelajah masa lalu.

Setidaknya ia hanya akan menyelamatkan ibu nya dan menjauhkan nya dari ayahnya.

Agar mereka tidak menikah dan penderitaan mereka pun tidak akan ada, benar begitu?

Agar mereka tidak menikah dan penderitaan mereka pun tidak akan ada, benar begitu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





kalian pernah kepikiran gini ga? atau aku doang ya?

jujur aku sering banget mikir mau ubah takdir ajalah biar hidup enak dan sesuai sama keinginan kita.

itulah kenapa aku suka banget sama time traveler gitu.

nekat bikin cerita dengan genre ini. tapi ada alasannya juga..

ini tuh gegara Drakor twinkling watermelon tauu.. makanyaa aku kepikiran bikin cerita ini

terinspirasi dari Ha Eungyeol nihh hehehhehe..

siapa yang nonton, angkat jempol kaki!!!

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang