15. Siapa kakek itu?

3 1 0
                                    

Hahaiiii... semoga ceritanya tidak membosankan yeah

enjoy your reading!

enjoy your reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Mbak Aghis. Mbak.." Aghis mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya terang di ruangan serba putih ini. Matanya mengeliling setelah berhasil membuka mata sepenuhnya.

Aghis kini menatap ke samping, dimana ada adiknya tengah berdiri memandanginya. Matanya seperti memancarkan binar terharu, hingga berkaca-kaca "Mbak Aghis bangun Bu!! Bu, mbak Aghis Bu!.." Suaranya sedikit mendengung, membuat telinga nya sakit. Adiknya berteriak sambil berlari. Entah kenapa, semua pergerakan mendadak lambat.

Aghis masih terdiam memandang sekeliling. Rumah sakit? kenapa dia? saat asik menatap sekeliling, semua keluarga nya masuk ke ruangan Aghis dengan ekspresi senang.

Ibu nya memeluk Aghis. Ibu? apa ini? apa ia kembali ke kehidupan aslinya? Ayahnya bahkan ada di sana, tersenyum tulus menatapnya. Senyum itu.. tak pernah ia dapatkan lagi setelah umur nya mencapai 12 tahun. Dan kedua adik nya berdiri memandangi Aghis tanpa ekspresi. Tidak, bukan tanpa ekspresi. Ekspresi nya sulit ia deskripsikan.

Ibu nya berhenti memeluknya. Mulut nya terlihat berbicara, tapi.. kenapa mendadak tidak ada suaranya? Aghis memicingkan matanya fokus dengan gerak mulut ibu nya. Ia bingung, tidak ada suara sekarang melainkan dengungan yang begitu kuat. Aghis menutup telinganya, sakitt.. sakit sekali.

Ibu nya panik kemudian memegang kedua tangan Aghis sembari mengelusnya. Ayah nya segera memanggil dokter. Kedua adik nya panik menatap Aghis. Aghis meringis kesakitan. Ini apa? kenapa dengungannya tidak berhenti?

Lalu tiba-tiba semua mendadak hitam, lalu berubah lagi, dan kini Aghis sedang berada di taman. Taman ini.. yang pernah ia datangi dengan ayahnya ketika ia berumur 8 tahun.

Ia memutar-mutar badannya, mencari keluarganya. Namun tidak ada, kemana semuanya? kemudian ia menghadap ke depan lagi. Mungkin keluarga nya sedang membeli sesuatu, pikirnya. Saat ini ia tak dapat berpikir jernih. Ini dunia nyata atau palsu, ia tak tahu.

Saat sedang menikmati udara yang menyapu wajahnya dengan halus. Ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Aghis menoleh, melihat seorang kakek tua yang memberikan dia secarik kertas. Aghis mengernyitkan dahi nya bingung, namun tangannya tetap mengambil secarik kertas itu.

Di kertas itu tertulis "Jangan menyerah, akan ada sesuatu yang indah. Namun prosesmu tak mudah. Jika itu berhasil, takdirnya akan berubah. Semua ada di pilihan mu, pilih lanjutkan namun semua akan berubah atau berhenti tidak akan ada yang berubah. Pejamkan matamu dan cari aku, ketika kamu merasa bingung. Clue nya, ada di sekitar mu saat di masa lampau. Selamat menjelajah waktu".

Belum sempat ia menoleh ingin melihat wajah kakek itu, seketika mendadak hitam kembali.
.
.

Aghis terbangun dengan napas yang tersenggal dan keringat yang bercucuran dari dahi. Aghis menatap sekeliling, apa itu tadi? ia bermimpi? namun kini diri nya kembali lagi di rumah Patmi.

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang