38. Perasaan Sandi

5 1 1
                                    

Haloooo apa kabss keleann?? eaaa

waduhh judulnyaaa.. Sandi mau jujur soal perasaan nya kah?

hepi reding yeahh!!!

hepi reding yeahh!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Di ruangan ini tinggal Anna dan Sandi saja. Aghis pamit untuk kerja, karena dia ada shift malam. Sebenarnya Aghis lelah, namun ia masih butuh duit untuk menghidupi nya. Kalau Anna sendiri, sering di kirimi duit oleh orang tua nya, walau sedikit.

Anna duduk diam sembari membaca buku koran yang tersedia di rumah sakit itu. Sandi yang selesai mandi pun menghampiri Anna yang sedang serius membaca.

Lalu dengan iseng nya, Sandi menaruh handuknya di wajah Anna agar menutupi mata Anna. Anna yang kesal pun menarik handuk itu dan melemparnya ke depan. Sandi tertawa terbahak-bahak.

Anna menatap Sandi dengan ekspresi cemberut "Jail banget sih!" setelah puas tertawa, Sandi berjongkok di depan Anna dengan sebelah kaki nya ia tekuk.

"Maaf ya" Sandi tersenyum membuat Anna terdiam. Kali ini ia yang terpana.

Mereka saling menatap dalam diam. Anna menelusuri wajah Sandi seperti saat mereka di bus.

Sedangkan Sandi menatap mata Anna yang berwarna coklat tua. Mata yang ia suka, dan yang membuat nya terus terpesona. Mereka terus dalam posisi itu beberapa menit.

Lalu Anna yang sadar duluan pun berdehem. Sandi yang tersadar pun seketika berdiri sembari mengelus tengkuknya. Dan ia pun segera duduk di bangsal nya.

Anna menyelipkan anak rambut nya ke belakang telinga dan membahasi bibir nya, ia gugup. Sandi hanya terus menatap ke depan. Namun kali ini Sandi harus bisa mengatasi kegugupannya. Gugup nya membuat ia gagal dalam berinteraksi dengan Anna.

Sandi sadar dengan ekspresi Anna waktu ia melepaskan genggaman nya saat di TMII. Ia sebenarnya tak mau terlalu percaya diri, namun ia menganggap itu adalah bentuk dorongan dari Anna untuk dirinya agar terus melangkah maju. Ia bertekad mendekati Anna secara ugal-ugalan.

Sandi berdiri dari duduknya lalu ikut duduk di sebelah Anna. Anna terkejut sembari menatap Sandi yang semakin dekat jarak duduk nya dengan nya. Anna terus menggeser duduknya, namun terhenti kala merasakan tangan kekar Sandi merangkul pinggang nya.

Anna membulatkan mata nya dengan menatap ke depan. Ia benar-benar terkejut. Anna menoleh ke samping, menatap Sandi lagi "Sebentar aja An, aku mau nyender kamu boleh?" Anna tak bisa menolak saat Sandi menatapnya dengan dalam. Ia seperti terhipnotis. Lalu ia mengangguk pelan.

Sandi tersenyum senang kemudian merebahkan kepalanya di pundak Anna. Anna hanya bisa diam, mematung. Ia mencerna semuanya dengan lambat. Namun dalam lubuk hatinya, ia begitu senang. Hingga tanpa sadar, Anna menggigit bibir bawahnya, menahan pekikan suara senang nya agak tak keluar.

"An, kamu harusnya udah tau kan sama perasaanku?" Anna merasa tubuhnya membeku. Mulutnya seakan terkunci, ia bingung menanggapi nya.

"Tapi aku belum tau perasaan mu" Sandi mengangkat kepalanya lalu menatap Anna yang terdiam menatap ke depan.

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang