Hai haiiii... siapa tuh yang cemburu??
wkwkwk
kayaknya chapter akhir-akhir ini bakal banyak kata deh. 2000 lah maksimal..
hepi reding uyeahh!!
Aghis pulang ke rumah dengan hati yang gembira. Pasalnya hari ini ia mendatangi lagi supermarket yang ia lamar untuk menanyakan kelanjutan nya, dan ternyata Aghis di terima berkerja disana. Gimana gak seneng.
"Anna!! naa!!!" Aghis cepat-cepat membuka sepatu dan pintu. Anna yang baru bangun tidur karena habis pulang kuliah pun memasang ekspresi kesal "Apasih? Berisik banget Aghis!" Aghis hanya menyengir.
"Ada berita baguuss hehehhe" Anna menatap Aghis dengan penasaran. Anna membawa Aghis untuk duduk di kasur, dan siap mendengarkan berita itu.
Aghis tersenyum menatap Anna "Aku.. di terima kerjaaaa!!!!!!" Anna membulatkan matanya dan mulutnya. Ia terkejut.
Tak lama mereka pun berdiri dan meloncat-loncat sembari berpegangan tangan "SELAMATT AGHIISSS!!!".
Aghis mengangguk "Setelah di tolak sama berbagai perusahaan!!" Anna tersenyum bahagia.
Mereka pun duduk lagi "Dimana ituu??" tanya Anna masih dengan ekspresi bahagia nya.
"Di supermarket, agak jauh si dari kos an. Tapi tidak apa-apa, yang penting dapet kerjaan hehehe" Anna menatap Aghis dengan pandangan kagum dan bangga. Di usia muda nya, Aghis memilih bekerja. Padahal waktu itu, Anna drama bertengkar dengan orang tua nya agar tidak di paksa bekerja.
"Aku bangga sama kamu Ghis" Aghis terdiam. Sedikit merasa bahagia di banggakan oleh ibu nya.
"Padahal ibu ku gak pernah sebangga ini" Aghis menunduk, meratapi nasib menjadi anak. Anna mengerutkan keningnya "Aneh, masa gak bangga sama anaknya yang pinter dan mandiri ini" lalu Aghis menatap Anna dalam.
"Dia gak pernah bangga sama aku. Katanya juga aku gak mandiri, aku gak pinter".
"Kapan kamu mandiri nya Aghis??!!" ibu nya membentaknya kala Aghis yang saat itu kelas 6 SD hanya meminta di antarkan ke sekolah.
"Aghis cuma minta di anter ke sekolah ibu" Ibu nya berkacak pinggang "Kamu harus bisa berangkat sendiri, ibu pusing ngurus adik kamu yang masih kecil ini" Adit, adiknya yang masih bayi saat Aghis berusia 12 tahun.
"Kalau begitu kenapa ibu punya anak lagi kalo pusing punya anak banyak" Ibu nya tidak percaya bahwa anaknya bisa dengan mudah berpikiran seperti itu.
"Kamu gak pinter-pinter ya!! Kamu gak mikir sebelum kamu ngomong begitu, hah?!" Ibunya pergi meninggalkan Aghis di ruang tamu menuju kamar sembari memegang pelipis matanya. Meninggalkan Aghis yang terdiam hendak menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate and Fate [End]
Science FictionIni tujuan Aghis.. Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya. Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...