Haiii disini aku bakal bongkar kenapa Aghis dan ayah nya hubungan nya renggang..
kalian ada yang sama seperti Aghis?
komen yeahhh
enjoy your reading!
Hari ini hari kedua ujian nasional di laksanakan. Mata pelajaran hari ini adalah bahasa Inggris. Ini mah mapel favorit Aghis, mudah bagi Aghis mengerjakannya. Tanpa perlu mencontek lagi.
Mereka kembali belajar bersama. Namun kali ini Aghis lah yang memimpin sesi belajar nya. Mereka satu persatu bertanya kepada Aghis.
"Kalo bahasa inggris nya 'Bagaimana pun' apa?" tanya Dena sembari menatap Aghis.
"However" Dena manggut-manggut mengerti.
"Kalo 'hewan' apa Ghis?" kali ini Erni yang bertanya dengan antusias.
Tanpa berpikir dulu Aghis segera menulis di kertas, agar lebih tau tulisan yang benar nya 'Animal'. Bahasa Inggris itu sudah diluar kepala semua. Maka nya mudah bagi Aghis.
Erni menyipitkan matanya melihat tulisan Aghis yang kecil "Baca nya gimana?" lalu menatap Aghis penasaran.
"Enimel, baca nya gitu"
"Ohh enimel" Erni mengangguk-angguk.
"Kalo kalimat ini 'Aku membuat biskuit bersama ibuku' apa bahasa Inggris nya?" tanya Dena lagi.
"Itu i make cookies with my mother. It's easy friend" (Ini mudah kawan) Dena hanya menatap Aghis julid. Bisa-bisa nya sombong saat mengajari teman nya.
"Kalo ini 'Jika Anda berpikir seperti ini, lakukanlah' apa tuh?" tanya Erni menantang Aghis. Ia kira Aghis tak akan bisa menjawab nya? Oh tentu bisa.
"If you think like this, then do that " Erni menatap Aghis takjub "Keren banget si kamu Ghis. Kamu belajarnya gimana sih? Ikut les kah? Aku pengen kayak kamu, pinter bahasa Inggris" Erni menunduk lesu.
Aghis berpikir "Aku gak ikut les. Aku si udah biasa gunain dalam bahasa sehari-hari, entah ngobrol sama ibu atau bapak aku lah, jadi ya lama-lama bisa. Bapak aku si yang biasain ngobrol sama aku pake bahasa Inggris dari kecil, jadi mungkin terbiasa".
"Bapak kamu yang mana Ghis? Yang dulu?" celetukan dari Dena membuat nya terdiam. Menyadari raut wajah tak enak Aghis, Anna segera menyenggol Dena untuk menjaga ucapannya. Dena lantas mengatupkan mulut nya.
Banyak yang sudah tahu memang, kalau Aghis ini hanya anak angkat di keluarga Rumi. Mereka mengira Aghis kehilangan kontak dengan keluarga lama nya. Banyak juga yang berpikir Aghis di buang oleh keluarga nya. Rumor-rumor seperti itu sudah biasa terdengar di telinga Aghis.
Mendengar ucapan Dena, Aghis jadi ingat ayah nya. Ia memang di ajari bahasa Inggris oleh ayah nya sedari kecil..
Aghis kecil berusia 1 tahun sedang melangkah pelan-pelan menghampiri kamar mandi. Lalu duduk berjongkok di depan peralatan mandi. Tangannya hendak meraih sabun lalu di masukkan nya ke mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate and Fate [End]
Science FictionIni tujuan Aghis.. Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya. Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...