3. Cobaan hidup

5 1 0
                                    

Di sini yang baca cerita aku, ada yang udah kerja?

kalo ada, apakah ada yang relate dengan Aghis di chapter ini?

komen yeahh

happy reading!!

happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak terasa sudah 2 bulan ia bekerja di gudang ini. Aghis sudah mulai nyaman dengan posisi nya menjadi checker dan kasir. Dan syukur nya ia tak pernah melakukan kesalahan pada saat bekerja.

Namun ada saja yang membuat nya kesal, seperti saat ini, ia sedang melayani ibu-ibu rempong yang protes soal kenaikan harga.

"Iya Bu, memang gula sudah mulai naik akhir-akhir ini" ucapnya masih dengan suara lembut dan senyuman manis. Ibu-ibu itu cemberut "Masa naik nya gila banget, sampe mau sejuta itu?"

"Ya mau gimana lagi ya Bu haha, pemerintah naikin nya emang ga karuan" ibu-ibu itu masih menawar "Buat saya aja atuh di murahin, kan langganan" wah ini benar-benar membuat nya emosi. Sebelum ia yang menyerang, bos nya sudah lebih dulu. Ia baru turun dari lantai satu abis buang hajat.

"Maaf ya Bu sebelum nya. Emang gula lagi parah-parah nya Bu sekarang. Pemerintah nya sendiri yang bilang suruh naikin harga karena emang lagi susah gula sekarang. Mau bagaimana lagi Bu kalau memang sudah seperti ini perintah nya" Bos nya berjalan menghampiri ibu-ibu yang sedang duduk di depan kasir. Agar ibu-ibu bisa mendengar dengan jelas setiap ucapannya.

"Bagi saya mau pelanggan atau bukan akan TETAP saya kasih harga sama Bu. Ga ada lah Bu, masa mentang-mentang langganan saya kasih murah, ga adil itu mah Bu. Kalau ibu mau, SILAHKAN cari di toko lain saja Bu. Di saya mah ga AKAN PERNAH saya murahin!" ucap bos nya dengan penekanan di setiap kata-katanya. Bos nya memang kalau berbicara itu masih menjunjung kesopanan, tapi tetap saja kalau sudah kesal ia akan menekankan di setiap kata tanpa ada kata kasar yang terlontar.

Pada akhirnya ibu-ibu itu pergi, mungkin memilih mencari di toko lain. Hal seperti ini sih sudah sering terjadi. Bahkan ada yang membanding-bandingkan harga baranga di gudang ini dengan toko lain. Dan ya, ini yang paling Aghis hindari. Ia kalau sudah kesal bisa saja emosi, tapi ia masih sadar diri dengan posisi nya sekarang.

"Neng kalo urusan ini mah panggil saya aja, biar saya yang urus" Aghis mengangguk segan. Bos nya ini perempuan, Aghis begitu mengagumi nya. Karena yang ia tahu bos nya itu sudah memiliki anak, tapi masih mengutamakan karir. Dan ia akan menjadikan bos nya itu sebagai panutan. Ia harus seperti bos nya.
.
.

"Neng, muat barang dulu ni neng pake mobil kecil ya. Toko Algifary" Aghis mengambil bon atau struck nya dengan pelan, sambil menunduk hormat. Aghis bukan sedang mencari muka, ia memang di ajarkan dari kecil oleh orangtua nya tentang tata krama. Apalagi ini di tempat kerja. Bahkan saat ia baru datang saja ia menyalimi tangan bos perempuan nya selayaknya orangtua dia.

Ia segera beranjak untuk pergi ke belakang, bagian gudang yang paling besar. Tempat dimana barang karung-karungan seperti tepung dan gula berada. Selain itu juga ada barang dus-dusan, tapi jatuh nya jadi barang gudang atau stok.

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang