Enjoy your reading!
Setelah kejadian itu, tak ada yang berani berbuat ulah. Bahkan laki-laki di kelas nya tak ada yang berani menggodanya lagi. Menurut mereka, Aghis terlihat menyeramkan saat sedang marah. Mereka mengira bahwa Aghis adalah anak yang kalem.
Ketika Aghis dan Anna masuk kelas, ada siswa yang ingin keluar namun tak jadi ketika melihat Aghis. Bahkan saat Aghis hanya menatap laki-laki di kelas nya, mereka langsung mengalihkan pandangan.
Aghis merasa hebat karena sudah membela ibu nya. Ia benar-benar marah saat tahu ibu nya di ejek seperti itu. 'Apa Gito kesel banget sampe ngatain ibu? batinnya heran.
Tapi ada beberapa siswi yang masih membicarakan nya, mereka bilang Aghis sedang cari perhatian. Bahkan mereka secara terang-terangan memberi tatapan kebencian. Kini Aghis memiliki musuh. Ia tahu hidupnya kini akan lebih drama lagi, dan ia sudah siap.
Aghis sebenarnya juga heran, kenapa kemarin ia seberani itu ya? padahal selama sekolah ia tak pernah membuat masalah dengan teman cowok kelas nya. Mungkin karena naluri seorang anak yang tidak terima ibu nya di bully?
.
."Tapi jujur nay, yang aku denger dari orang-orang, kamu keren banget si lawan Gito sampe dia ketakutan. Hahahaha" Ujar Rumi sembari tertawa lalu meminum teh nya lagi.
Ini jam istirahat, dan mereka pakai untuk membicarakan kejadian Aghis kemarin.
"Lagian ngeselin banget jadi orang. Anna kalo di katain lagi bilang aku ya, entar aku tampar sekalian" Aghis dan Rumi tertawa. Berbeda dengan Anna yang diam.
"Ghis, kamu kenapa bisa semarah itu?" Anna penasaran, kenapa Aghis bisa marah. Padahal teman-teman nya saja tidak ada yang berani membela nya hingga seperti itu. Mungkin berbeda kalau Rumi yang sekelas dengannya.
Aghis ikut terdiam, lalu balik bertanya "Kalo kamu kenapa ngerobek kertas yang Gito kasih ke aku?" Aghis juga heran kenapa Anna bisa sampai merobek kertas itu. Pasti ada apa-apa kan?
Anna malah mengalihkan pembicaraan nya "Kamu udah ngerjain pr? yuk ke kelas, aku belum ngerjain ternyata. Kayaknya juga udah mau bel. Ayo, keburu bel" ajak Anna buru-buru. Aghis makin yakin pasti ada apa-apa yang ia tak ketahui.
Aghis dan Rumi saling tatap. Tapi tak lama mereka pun mengikuti Anna dari belakang.
Aghis jadi penasaran kenapa ibu nya malah mengalihkan pertanyaan nya. Karena ibu nya tak mau menjawab, ia akan mencari jawaban nya sendiri nanti.
"Aghis, udah ngerjain pr Matematika? Aku si belum" tanya Anna ketika mereka sudah duduk di bangku kelas. Aghis menggeleng. Anna mengangguk-angguk lalu menyuruh Aghis mengeluarkan buku MTK nya.
"Yaudah sekarang keluarin buku Matematika. Kita lagi belajar tentang lingkaran kan? Ayo mumpung belum bel, kita kerjain bareng-bareng" Aghis mengeluarkan buku MTK ogah-ogahan. Ia malas jika menyangkut MTK, bawaannya pengen muntah kalo belajar MTK tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate and Fate [End]
Ficção CientíficaIni tujuan Aghis.. Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya. Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...