Haiiii.. kembali lagi bersama akuu
ada yang bisa nebak maksud judul nya apa?
hepi reding!!
Tinggal menghitung hari untuk mendekati kelulusan. Minggu demi Minggu telah terlewatkan.
Kini Aghis, Rumi dan Anna tengah mempersiapkan perlengkapan kelulusannya, di rumah Anna. Mereka memutuskan untuk mengikuti perpisahan. Tadinya mereka gak mau emang.
Aghis sudah mulai damai dengan persoalan ibu nya. Ia memang kecewa namun tak mau berlarut-larut. Harusnya ia fokus berapa lama lagi ia disini.
"Kebaya ne warna abang aku" (Kebaya nya warna merah aku) ucap Rumi sembari memperlihatkan baju kebaya nya.
"Bu, ada warna apa lagi?" tanya Aghis saat Inara membawakan baju kebaya milik nya.
"Banyak nih, warna putih ada, biru ada. Pilih aja" Inara menaruh baju-baju kebaya nya di lantai. Meminjamkannya untuk Aghis.
"Mbak Rumi sih cuma punya satu" Aghis kesal, pasal nya ternyata Rumi hanya punya 1 baju kebaya.
Rumi mendelik "Yauda kan aku suruh kamu minjem aja ke ibu nya Anna" Aghis hanya mendengus.
Inara tersenyum melihat adik kakak yang tengah bertengkar ini "Udah udah, gak usah ribut. Ini loh, banyak kok tinggal pilih".
Aghis tersenyum "Iya hehe aku udah duga ibu Inar pasti punya".
Inara menaikkan kedua alis nya bersamaan "Oh iya kah?"
Aghis mengangguk "Kan pernah bilang dulu" neneknya pernah bilang saat Aghis pulang kampung, dan kebetulan itu sebelum perpisahan SMP Aghis.
Inara mengerutkan keningnya "Emang toh? kapan ya?" Aghis yang tau keceplosan pun segera meralat nya "Maksudnya mbak Rumi kan pernah bilang, gitu hehe".
Inara mengangguk-angguk. Aghis bernapas lega, untung Inara tidak banyak tanya lagi.
.
.Sore ini Aghis tengah membuat teh hangat. Entah kenapa, hawa tubuh nya tak enak dari kemarin. Aghis duduk di sofa dan menonton tv sendirian.
Rumi ada di kamar, sedang tidur. Sedangkan Patmi yang sedang libur berjualan pun memanfaatkan untuk pergi wisata bersama teman arisan nya.
Sutrisno duduk di samping Aghis "Tumben bikin teh" Aghis menatap Sutrisno "Iya nih, dari kemarin badan aku kayak gak enak pak".
"Kecapean kali" Aghis mengangguk membenarkan.
"Aghis, jam pasir mu mana?" Aghis menunjuk kamar nya "Ada di laci meja" masih lanjut menonton tv.
"Bawa kesini coba, bapak mau liat" Aghis segera ke kamar nya dan mengambil jam pasir.
Saat matanya melihat jam pasir itu, seketika membelalak. Tinggal dikit lagi?! Kenapa ia baru sadar? Masalah nya ini benar-benar tinggal sedikit lagi yang akan turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate and Fate [End]
Science FictionIni tujuan Aghis.. Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya. Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...