hai, aku males basa-basi
cuss.. enjoy your reading!
Dengan segala urusan yang rumit akhirnya Aghis bisa bersekolah di tempat yang sama dengan ibu nya. Aghis di angkat menjadi anak oleh Mbah Patmi dan Mbah Sutrisno. Mungkin terdengar tidak masuk akal, pasalnya mereka baru mengenal sehari. Namun inilah yang terjadi saat ini.
Patmi dan Sutrisno bahkan sampai membayar lebih agar mereka mau mengurus data-data diri nya. Yang Aghis tahu, keluarga Mbah Patmi memang berkecukupan.
Berbekal data nya dari masa depan yang ia ubah sedikit agar menyesuaikan, tapi tidak menyinggung orang tua nya. Ia memutuskan untuk bilang bahwa ia hilang ingatan, dan akhirnya pun jadi. Kini ia sudah tercatat resmi di kantor penduduk sebagai warga di kampung ini.
Saat Aghis bilang dirinya hilang ingatan, Rumi sempat curiga. 'Kalau hilang ingatan, kenapa pas dia natap Anna kemaren kayak ingat ibu nya? Ahh.. mungkin ingatannya waktu itu emang tiba-tiba muncul aja kali ya', pikirnya. Ia tak mau berasumsi buruk.
Aghis benar-benar berterima kasih kepada Mbah Patmi dan Mbah Sutrisno. Ia tak tahu ada orang sebaik ini yang mau menerima nya. Diri nya ingat bahwa Mbah Patmi dan Mbah Sutrisno pernah bilang saat ia masih kecil..
"Lucu ne cucumu nar. Oleh ora aku angkat cucumu dadi cucuku?" (Lucunya cucumu nar. Boleh ga aku angkat cucumu jadi cucuku?) ucap Mbah Sutrisno sambil menggendong Aghis yang tengah berusia 5 tahun.
Mbah inar mendelik "Enak ae, gawe dewe cucumu lah. Noh njaluk karo anak wedok mu" (Enak aja, bikin sendiri cucumu lah. Noh minta sama anak perempuan mu) ucap nya yang di balas gelakkan tawa dari keluarga Mbah Patmi.
Aghis mengerti sekarang. Ternyata baik ia menjadi seorang cucu atau anak sekalipun keluarga Mbah Patmi memang menyukainya. Entah kebaikan apa yang keluarganya perbuat, balasannya se menyenangkan ini.
"Halo teman-teman. Aku gak bisa pakai bahasa Jawa. Tapi aku paham kalau teman-teman ngomong Jawa kok. Kenalin aku Rinayla Aghistia Respati. Teman-teman boleh manggil aku apa aja, yang penting masih nama ku ya bukan nama ortu ku" Di akhiri kekehan kecil Aghis menyapa teman-teman baru nya.
Teman-teman nya yang mendengar kan pun tertawa semua. Aghis mengulum senyum nya sembari menatap Bu guru dengan malu.
Bu guru nya yang bernama Bu Intan pun ikut tertawa "Baik, Ada yang mau bertanya ke Aghis?" salah satu siswa berkacamata mengangkat tangannya. Bu Intan mengangguk "Hendri boleh silahkan" lalu mempersilahkan siswa bernama Hendri itu untuk bertanya.
"Aghis dari sekolah mana? kok pindah'e pas arep lulus sekolah?" Aghis terdiam. Iya juga! ia melupakan akan ada yang bertanya demikian. Ia lupa mempersiapkan jawabannya.
Aghis masih terus berpikir. Apa ia harus pakai nama SMP nya di masa depan? Kalau Aghis ingat-ingat, SMP nya itu berdiri pada tahun 1990..
Nah pas! kalo gini ia tidak sepenuhnya berbohong bukan? Mereka memang tidak tahu SMP nya dimana, tapi setidaknya saat mereka mencari-cari sekolah nya di majalah mereka pasti menemukan. Namun ya memang sekolah baru di buat. Entah apa sudah masuk ke majalah koran atau belum, ia tak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate and Fate [End]
Science FictionIni tujuan Aghis.. Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya. Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...