43. Berubah

1 0 0
                                    

Hahh?? apatuh yang berubah?

hepi reding yeahh!!

hepi reding yeahh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Aghis terbangun dari tidurnya dan mengerjapkan matanya. Meregangkan otot-otot di tubuh nya lalu menguap. Aghis merasa lebih segar dari bangun tidur nya tidak seperti sebelumnya.

Aghis keluar kamar masih dengan mata yang sedikit berat. Mengucek-ngucek matanya menghilangkan kotoran mata yang menempel saat bangun tidur.

"Anna.. Anna!!" berjalan terus sembari menggaruk-garuk perutnya. Mencari Anna yang sudah tidak ada di kamar nya.

"Baru bangun ya anak gadis! Mana gak sopan banget manggil-manggil ibunya pake nama. Heh!" wajah Aghis diraup oleh tangan seseorang.

Aghis yang heran pun berusaha membuka matanya lebar-lebar. Saat sudah terbuka lebar, terlihat lah Anna versi tua dengan mata yang melotot. Aghis terkejut sampai terjungkal.

"Kenapa kamu? Kayak ngeliat setan aja!" Aghis berdiri dari duduknya. Lalu menatap ibu nya dengan lekat. Ibu nya yang risih sedikit mendorong wajah Aghis.

Aghis mengerutkan keningnya. Ini benar ibu nya. Lalu kenapa ibu nya memakai jas dokter dengan di padukan kemeja hitam dan kerudung putih langsungan. Bentar.

"Ibu mau kemana? Kok pake jas dokter?"

Anna mendelik "Pake nanya! Ibu mau kerja. Kamu kenapa kayak abis ilang ingatan sih?" Aghis terkejut lagi. Tangannya menutup mulutnya saking terkejut.

Kerja? Dokter? Jadi.. Ibunya berprofesi sebagai dokter?! Hah?! Ternyata usahanya berhasil?! Ia tidak sia-sia ke masa lalu untuk mengubah nasib ibu nya?!

Aghis berjingkrak-jingkrak sembari memegang kedua pundak ibu nya "WOAHH!! IBU JADI DOKTER!! WOAAAHH!!! AKHIRNYA BERHASIL!! Ibu kerja jadi dokter? Dokter? Sumpah? Huaaaaa!!!" Anna mendorong jidat kepala anak nya.

"Ih berisik banget sih kamu! Kenapa sih? Aneh kamu mah, biasanya juga biasa aja. Minggir, ibu mau pergi, keburu telat ini!" Aghis mempersilakan ibu nya untuk pergi bekerja dengan tersenyum lebar. Ibu nya hanya bergidik melihat anaknya tersenyum seperti itu.

Aghis menjelajahi rumah nya yang sudah lama tidak ia lihat. Benar! Ini rumah nya, kenapa ia tidak sadar saat keluar dari kamar nya sendiri? Sepertinya Aghis sudah terlanjur nyaman dengan rumah nenek kakek nya.

Ia masih tidak percaya bahwa ini sungguhan. Ia kira hanya mimpi. Kalau mimpi kan blur, ini terlihat jelas. Aghis terharu hendak menangis.

Namun air matanya kembali naik saat melihat Ghaida yang sedang makan di depan tv dengan salah satu kakinya di naikkan, kayak makan di warteg.

Aghis datang langsung mendorong badan Ghaida hingga terjungkal ke samping. Ghaida menatap kakaknya sengit "Apasih?! Rusuh banget!" lalu membenarkan duduknya dengan kesal.

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang