19. Sulit

2 1 0
                                    

Haii.. kalian lebih suka siapa sama karakter orang-orang disini?

enjoy your reading yeahh

enjoy your reading yeahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Saat istirahat Aghis berpamitan dengan Anna ingin ke toilet. Namun sebenarnya ia ingin menghampiri kelas Riana. Kebetulan Rumi tengah rapat untuk mengadakan acara sekolah.

Aghis berdiri di depan pintu kelas Riana. Matanya terus melirik Riana yang tengah berberes tanpa menyadari ada Aghis. Dia menunggu Riana selesai membereskan meja nya.

Riana yang sudah selesai berberes seketika menatap ke arah pintu. Bibir nya tersenyum saat mendapati Aghis tengah menatapnya. Aghis juga tersenyum lalu mengibaskan tangan seakan memanggil Riana.

Riana mengangguk, mengambil dompet di tas nya lalu menghampiri Aghis. Mereka pun ke kantin bersama.

"Mbak Anna nang ndi mbak?" (Mbak Anna kemana mbak?) Agak lucu rasanya ketika ia di panggil 'mbak' oleh Tante nya. Aghis ingin tertawa tapi ia tahan.

"Pergi gak tau kemana" jawab nya bohong. Lagian ia bingung mau jawab apa. Ia hanya ingin berbicara berdua saja dengan Riana, tanpa di ganggu orang lain.

Riana mengangguk. Setelah Aghis puas dengan jus jeruk nya, Aghis memulai pembicaraan "Ri, maaf nih kalo tersinggung. Kamu selama di bully di apain aja?" Mungkin terdengar tidak sopan, tapi ia begitu penasaran.

Riana meminum es teh nya dahulu "Di jambak, di jedotin ke tembok kepala nya. Terus.. pernah di siram air" Aghis meringis ngilu mendengar semua itu. Jahat sekali, kenapa pembullyan dari dulu hingga sekarang begitu mengerikan.

"Oh ya kalo boleh tau, kenapa kamu tinggal sama bude kamu?" ini yang membuatnya penasaran, ibu atau Tante nya tidak pernah memberi tahu alasan nya.

"Soalnya waktu itu ibu sama bapak gak bisa sekolah in aku mbak, jadinya di biayain sama bude aku" Aghis terdiam. Apa ini alasan Anna tidak mau melanjutkan sekolah nya? Apalagi saat mengetahui Riana di bully.

"Tapi sekarang, bapak udah bisa biayain aku sekolah. Soalnya dia jual lahan di kebun nya, jadinya dia kerja sama orang. Udah gak punya kebun lagi" Aghis ingin menangis. Mengingat keluarga nya memang miskin sejak dulu, Aghis jadi sedih.

Aghis melihat Riana yang menjawab dengan santai berpikir kalau Riana sudah mulai melupakan kejadian itu "Kamu gak apa apa kan?" Riana mengangguk dengan senyuman cantik nya "Gak masalah, yang penting sekarang aku udah bebas" Gantian Aghis yang mengangguk.
.
.

Kino berjalan menuju kelas Anna untuk mengajaknya makan bersama. Ia berharap Anna masih ada di kelas.

Kino bernapas lega. Seakan dunia memihaknya, Anna masih di kelas sedang menyalin catatan di papan tulis ke buku. Kino kemudian menghampiri Anna dan duduk di sebelah nya. Kebetulan Rina sudah menghilang dari tempat nya.

Anna menatap ke samping "Loh Kino? Kenapa nyamperin aku?" kebiasaan bergaul dengan Aghis, Anna jadi lupa bahasa nya sendiri. Lalu ia lanjut menulis.

Kino menopang dagu sembari memperhatikan Anna yang sibuk menulis "Kamu sendiri? Kenapa belum istirahat?".

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang