41. Wejangan untuk Aghis

1 0 0
                                    

Hai haiii semuaaa.. disini aku mau kalian saling berpendapat sesuai pandangan kalian ya..

aku mau tau nih yang benar menurut kalian itu gimana..

dan aku menaruh pendapat ku seperti ini disini..

hepi reding!!!

hepi reding!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Anna terus berlari hingga ke halte bus. Setelah bus nya datang, Anna segera naik dan duduk. Di perjalanan ia begitu cemas acara kelulusan nya akan di mulai. Sekarang jam 8. Ia tidak tahu acara nya di mulai jam berapa.

Sandi menghela napas setelah menatap sekeliling, ia tidak melihat kehadiran Anna. Sandi mulai berpikir, bahwa Anna menjauhi nya karena pilihan itu. Ia jadi dilema, haruskah ia lepaskan impiannya untuk Anna?

Acara akan di mulai pukul 8.30, tapi tidak ada tanda-tanda kemunculan Anna hingga jam menunjukkan pukul 8.20. Sandi menyesal tidak memberitahunya, ia pikir Anna tahu dari Aghis yang sempat bertanya ke Faizi. Sandi mulai resah, rasanya ia ingin pergi dari sini dan mencari Anna.

Namun belum sempat itu terjadi, suara langkah kaki yang tergesa-gesa begitu menggema di ruangan ini.

Anna dengan sepatu hak tinggi nya, berlari mencari Sandi di ruangan yang besar ini. Mata nya mengeliling, berharap ia dapat melihat Sandi sebelum acaranya di mulai.

Saat matanya sibuk mencari, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Saat Anna membalikkan badannya, dapat ia lihat Sandi dengan jas dan rambut yang di tatap sedemikian rapi.

Anna menatap Sandi lama, memperhatikan penampilan nya yang begitu memukau, sebelum ia kemudian memeluknya. Sandi membalas pelukan Anna.

"Maaf, aku gak tau acara kelulusan mu sekarang" Anna melepas pelukannya "Telat kah? Acaranya udah di mulai?" ucap Anna sembari matanya menatap sekeliling.

Sandi menggeleng "Belum, An" Anna menatap Sandi lagi. Kali ini di barengi senyuman yang teduh. Betapa bahagianya Anna, dapat melihat Sandi kembali. Dari kemarin ia terus menahan, berharap dapat ikhlas melepaskan kepergian Sandi.

"Maaf ya aku hindarin kamu dari kemaren" Sandi mengelus pipi Anna "Minta maaf mulu ah. Daripada begitu, mending kasih aku sesuatu" Anna terkekeh.

Kemudian Anna mengeluarkan bucket bunga yang ia beli di jalan. Bukan bunga nya membuat Sandi bahagia, namun orang yang memberi nya lah yang membuat nya terharu.

"Aku bercanda loh" mata Sandi berkaca-kaca. Anna tertawa "Serius juga gak papa" Sandi tersenyum, lalu memeluk Anna dan mengelus kepalanya dengan lembut, sambil berbisik "Suwun cah ayu".

Anna tersipu mendengar nya. Mungkin itu terdengar biasa bagi orang lain, namun ia yang mendengar nya merasa begitu bahagia seperti di cintai begitu besarnya.

Mungkin di mata mereka berdua, ini adalah adegan yang romantis dan mengharu biru. Namun bagi Faizi yang melihatnya, malah membuatnya mual karena terlalu drama.

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang