Ini tujuan Aghis..
Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya.
Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...
Disclaimer: nama-nama universitas di chapter ini sengaja di ubah agar tidak sama persis dengan yang asli dan agar tidak mudah di tebak. Info nya juga hasil pemikiran ngawur saya tanpa bukti yang akurat
hepi reding!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di malam hari Aghis segera mencari Sutrisno. Aghis mencari keluar rumah, ternyata Sutrisno sedang mengobrol dengan tetangga nya.
Saat Sutrisno melihat Aghis yang terdiam di depan pintu, Sutrisno segera menyudahi obrolannya. Dan mendekati Aghis lalu mengajaknya duduk di kursi depan rumah.
Setelah terduduk Aghis langsung bertanya "Ini maksud nya apa? Bukannya aku kemaren udah kembali ke masa depan?" tanya Aghis dengan ekspresi kesal.
Sutrisno menatap Aghis sejenak "Katanya kamu mau lanjutin misi kedua" lalu mengalihkan pandangannya, menatap pohon jambu.
Aghis langsung menatap Sutrisno dengan membulatkan matanya "Berarti aku di kasih kesempatan buat ubah jodoh?!".
Sutrisno mengendikkan bahu nya "Ya itu kalo berhasil" mendengar ucapan Sutrisno ini Aghis jadi teringat dengan takdir ibu nya.
Aghis mengerutkan keningnya "Tapi kok pas aku dateng kemaren gak ada perubahan sama takdir ibu ya?".
"Belum selesai" Aghis bernapas lega saat mendengar ini. Mungkin maksudnya karena misi kedua belum di lakukan, jadi belum berubah sempurna.
Lalu Aghis tiba-tiba teringat mengapa ia datang kesini tidak menggunakan kerudung.
"Eum.. pak! Kenapa pas aku dateng kesini gak pake kerudung ya?" tanya Aghis penasaran. Apa alasannya kira-kira.
Sutrisno menatap Aghis "Kamu tau sekarang Indonesia di bawah kepemimpinan siapa?".
Aghis berpikir sejenak "Suharto?" tanya nya ragu.
Sutrisno menjentikkan jarinya "Nah itu tau. rezim Suharto emang kejam banget. Pada tahun 1980 an itu benar-benar dilarang oleh Suharto, bahkan siswi negeri tidak di bolehkan memakai kerudung saat sekolah"
Sutrisno diam sejenak "Pas tahun 1990 sebenernya udah di bolehkan, tapi banyak perempuan yang masih takut memakainya" Aghis mengangguk-angguk, ia jadi teringat dengan obrolan ibu nya.
"Bu, kenapa ibu pake kerudung baru pas nikah? Dulu emang kenapa?" Aghis sedang makan bersama ibu nya.
"Karena dulu ada rezim Suharto yang tidak memperbolehkan perempuan make kerudung. Kata Suharto itu termasuk ancaman, dia melihat jilbab dari segi politis sebagai efek dari kebangkitan gerakan radikalisasi Islam" Ibunya terus makan diselingi berbicara.
Aghis mengangguk-angguk mengerti "Gitu.. pemikiran nya dangkal banget ya" Ibu nya membenarkan ucapan Aghis.
Jadi itu alasan kenapa Aghis tidak memakai kerudung di jaman ini. Kedatangan Aghis menyesuaikan tahun ini.