Ini tujuan Aghis..
Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya.
Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aghis sudah boleh pulang ke rumah setelah sebulan lebih di rumah sakit. Rasanya pulang ke rumah tidak membuat dia bahagia lagi. Bahkan saat tahu dirinya sudah kembali ke masa nya, itu tak membuat nya tenang.
Justru sekarang ia bingung, jika sudah begini ia harus apa? Kerja? Apakah ada pekerjaan yang menerima disabilitas sepertinya? Mungkin ada, tapi pasti susah.
"Mas, gimana nasib Aghis kedepannya?" tanya Anna pada Sandi yang tengah sarapan.
Sandi mengendikkan bahu nya "Gak tau" Anna menghela napas mencoba untuk tidak menangis.
"Les in Aghis ke kelas bahasa isyarat aja" Anna menoleh "Mahal ga ya? Kamu sanggup biayainnya?" Sandi terdiam.
"Kalo biaya les itu gak kayak les pelajaran loh mas, lebih mahal" Sandi mengangguk-angguk "Apa suruh belajar sendiri? Yang rusak telinganya aja kan? Matanya sehat?" Anna menatap Sandi bingung.
"Kita harus pelajarin juga dong?" Sandi mengerutkan keningnya "Iya juga ya" Sandi menatap ke arah kamar Aghis.
Terdapat Aghis yang terduduk diam sembari melamun. Sandi menatap nya dengan sendu. Rasanya hancur sekali hatinya melihat anak sulung nya menjadi seperti ini.
Bahkan selama Aghis di rawat di rumah sakit. Ia sama sekali tak mengunjungi nya. Karena pertahanan nya pasti akan runtuh saat melihat betapa tak berdaya nya Aghis. Ia takut akan menangis tersedu-sedu di hadapan Aghis. Ia.. malu.
Aghis hanya tahu bahwa ayahnya tak pernah mempedulikan nya. Tapi ia tak pernah tahu bahwa ayahnya begitu memperhatikan nya, hanya saja.. di tutupi oleh gengsi dan ego.
'Aghis yang kuat ya nak..' batin Sandi sendu. . .
"Assalamualaikum" Dion mengetuk pintu rumah Aghis. Ia berniat mengajak Aghis untuk bepergian di sore hari.
"Waalaikumsalam.. eh nak Dion" Dion menyalimi tangan Anna seperti biasa.
Dion menengok ke dalam "Aghis nya.. senggang kan Bu?" Anna mengangguk "Kenapa nak? Ayo masuk dulu" Dion menggeleng.
"Gak usah Bu, aku mau ajak Aghis main aja. Boleh kan?" Anna berpikir sejenak "Boleh sih, tapi jangan malam-malam ya. Bentar, ibu panggilin dulu Aghis nya" Dion mengangguk.
Tak lama Aghis keluar dengan pakaian yang rapi. Dion tersenyum melihat Aghis berkerudung pashmina. Cantik, batinnya bahagia.
"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat" Aghis hanya mengangguk. Lalu Dion memakaikan Aghis helm dan mulai menyalakan motornya. Motornya pun melaju membelah jalanan. . .