33. Pilihan hati

4 0 0
                                    

Haiii gaiisss, kalian tuh suka ga sih sama genre cerita ini?

soalnya aku si suka banget, apalagi waktu Aghis tuh di masa ibu nya pas SMP

seru aja gitu kalo jadi Aghis..

sampai aku pengen banget bisa kayak Aghis, ketemu ibu ku versi masih kicik... wkwkwk

enjoy your reading!

enjoy your reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari ini mereka mulai tes untuk menentukan kejurusan mereka. Anna tetap memilih jurusan kedokteran, sedangkan Aghis memilih jurusan sastra Inggris. Mau bagaimana lagi, yang ia bisa hanya bahasa Inggris. Tapi Aghis masih merasa beruntung karena ada satu pelajaran yang ia kuasai.

"Gimana? lancar?" tanya Aghis begitu ia menemui Anna di ruangannya. Karena mereka berbeda jurusan, ruangan tes nya pun di bedakan. Lumayan jauh dari gedung jurusan Aghis. Sedangkan gedung Anna itu dekat dengan gerbang utama kampus.

"Alhamdulillah lancar, kamu gimana? Pasti bisa lah ya, kan kamu pinter bahasa Inggris" puji Anna yang membuat Aghis tersipu malu. Perlu diingat ini Anna muda bukan Anna ibu nya. Karena saat menjadi ibu nya, ia tidak pernah memuji Aghis.

"Ya begitulah, susah susah gampang"

"Alah merendah kamu Ghis" mereka pun tertawa sembari berjalan menuju kantin. Mereka memutuskan untuk mencoba jajanan kantin, kebetulan gedung jurusan Anna dekat dengan kantin.

"Kamu duduk aja na, aku yang mesen. Mau apa?" Anna duduk di bangku dekat pintu masuk kantin.

"Mau somay aja deh" Aghis kemudian mengangguk dan segera ke stand somay.

Anna menatap sekeliling, dan matanya menangkap sosok laki-laki yang ia kenal "Sandi!" Sandi yang di panggil pun menoleh ke arah Anna yang sedang melambaikan tangannya.

Sandi seketika menelan ludahnya susah. Lalu merapikan baju dan rambut nya. Dia pun berjalan menghampiri Anna. Saat sudah di depannya, Sandi duduk berhadapan dengan Anna.

"Hai.. sendiri aja?" tanya Sandi basa-basi. Namun ia berharap Anna memang sendiri, jadi ia ada alasan untuk menemani nya.

"Oh engga, aku bareng temen. Dia lagi beli somay" Sandi mengangguk namun raut wajahnya sedikit kecewa.

"Kalo kamu? Kayaknya aku liat sendiri tadi beli bakso nya" Anna celingukan mencari seseorang yang menemani Sandi, yang mungkin tidak ia lihat.

Sandi menggeleng, lalu sedetik kemudian mengangguk. Anna menaikkan kedua alisnya bingung, jadi jawaban yang benar yang mana?

"Euh.. temen aku lagi ke gedung jurusan nya, aku sendiri beli nya tadi" Sandi tidak sepenuhnya berbohong.

Memang Faizi sempat menemani nya ke kantin, namun Faizi lupa mengumpulkan laporan praktikum nya. Alhasil Faizi kembali ke jurusan nya, tapi dia sempat bilang segera menghampiri Sandi setelah mengumpulkan tugas nya. Sandi berharap Faizi tidak datang.

Soulmate and Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang