Ini tujuan Aghis..
Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya.
Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...
Gaess kalian mau aku kasih tau cast nya apa engga?
Tapi takutnya gak cocok sama imajinasi kalian...
mending gausah lah, lagian bentar lagi mau tamat ini, yekan..
terserah kalian membayangkan nya saja, okeee??
enjoy your reading!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku mau ngomong, tapi jangan di potong dulu ya"
"Aku bingung milih keputusan ini" Sandi menunduk.
"Tapi aku juga gak mau nikahin kamu tanpa bawa apapun" Anna terus menatap Sandi.
Sandi menatap Anna dengan dalam "Maksud aku, finansial yang cukup" Anna hanya terus diam, tanpa tahu maksud Sandi.
"Ini kesempatan aku untuk sukses An. Kamu bakal dukung aku kan?" Anna mengelus tangan Sandi. Ternyata ia salah paham.
"Apapun itu, jika menguntungkan untuk kamu, aku bakal dukung" Melihat senyum Anna, sedikit membuat Sandi goyah. Namun mendengar dukungan Anna, mampu membangkitkan semangat nya lagi.
"Aku mau ke Dubai, kerja disana.. tiga tahun" Senyum Anna perlahan memudar. . .
Faizi datang terburu-buru ke supermarket untuk menemui Aghis. Aghis yang melihat kedatangan Faizi sedikit bingung.
"Loh kak Faizi? Kan ini bukan shift nya kakak" ucap Aghis sembari menghampiri Faizi yang sedang terengah-engah di depan kasir.
"Faizi, tolong bilangin Aghis. Temuin Anna di halte bus, Anna lagi nangis. Aku mau Aghis mantau Anna dari deket. Aku gak bisa soalnya" Faizi mengerutkan keningnya.
"Kamu apain Anna, San?" Sandi menunduk "Aku udah bilang soal aku yang mau keluar negeri" Faizi terkejut.
Faizi menatap Aghis dengan wajah yang panik "Anna.. Anna nangis, tadi aku liat dia lagi jalan menuju halte bus".
Aghis terkejut, tanpa pikir panjang "Kak Faizi, tolong gantiin shift aku.." Faizi pun mengangguk. Aghis segera berlari setelah melepas seragam kerja nya. . .
Anna berjalan melewati halte bus. Rasanya ia ingin pergi dari sini. Kemanapun, jalan kemana saja mengikuti langkahnya.
"Sandi.. tiba-tiba banget?" Anna melepas genggaman tangan Sandi. Lalu berdiri, diikuti Sandi dengan ekspresi panik.
"Aku juga baru dapat info nya kemarin, sebelum aku ke rumah mu"
"Jadi maksud kamu mau ngomong sesuatu tuh, ngomongin ini? Kenapa gak bilang?!" Anna kecewa. Sandi hendak meraih pundak Anna, namun Anna menghindar.
"Waktu itu keluarga kamu dateng, aku gak mau buat kamu sedih" Anna mengalihkan pandangan "Itu dia, padahal keluarga aku baru ketemu sama kamu.." Sandi jadi merasa bersalah tidak bilang dari awal.