Ini tujuan Aghis..
Aghis berharap ia bisa mengubah masa depan ibu nya dan menghalangi pernikahan ayah ibu nya. Ia tak ingin ibu nya merasakan hidup melarat dengan ayahnya.
Maka dari itu, Aghis meminta kepada Tuhannya untuk di beri kehidupan kedua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini sudah larut malam. Jam menunjukkan pukul 1 dini hari, namun Aghis masih sulit memejamkan mata nya untuk tertidur. Aghis masih tidak percaya dengan semua hal ini. Dari mulai ia yang tiba-tiba nyasar di depan rumah Mbah Patmi, datang ke masa lalu ibu nya, menjadi teman sekolah ibu nya dan menjadi anak angkat Mbah Patmi. Dari sekian banyak nya orang, mengapa harus keluarga Patmi?
Aghis menatap Rumi yang tertidur di samping nya. Seharusnya Aghis adalah keponakan Rumi dan memanggil nya dengan sebutan 'bulek', namun dirinya sekarang malah menjadi adik angkatnya. Ini aneh, tapi nyata.
Untung Patmi dan Sutrisno tak banyak bertanya mengenai keluarga nya di kota. Kalau tiba-tiba Patmi bertanya, Aghis tak tahu harus menjawab apa.
Saat asik melamun, Aghis tiba-tiba teringat sebelum kecelakaan itu terjadi ia sempat membawa dompet di saku nya atau tas selempang. Aghis beranjak dari duduk nya lalu mengecek celana bahan yang ia pakai saat kecelakaan tergantung di belakang pintu. Ia merogoh saku kanan kiri nya, Aghis membulatkan matanya saat mendapati dompet nya di sana.
Namun ia tak menemukan tas nya. Ia ingat lagi saat terbangun dari tidur nya, ia tak membawa apa-apa. Jangan-jangan tas nya malah ikut terlempar jauh dari tubuh nya juga di jalan? Aghis berdecak, padahal di tas nya ada ponsel nya. Ia penasaran apa ponsel nya akan menyala di masa ini.
Aghis sudah tak peduli, sudah cukup ia mendapat dompet nya. Ia bernapas lega saat tahu orang-orang tak menyentuh dompetnya. 'Bisa ketahuan kalo gitu' ucapnya dalam hati. Soalnya di dalam dompetnya ada segala macam menyangkut data nya. Pikir nya begitu tadi, namun saat ia mengecek dompet nya. Tak ia temukan KTP dan ATM nya. Aghis membulatkan matanya terkejut, kemana pergi nya KTP dan ATM nya?!
Apa jangan-jangan di ambil sama mbah Patmi?!
Aghis menutup mulutnya, saking takutnya Aghis kini mengecek uang yang terselip di dompet nya. Aghis ingat uang nya kertas merah 2 lembar dengan 1 lembar biru. Namun ia kembali di kejutkan saat matanya menangkap uang yang ternyata koin semua. Tak ada uang kertas sama sekali. Koin nya ia hitung ada 9 koin, dengan 500 rupiah 3, 200 rupiah, 100 rupiah dan 50 rupiah nya masing-masing 2. Berarti memang KTP dan ATM nya sengaja di hilangkan?
Aghis menggelengkan kepalanya takjub. Luar biasa, skenario macam apa ini? Ia di beri kesempatan hanya untuk merubah masa lalu ibu nya kan? Bukan untuk tinggal selamanya di masa ini? Namun, kenapa Allah harus merencanakan nya se rapih ini.
"Lahh gua gak make kerudung? kenapa baru sadar sekarang?" tangannya meraba kepala nya yang tak terbungkus kerudung.
"Berarti tadi gua sekolah gak make kerudung? kok aneh ya, gua juga baru sadar gak solat dari kemaren" Aghis masih bingung apa maksud dari semua ini. Sebelum nya ada yang menutup kesadaran nya atas kelalaiannya terhadap agama kah? Lalu bagaimana ia akan menunaikan ibadahnya, saat orang-orang di sini tak memiliki mukena?
Saat asik melamun, Aghis di kejutkan dengan Rumi yang kini sudah di depannya "Kok belum turu?" tanya Rumi dengan suara khas bangun tidur.
Aghis mengelus dada nya "Gak bisa tidur" Rumi menatap dompet yang di pegang Aghis "Terus yahene lagi ngopo?" (Terus jam segini lagi apa?). Aghis menunjukkan dompet nya "Lagi liat dompet, kira-kira sisa berapa duit nya hehe"
Rumi mengangguk pelan masih dengan mata terbuka setengah "Aku baru tau kamu nduwe dompet" Aghis menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil terus nyengir.
"Yo wis, aku arep neng dapur. Haus" (Yaudah, aku mau ke dapur). Aghis mengangguk-angguk dan mempersilahkan Rumi keluar.
Aghis benar-benar terkejut sampai susah bernapas. 'Untung Rumi sedikit gak sadar' lega nya dalam hati. . .
Hari ini hari libur, Aghis bisa tidur sepuasnya. Pikir nya begitu sebelum ia sadar Aghis bukan berada di rumah nya sekarang. Aghis segera terbangun dan menatap jam. Waduh sudah jam 9! harusnya ia membantu Mbah Patmi berjualan bakso.
Aghis segera menguncir rambut nya dan pergi ke kamar mandi setelah menyambar handuknya. Selesai dengan aktivitas nya. Aghis segera keluar, ia terkejut saat mendapati bakso nya ramai pembeli. Aghis baru sadar, kalau hari libur pasti ramai.
Tanpa pikir panjang, Aghis langsung memakai apron nya dan menggulung rambutnya. Lalu membantu Patmi melayani pembeli.
"Maaf Bu, aku kesiangan" Aghis menunduk sungkan lalu mengambil mangkok dan plastik "Di bungkus ya pak?" tanya nya kepada pembeli.
Patmi menatap Aghis "Ora po po nduk" (gak pa pa nak). Aghis heran, Mbah Patmi kenapa sebaik ini ya? Aghis tersenyum, lalu lanjut membawa dua mangkok bakso untuk di antarkan ke meja no 9. . .
Saat ini Anna, Rumi dan Aghis sedang bermain di depan rumah Rumi. Berbincang-bincang sembari makan bersama.
"Na, kemaren tuh siapa?" tanya Aghis penasaran. Sebenarnya ia tahu, tapi ia penasaran cara Anna mengenalkan laki-laki itu pada nya.
Anna berpikir sejenak "Ohh, itu Kinoto dari kelas 9 b" Aghis tak puas mendengar jawaban Anna.
"Ah iya iyaa, siapa nya kamu?" tanya nya tepat mengenai sasaran.
Anna tersenyum "Siapa ya? emang berhak aku bilang dia punya aku?"
Aghis mengernyitkan dahi nya bingung 'loh belum jadian? kemaren pulang bareng tuh gak ada kemajuan?'
Rumi menatap Anna "An, kamu yakin sama Kino?" tanya Rumi yang membuat Aghis heran.
Anna juga menatap Rumi "Gak tau sih.. di coba dulu kali ya?" tanya nya ragu. Aghis masih tidak bisa mencerna ucapan mereka.
Rumi menghela napas "Kalo mau nyoba jangan terlalu serius ya" Anna mengangguk-angguk.
Aghis rasanya ingin bertanya. Tapi sepertinya mereka tidak mau memberitahu nya. Biar ia yang mencari tahu sendiri kalau begitu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ada yang ortunya dagang bakso disini?? aku suka banget sama baksoo... aku mau berterima kasih kepada semua penjual bakso...
dan yang membuat bakso juga.
kenapa ya bakso seenak itu??
i love bakso
yang muslim disini, kalian pernah gak di buat gak inget solat sama berkerudung?
jujur aku pernah, dan pas inget kayak "astaghfirullah, maafkan aku ya Allah. Aku sudah lalai" itu semacam teguran gak siiee karena males solat sama ogah-ogahan make kerudung?