KEPUTUSAN DZIYA KEPUTUSASAAN NATHAN

2.2K 109 6
                                    

Sudah 5 hari setelah pertemuan Dziya dan Romeo. Dan selama itu pula Romeo terus menanyakan terkait keputusan Dziya, dimulai dari DM , kemudian meminta nomor WA yang berujung Dziya yang ditelpon setiap hari. Kini Dziya kembali menandatangani hotel tempat mereka bertemu. Dziya tidak sendiri, ia ditemani sang kakak, Jay Idzes. Mereka akan membicarakan terkait perjodohan Nathan dan Dziya.

"Selamat pagi paman Romeo" sapa Jay pada Romeo yang sudah menunggu mereka di lobby hotel.

"Pagi Jay, pagi Dziya. Kapan kamu sampai Jay?" Tanya Romeo

"Saya sampai kemarin sore paman, bagaimana kabar paman dan keluarga?"

"Semua baik Jay".
Mereka terus mengobrol sepanjang perjalanan menuju kamar Romeo, hanya Jay dan Romeo yang mengobrol, Dziya hanya mendengarkan sambil menimbang-nimbang keputusannya.

Sesampainya di kamar Romeo, sudah ada keluarga mereka. Bahkan Johanes, kakek Nathan pun datang demi mendengar keputusan Dziya.

"Hai, selamat pagi Jay, tinggi sekali kamu dan sangat tampan" puji Johanes.

"Terimakasih tuan, dan anda pun masih tampan di usia anda"

"Tentu saja, saya tampan dari lahir hehe" semua orang tertawa mendengar ucapan Johanes. Tapi tidak dengan Nathan, dia hanya berdiam diri di sudut kamar tersebut.

"Sebaiknya kita langsung bicara saja, saya sudah tidak sabar mendengar keputusan Dziya, jadi langsung ke intinya saja. Bagaimana Dziya apakah kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Johanes to the poin.

Jay menatap sang adik, dan mengusap punggungnya, berusaha untuk meredakan kegugupan Dziya. Dziya menatap kembali Jay, dan melihat Jay mengangguk ia pun memberikan keputusannya.

"Jujur saya sangat terkejut saat paman Romeo berbicara tentang hal ini, dan karena ini permintaan almarhum kedua orangtua saya dan juga setelah saya berdiskusi dengan kak Jay, saya memutuskan untuk menerima perjodohan ini" ungkap Dziya sambil menunduk dan menahan haru

"Akhirnya, terimakasih nak" Johanes memeluk Dziya, begitupun orang tua dan kakak Nathan. Mereka merasakan suka cita tanpa tahu orang di sudut ruangan merasakan keputusasaan yang mendalam.

"Kita harus menyembunyikan berita ini, dan ya kalian akan menikah akhir tahun nanti. Karena semakin cepat semakin baik dan mulai hari ini kau Jay, dan Dziya harus memanggilku kakek" putus Johanes

"Betul itu ayah, dan aku kalian panggil mama. karena calon menantuku yang cantik ini harus segera bersanding dengan Nathan" sambung ibu Nathan, Melinda.

Mendengar itu, Dziya tersipu. Pipinya memerah dan membuatnya memeluk sang kakak.

"Keputusan sudah diambil, tapi bagaimana dengan Nathan. Hey bro kau akan menjadi adikku" ucap Jay kepada Nathan.

"Tenang Jay, Nathan ini jomblo akut jadi kakek menjodohkan dengan adikmu" canda kakek Nathan yang membuat Nathan melirik sang Kakek.

"Hey kenapa kau diam saja bro?"Jay menghampiri Nathan di sudut.

"Haha aku tidak apa-apa bro, hanya terkejut saja. Dan ya kau akan jadi kakak ku" Nathan segera menguasai keadaan. Dia berusaha tertawa meski dalam hati dan pikirannya ada sebuah rahasia besar yang harus tetap disembunyikan.

---

Jay, Dziya dan keluarga Nathan mengadakan pesta kecil-kecilan di sebuah restoran Belanda di Jakarta untuk merayakan perjodohan ini. Di tengah perayaan, Nathan pergi diam-diam karena dia mendapatkan panggilan video dari seseorang nun jauh di sana. Begitu panggilan video di jawab senyum langsung terukir di wajah tampannya tawa yang senantiasa keluar dari mulutnya juga tutur kata yang lembut mengalir setiap ia berbicara berbeda dengan ekspresi saat bersama Dziya yang cenderung diam.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Aku sayang padamu" Nathan menutup panggilan tersebut. Dan alangkah terkejutnya ia saat melihat Jay ada di belakangnya dengan tatapan tajamnya.

NATHAN TJOE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang