HARRY DAN LISA

1.1K 83 44
                                    

Sejak kejadian dua hari yang lalu, Lisa tak keluar rumah sama sekali. Ia begitu shock saat kegiatannya dengan Nathan digrebek oleh Joy, ia benar-benar shock dan takut jika hubungannya dengan Nathan akan berakhir karena Joy sudah mengetahui hubungan mereka. Bagaimanapun ia tak ingin kehilangan Nathan, ia memang mencintainya namun hanya sedikit saja, selebihnya ia mencintai uangnya. Ah Nathan, begitu mudahnya kamu dibohongi.

Lisa saat ini sedang menemani Zayn menonton kartun, ia tak mempertanyakan lagi Nathan karena sudah jelas ia berada di rumah orangtuanya kan? Itulah yang ia duga. Saat sedang fokus menonton, suara ketukan pintu terdengar, Lisa menatap Zayn rupanya ia tertidur. Ia biarkan Zayn tertidur di sana dan Lisa bangkit hendak membukakan pintu.

"Siapa?" Ucap nya.

Seseorang yang ia lihat beberapa hari lalu yang membuat rahasianya dengan Nathan terbongkar, ia Harry.

"Hallo, nona Lisa." Sapanya dengan senyuman penuh arti

"Maaf, anda siapa?" Tanya Lisa dengan emosi yang ia tahan

"Ah iya, kita belum berkenalan. Perkenalkan saya Harry, sahabat masa lalu Nathan dan teman masa kuliah Dziya." Ucap Harry sembari mengulurkan tangannya.

"Ah begitu, silahkan anda pergi tuan. Karena saya tak peduli siapa anda." Ucap Lisa dengan nada mengusir, namun Harry tak bergeming.

"Kau yang menghancurkan kebahagiaan ku, kau yang membongkar rahasiaku, pergilah lelaki busuk!" Usir Lisa, tanpa menjawab uluran tangan Harry

"Hey, tunggu nona saya belum selesai memperkenalkan diri. Saya juga yang suka mengirimu pesan dengan video Nathan dan Dziya didalamnya." Ucapan Harry membuat Lisa tersentak, jadi dia adalah orang misterius yang suka mengirimkan pesan padanya.

"Jadi kau?" Tunjuk Lisa dengan penuh emosi

"Pergilah, tidak ada urusannya kau denganku" usir Lisa dan hendak menutup pintu.

"Tunggu! Aku mau menawarkan kerja sama" ucap Harry sembari menahan pintu agar tidak tertutup

"Aku tak perduli, sana pergilah" usir Lisa kembali dengan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menutup pintu

"Ini terkait Nathan dan hubunganmu kedepannya" ucapan terakhir Harry membuat Lisa terdiam.

Ia penasaran, apa yang lelaki ini tawarkan kepadanya dan ini tentang Nathan. Ia berdiri mematung, memikirkan perkataan Harry yang membuatnya semakin penasaran.

"Apa yang ingin kau tawarkan?" Tanya Lisa

Senyum di bibir Harry terbit, sepertinya perempuan di depannya ini mulai luluh akan perkataannya.

"Sudah aku bilang, aku menawari mu kerja sama." Jawab Harry

"Iya aku tahu, maksudnya kerjasama tentang apa?" Tanya Lisa geregetan

"Sudah aku bilang juga, ini tentang Nathan." Jawab Harry kembali

"Kerjasama apa?" Tanya Lisa penasaran

"Boleh kita berbicara di dalam? Ini sangat penting dan jangan sampai orang-orang melihat kita apalagi sampai Nathan mengetahui hal ini dari seseorang" Tanya Harry berharap Lisa mengizinkannya. Cukup lama Lisa berfikir sampai akhirnya ia membukakan pintu dengan lebar

"Masuklah" ucapnya

Harry dan Lisa masuk ke dalam rumah, Lisa menuju ke sofa untuk mengangkat Zayn yang tertidur dan memindahkannya ke kamar. Sedangkan Harry, ia sibuk menatap seisi rumah yang rapi dan banyak foto Nathan, Lisa dan Zayn didalamnya.

"Ckckck, Nathan...Nathan... Kau memang rakus, sudah memiliki istri dan anak namun menikah lagi dengan bidadari. Ahhh dasar lelaki buaya, hahaha" ucap Harry pelan.

Lisa sudah kembali dari kamarnya, ia kini duduk bersama Harry di sofa ruang tamu dengan membawa minuman dan beberapa camilan sebagai hidangan.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan tentang kerjasama ini?" Tanya Lisa to the poin

"Sabar nona, apakah aku tidak diizinkan untuk minum dahulu?" Canda Harry yang membuat Lisa berdecak kesal.

"Silahkan diminum, TUAN" Ucap Lisa dengan menekankan kata 'Tuan'

"Hahaha, terimakasih nona. Sabar jangan masam begitu mukanya, senyum lah nona" goda Harry sembari mencolek dagu Lisa

"Hey, beraninya kau!" Tunjuk Lisa pada muka Harry yang dibalas kekehan.

"Maaf-maaf nona, saya hanya bercanda" Harry meletakkan gelasnya, ia mulai menarik nafas dalam

"Jadi begini, aku ingin menawari mu kerjasama tentang Nathan dan Dziya" ucap Harry dengan serius

"Iya, aku tahu. Kau sudah berbicara itu beberapa kali, jadi jelaskan lah" ucap Lisa mulai kesal

"Ah, maaf. Jadi begini, kau menginginkan Nathan seutuhnya kan?" Tanya Harry yang dibalas anggukan kepala Lisa

"Nah, aku pun ingin memiliki Dziya. Jadi kita bekerjasama untuk memisahkan mereka dan membuat mereka tidak bisa bersatu lagi, dan nanti akan aku bantu untuk kau mendapatkan restu orang tua Nathan. Bagaimana?" Tanya Harry setelah penjelasan yang panjang

"Eumm boleh juga, bagaimana rencananya?" Tanya Lisa tertarik

"Yang jelas kita harus menghilangkan dulu alasan kuat Nathan untuk kembali pada Dziya." Ucap Harry

"Apa itu?" Tanya Lisa penasaran

"Kandungan Dziya" jawab Harry yang membuat Lisa terkejut

"Apa? Dziya mengandung? Bagaimana mungkin!" Ucap Lisa tak percaya

"Bisa saja! Mereka kan suami istri yang tinggal seatap pastinya bisa saja memiliki anak!" Jawab Harry

"Sialan! Dia berjanji padaku untuk tak menyentuh wanita pengganggu itu, nyatanya ia mengingkari hingga membuatnya hamil!" Lisa menggerutu

"Hahaha, itulah alasannya. Jadi agar Nathan tak kembali pada Dziya maka kita harus melenyapkan kandungannya dulu, dengan begitu kita bisa menjalankan rencana lain dan mendapatkan Dziya untukku dan Nathan untukmu" ucap Harry menjelaskan rencananya

"Melenyapkan kandungannya? Bagaimana caranya?" Tanya Lisa

"Gampang, kita bisa mencampurkan obat penggugur kandungan pada makanan atau minuman Dziya dan nanti kita letakkan obat itu di peralatan Nathan, apa saja. Nanti aku berpura-pura mencari tahu dalang penyebabnya dan nanti aku tuduh bahwa Nathan lah yang mencampurkan obat itu seolah-olah ia tak menginginkan anaknya, bagaimana rencana ku? Bagus kan?" Tanya Harry dengan percaya diri pada rencananya

"Oke, bagus juga ide mu. Tapi bagaimana realisasinya? Apakah mereka masih satu rumah?" Tanya Lisa yang membuat Harry terdiam

"Ah, aku lupa hal itu. Sebentar nanti aku tanyakan pada Jay dulu, jika nanti mereka tak satu rumah maka kita akan cari momen dimana mereka bersama, bagaimana?" Tanya Harry kembali

"Oke, aku setuju" ucap Lisa sembari mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Harry.

"Baik, senang bekerja sama denganmu" Harry menjabat uluran tangan Lisa

"Tapi tunggu! Bagaimana dengan caramu membantuku untuk mendapatkan restu orang tua Nathan?" Tanya Lisa setelah hening menyelimuti mereka

"Ah soal itu, kita gunakan anakmu" jawab Harry

"Zayn?" Beo Lisa

"Iya, siapa lagi. Nanti kita jadikan Zayn sebagai alasan untuk mereka menerima mu" jawab Harry, setelahnya ia menjelaskan rencananya selanjutnya

"Oke, setuju" ucap Lisa dan mereka kembali berjabat tangan.

NATHAN TJOE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang