LUKA (2)

1.4K 91 19
                                    

Rotterdam The Hague Airport.

"Jaga dirimu baik-baik, tunggu aku. Semoga pekerjaan mu lancar. Dan jangan bertemu dengan Harry." Pesan Nathan pada Dziya sebelum istrinya itu terbang ke Indonesia. Suaranya teredam oleh suara pesawat dan juga ia memakai masker.

"Pasti, aku akan menunggumu. Dan untuk yang terakhir, aku tidak berjanji. Jangan cemburu ya, dia hanya temanku, sekali lagi dia temanku" balas Dziya pada Nathan.

"Usahakan lah, ya" mohon Nathan dengan mata yang menggemaskan.

"Akan aku usahakan."

"Baiklah, aku harus terbang. Jaga dirimu, sampai jumpa di Indonesia" Dziya memeluk Nathan. Setelahnya ia masuk ke dalam pesawat dan terbang menunju Indonesia.

Dziya sudah terbang meninggalkan Belanda. Namun Nathan masih berdiri di bandara itu, menunggu 2 orang tercintanya.

Ia melambaikan tangannya pada sepasang ibu dan anak tersebut. Orang yang selama ini ia rahasiakan, orang yang tinggal jauh darinya. Kini mereka akan tinggal berdekatan.

"Akhirnya kau sampai dengan selamat, Babe." Nathan mengecup pucuk kepala Lisa.

"Ya. Dan aku senang akhirnya kita dapat hidup berdekatan lagi, Nath".

Nathan mengambil alih Zayn untuk digendongnya. Kini mereka berjalan meninggalkan bandara, menuju rumah baru Lisa di Amsterdam.

Setelah sekitar 1 jam mereka melakukan perjalanan darat, akhirnya mereka sampai di rumah baru mereka.

Setelah sekitar 1 jam mereka melakukan perjalanan darat, akhirnya mereka sampai di rumah baru mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana, apa kau suka? Beberapa hari ini aku sudah survey beberapa rumah di sini. Dan aku memilih ini untuk kalian tempati." Nathan menunjukkan sebuah rumah sederhana pada Lisa.

"Ya aku suka, aku suka suasananya. Dan aku harap, tidak hanya kami berdua yang tinggal di sini, melainkan kita bertiga". Balas Lisa sembari melirik pada Nathan.

"Ya, semoga saja bisa" Nathan tersenyum kemudian mengajak Zayn dan Lisa berkeliling rumah baru mereka.

---

Soekarno-Hatta International Airport

Dziya mendarat dengan selamat. Seseorang melambaikan tangan kepadanya. Ia Keyna.

"Dziyaaaaa!!! Sini!!!!" Teriak Keyna.

Dziya segera berlari pada sahabat yang sudah lama tak ia temui itu. Mereka kini saling berpelukan melepas rindu.

"Aku rindu padamu sahabatku hu..hu..hu..." Entah Keyna bersedih atau tertawa, ah dia memang susah ditebak.

"Aku pun rindu padamu, Key. Si sahabat paling cerewet, ceroboh, heboh, dan ngeselin" Dziya mencubit pipi sahabatnya itu.

"Tapi ngangenin kan?" Balas Keyna.

Mereka kini tertawa berdua. Dziya dan Keyna kini menuju apartemen Dziya. Sesampainya di apartemen, kini Dziya membaringkan tubuhnya di kasur.

NATHAN TJOE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang